webnovel

SHEILA : Skate Love

Memberanikan diri dan merelakan hatinya jatuh kepada wanita yang acuh, dingin dan bermental baja? Ya. Itulah yang dilakukan seorang lelaki yang tidak pernah tahu bagaimana rasanya menjomblo. Ilham Satyanara. Lelaki tampan yang dikagumi oleh banyak kaum hawa, namun tidak pernah membuatnya menjadi seorang playboy atau bahkan mempermainkan hati wanita. Baginya, satu wanita saja cukup. Dan hanya satu yang harus ia bahagiakan. Bagi Ilham, dengan mudah mendapat dan mengambil alih hati wanita. "Nggak ada satu pun cewek yang mampu menolak pesona seorang Ilham" Kata-kata mutiara yang selalu ia lontarkan untuk membanggakan dirinya sendiri. Namun, memang benar adanya. Sayangnya, kata-kata mutiara tidak berguna dan tidak terpakai sama sekali ketika ia bertemu dengan seorang wanita yang dua tahun lebih tua di atasnya. Sheila Aksadana Setyaningrum. Gadis tomboy yang memiliki kharisma terpendam, namun enggan untuk membalas cinta Ilham. Sheila adalah seorang gadis yang memiliki hobi bermain skateboard. Ia senang hidup di atas panasnya aspal dan berbaur dengan para lawan jenis yang satu hobi. "Terus, kalo lo ganteng, bakal bikin gue cinta gitu sama lo? MIMPI!" Tapi tidak ada kata menyerah dalam kamus Ilham. Ia terus saja berusaha mencari cara untuk bisa mengambil hati Sheila. Sampai ia rela berlatih skate, hanya untuk menyeimbangi hobi Sheila yang sebenarnya sulit ia lakukan. (Halo.. Ini adalah karya keduaku. Semoga kalian suka, yaa! Jangan lupa review dan tinggalkan komen kalian!.) Cover by : @JieunDesign

Fenichaan · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
321 Chs

Sabar, Sayang

"Neng lagi masak apa? Mau Mbak bantu?"

Sheila yang tengah mencuci sayur hanya menoleh sekilas dan tersenyum.

"Nggak usah, Mbak. Aku cuma lagi masak makan malam buat Ilham"

"Nggak apa-apa. Biar Mbak yang potongin cabe sama bawangnya"

Mbak Ana kemudian berinisiatif untuk mengambil bawang merah, bawang daun dan beberapa cabai hijau.

Selain sayur, Sheila juga akan membuat telur dadar yang penuh di taburi oleh bawang-bawangan.

"Neng, kalau boleh Mbak tau, kalian kapan menikah?"

"Maksud Mbak Ana, aku sama Ilham?"

Mbak Ana mengangguk. "Kalian berdua padahal udah cocok banget. Terus juga udah tinggal serumah, walaupun nggak tidur bareng"

Sheila sedikit terkekeh. Beraeti selama ini mbak Ana cukup memperhatikan interaksi mereka berdua.

"Aku nggak tau, Mbak. Itu kan gimana Ilham. Yang jelas, aku nggak akan maksa dia atau sampe mendesak. Dia juga baru mulai kerja, dan bu Ajeng juga masih harus di biayai"

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com