Pintu terbuka, 3 orang perempuan itu menyaksikan, dua orang pria berpelukan sambil menangis mengharukan.
Robin Padang, pria kuat itu. Menunjukan sisi lemahnya sebagai seorang pria.
Pada dasarnya dia adalah seorang laki-laki biasa. Seorang ayah yang mencintai anaknya. Seorang pria yang kesepian kehilangan cinta sejatinya.
Akma menghapus air matanya, dia tidak tahu riwayat siapa yang lebih perih, riwayat kakeknya, Firman atau dirinya.
Tetapi dia menyadari, tidak ada kepedihan yang begitu dalam seperti yang dialami Robin Padang. Pria hebat itu tidak pantas dikhianati.
Akma mengepalkan tangannya, terdekat menyingkirkan Astrid dari kehidupan Rubin Padang.
"Spertinya kita tidak boleh menangisi pertemuan ini... Bagaimana kalau kita bersyukur!" Kata bu Ningsih. Wanita itu tersenyum di antara air matanya. Dibalik semua cerita pilu ayah dan anak itu, membuka kebahagiaan bagi cucu-cucunya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com