Sheila dan Ilham sama-sama menghela napas setelah mendapat kabar dari Aksa kalau Irona pergi meninggalkan rumah.
Gadis itu merasa khawatir dan cemas. Apalagi melihat Aksa yang menangis begitu pilu.
"Gimana, Ham? Kita bisa bantu apa?"
"Besok kita cari Irona ke rumah lama nya. Siapa tau dia balik ke sana"
Sheila mengangguk pelan. "Ya udah kamu balik ke kamar kamu gih"
"Kamu langsung istirahat, jangan main ponsel lagi."
Setelah melihat Sheila menganggukan kepala, Ilham keluar dan menutup pintu kamar itu.
Sejujurnya, Ilham merasa tidak enak karena selalu tidur di tempat Sheila. Tapi ia sangat mengkhawatirkan keselamatan gadis itu.
Dan cara satu-satunya adalah, Ilham harus segera menikahi Sheila.
Lelaki itu masuk ke dalam kamarnya yang bersebelahan dengan kamar Sheila. Sebagai lelaki, ia benar-benar diberi tanggung jawab yang begitu berat.
Mungkin Sheila tidak akan meminta pesta pernikahan yang mewah, namun bagaimana dengan kedua orang tuanya?
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com