Tidak terasa pun aku sudah berada di tempat lain.
Dua jam telah berlalu, dan kini aku dan Baron sudah tiba di Bali.
Baru saja pesawat landing di bandara, Baron segera mengenggam tanganku supaya tidak menghindarinya. Sepertinya dia tahu jika aku akan menghilang secara tiba-tiba darinya.
"Jangan coba lepasin tangan gue, kalau nggak karier lo bakal ancur." Baron setengah berbisik padaku.
Kata-kata Baron membuatku semakin takut padanya, bisa-bisanya Baron mengatakan seperti itu. Sekarang aku menjadi gelagapan sendiri dibuatnya.
Aku hanya mengangguk dengan pasrah, genggaman Baron di tanganku begitu kuat, sampai membuatku meringis kesakitan sendiri.
"Ba Baron, bisa nggak lo megang tangan gue pelan-pelan?" Dengan setengah berbisik padanya.
Aku tak mau buat kesalahan dengan berlaku seenaknya dan gegabah. Itu hanya akan membuat masalah baru untukku, bisa-bisa Baron akan melakukan hal yang lebih menyakitkan lagi daripada ini.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com