Masih dalam keadaan bingung. Aku dan Oslan masih bersama dengan tatapan lurus. Seringkali aku begini ketika memikirkan sesuatu yang penting. Dan kali ini, aku mengatakan tentang kegelapan.
Anehnya, aku tidak ingat di mana dan kapan itu terjadi. Oslan malah jadi kebingungan, seluruh pandangan matanya miring tidak berjengit.
"Kegelapan?" Oslan mengerutkan keningnya secara miring.
Sungguh. Perkataanku sama sekali membuat orang lain bingung.
"Ah, udahlah. Lagian lo udah lama nggak nongol. Banyak kejadian yang bikin gue jadi heboh. Termasuk pikiran gue." Aku melambaikan tanganku secara perlahan.
Kepalaku yang masih dibalut dengan perban, tampaknya tidak akan baik-baik saja jika terlalu banyak bicara dan bercanda. Oslan memintaku untuk tidak menggerakkan tangan lebih tinggi.
"Ops, Cha. Sebaiknya lo jangan banyak gerak sama bicara. Perban lo aja masih nempel di kepala."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com