webnovel

Series Wedding #2 [CEO SCANDAL'S : Married With Benefit]

Series Wedding #2 [CEO Scandal's : Married with Benefit] Banyak hal hal yang tak terduga dalam cerita ini, menggabungkan berbagai macam genre seperti romance, comedy, action, drama dan masih banyak lagi. Tak cukup membaca satu bab saja, kalian akan dibawa pada bab bab selanjutnya dan terhanyut dalam kisa ini. SERIES WEDDING ini merupakan buku kedua setelah kisah orangtua Kalan dalam judul Not a Classic Wedding. Jadi kalau penasaran sama kisah mereka, langsung baca saja bukunya... See you, semoga kalian semua terhibur dengan cerita saya ini... ___________________________________________ Series Wedding #1 [Not a Classic Wedding] Kalvian dan Kalebriena melakukan perjodohan tanpa drama, kontrak, atau syarat apapun. Menurut mereka, menolak perjodohan hanya akan membuang waktu mereka. Pernikahan tetap terjadi, mereka tinggal menjalaninya. Namun, siapa yang menyangka bahwa mereka telah mengenal jauh sebelum perjodohan ini berlangsung. Bukan hanya mereka berdua, tapi juga melibatkan sepasang hati yang lain. Tapi hal itu hanya masalalu mereka, individualis seperti briena dan vian tidak akan pernah membiarkan masa lalu merusak masa depan mereka. Sekalipun harus menyakiti hati oranglain, bahkan juga hati mereka sendiri. Tidak perlu ada drama yang memuakkan. This is not a classic wedding

seinseinaa · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
198 Chs

11. si Dingin Perusak Suasana

Bride Stroy of Wedding, No. 45, Jln. Rajawati, Jakarta.

Kalan memarkirkan mobilnya di sebuah bride store pernikahan. Pria itu turun dari mobil bersama dengan calon istrinya. Elektra menggandeng lengan Kalan saat mereka memasuki bride store tersebut. Seorang pelayan menyambut kedatangan mereka.

"Selamat datang, ada yang bisa dibantu?" tanya petugas itu dengan senyum ramahnya.

"Kami sudah membuat janji dengan Davino," ujar Kalan menyebutkan salah satu perancang cincin terkenal di Jakarta.

"Baiklah. Silahkan ikuti saya." Pelayan itu kembali tersenyum, lalu berjalan terlebih dahulu menuju sebuah lorong panjang dengan kedua sisi dinding yang terbuat dari kaca.

Kalan dan juga Elektra mengikuti dalam diam di belakang pelayan tersebut. Elektra tersenyum bahagia saat melihat beberapa gaun pernikahan terpajang pada manekin di beberapa ruangan. Ia membayangkan menggunakan salah satu dari gaun tersebut di hadapan Kalan.

"Nah, silahkan masuk ke dalam. Pak Davino sudah menunggu kedatangan kalian." Pelayan dengan nametag bernama Indah P. itu berhenti di depan pintu kayu berwarna coklat. Membuka pintunya setelah mengetuk, lalu mempersilahkan Lintang dan juga Kalan untuk masuk ke dalam.

"Terimakasih," ujar Elektra sebelum masuk ke dalam ruangan bersama dengan Kalan.

"Oh, hai! Pasangan favoriteku!" seru sebuah suaramelengking menyambut kedatangan mereka.

Elektra tersenyum lebar ke arah pria botak yang mengenakan syal di lehernya itu. Sedangkan Kalan hanya tersenyum tipis. Mereka menghampiri pria yang akan mendesain cincin pernikahan mereka nanti.

"Ck, aku membayangkan kapan seorang Kalan akan tersenyum lebar pada oranglain?" celoteh Davino mencibir Kalan.

"Well, bayangkan saja terus. Yang jelas aku tidak akan melakukannya di hadapanmu," balas Kalan tak acuh.

Davino melengos ke samping. "Yak! Apa kau tahan hidup berdua selamanya dengan pria kaku ini? Aku yakin kau akan mati bosan!" ceriwisnya ke arah Elektra.

Elektra tersenyum geli mendengar celotehan Davino barusan. "Kau adalah orang ke 999 yang mengatakan hal tersebut," kekehnya kemudian.

"Dan kau masih mempertahankan pria ini." Davino melirik Kalan sinis. "Lebih baik kau cari saja pria lain, aku bisa menjodohkanmu dengan teman teman priaku," ceriwisnya layaknya makcomblang kontak jodoh.

"Aku tidak yakin kalau ELektra menyukai pria yang lebih suka batangan daripada lubang kehikmatan." Kalan tersenyum sinis.

"Apa kau bilang?" Davino tentu saja tersinggung dengan ucapan Kalan barusan. Walaupun kenyatannya ia memang gay, tapi tetap saja tidak sopan menilai teman temannya seperti itu.

"Dan satu lagi... apa kau selalu membuat pasangan yang datang padamu memikirkan kembali tentang pernikahannya? Kau ingin mereka tidak jadi menikah? Apa hobimu selain mendesain cincin adalah mensabotase hubungan mereka yang mau menikah?" celoteh Kalan masih sepedas yang tadi.

"A-apa? Mensabotase! Yak! Kau!" Davino memegang belakang lehernya yang mendidih karena ucapan sinis Kalan.

Kalan masih mempertahankan ekspresi datarnya.

"Haish, sudahlah! Kenapa setiap kita bertemu, kalian selalu bertengkar?" Pada akhirnya Elektra yang akan menjadi penengah jika mereka bertengkar. "Lan, ucapanmu sedikit keterlaluan. Meskipun Davino itu gay, bukan berarti teman temannya juga gay." Elektra menegur ucapan Kalan

Kalan tak mengacuhkan ucapan Elektra, pria itu justru mengecek ponselnya yang berdering tanda ada panggilan masuk. "Aku angkat telfon dulu." Pria itu berlalu pergi begitu saja.

*****

Jangan lupa guys! Komen dan juga kasih review yaa..

Jangan lupa mampir ke cerita saya yang lainnya.

1. Not a CLassic Wedding

2. Jodoh [Aku yang Memilihmu], Partner In Crime [Sequel Jodoh [Aku yang Memilihmu]]

3. Black Tears

4. Selingkuhan

5. Merakit Perasaan

6. Cinderella Scandal's : I'am CEO, Bitch!

7. CEO Scandal's : Married with Benefit

Dukung terus anak anak saya yaa....

Saya juga mengucapkan terimakasih kepada semuanya yang sudah mengikuti cerita ini sampai sejauh ini. Nunggu upnya luama banget, jangan lupa tab love terus komen ya guys. Biar anak saya rankingnya semakin naik. Saya jadi tambah semangat buat nulis kalau rangkingnya naik. wkwkwkwk

PYE! PYE!

Note : Saya akan lebih sering up lagi lho, stay tune....