Patah hati; Ya, akhirnya sesuatu yang kau benar-benar takutkan terjadi. Dia hilang secara tiba-tiba, entah kemana. Yang mungkin saja sedang menemui takdirnya yang lain, atau sedang bermain di hati yang lain.
Kau tak punya petunjuk apa-apa selain dua pertanyaan ini :
"Haruskah menunggunya kembali? "
Atau
"Mencoba merelakannya lalu menata ulang dari awal lagi?"
Rasanya berat sekali. karena memilih jalan manapun tetap tak mengubah kenyataan bahwa hingga kini kau masih mencintai sosoknya. Bagaikan pedang bermata dua, maju atau mundur adalah pilihan gila yang sama-sama membawamu pada sebuah penderitaan yang tak berujung.
Apa kata "𝚖𝚊𝚜𝚒𝚑 𝚜𝚊𝚢𝚊𝚗𝚐" cukup membuatmu mempertaruhkan segalanya?
Apakah kata "𝚝𝚎𝚛𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚜𝚊𝚔𝚒𝚝" Tidak begitu menoreh memar sehingga bertahan adalah pilihan utama?
Kau bahkan ragu atas pilihan yang melintas dikepalamu. Ku tahu inginmu tak memilih keduanya, hanya berharap barang kali dia akan pulang dari pamitnya yang kau anggap sementara. Lalu semuanya dapat kembali dimana hubungannya bersamamu tetap baik-baik saja.
Tapi sayangnya, kehendak nihil akan realita.
Kau di pora-porandakan semesta.
Yang dengan sengaja mematahkan hatimu
Dalam tanda kutip khusus:
"Ini porsi ikhlasmu, belajarlah.
Sudikah kau bangkit lalu kembali bahagia?"
Kau sudah punya jawabannya?...
syahrul.