Hanya sekilas punggung Jose berlalu melalui pintu, kemudian dia benar-benar pergi, lalu pintu tertutup rapat. Kini, hanya aku dan bayangan semu di kekosangan, beserta lamunanku yang tak kunjung lepas.
Bahkan petang telah tenggelam di kala kesunyian, aku melangkah, melihat situasi dari ujung kaca jendela lebar ini. Bohlam lampu taman menyala di antara halaman bawah sana, tapi aku tidak bisa langsung memandangnya.
Hanya temaram malam tak tersisa warna jingga telah tertelan bumi.
"Gue ngerasa jadi tuan putri," gumamku dalam kesendirian.
Lantas, apa aku harus berterima kasih pada Jose? Atau aku harus merayakan kebebasan sebulan ini seorang diri. Tampaknya, aku masih saja berdiri termangu, di antara nuansa kelam lampu temaram.
"Dia udah pergi aja, dan gue masih di sini."
Kepalaku meruntuh, sedikit memiringkan pandangan mengarah anak tangga, di mana pembatas ruang santai ini dengan dinding, lalu disambung dengan besi anak tangga.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com