Joni Wijaya kembali ke Singapura setelah mengetahui Mentari Wijaya berusaha mengakhiri nyawanya. Usaha bunuh Mentari Wijaya dapat di cegah, nyawanya bisa diselamatkan.
"Kak Joni...kakak!" Mentari Wijaya menangis dipelukan Joni Wijaya.
"Kakak...aku ingin bertemu ibu hiks hiks!"
Joni Wijaya tak menyahut.
Lehernya kaku. Hatinya sakit melihat kondisi Mentari, dia kehilangan bobot tubuhnya, yang tersisa hanyalah tubuh kurus dengan tangan di perban. Matanya cekung, kurang tidur.
Keadaan Mentari sungguh menyedihkan. Hampir saja Joni Wijaya meneteskan air mata, kalau tidak mendengar omongan adikny,
"Kak...hiks...aku mau pulang...aku benci di sini, mereka aneh... aku bisa gila kelamaan disini!" Joni Wijaya mengangkat kelopak matanya hampir tertawa. Mentari menganggap orang lain aneh, dan tidak merasa gila. Tentu saja. Mana ada orang gila merasa gila. Orang lain lah yang gila. Justru orang yang mengaku gila sesungguhnya tidak gila.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com