Suara sorak sorai penonton semakin lama semakin hilang. Mereka sangat puas dengan pertunjukkan malam ini. Begitu juga dengan owner pemilik tempat ini. Ia seorang perempuan paruh baya dengan dandanan yang nyentrik dan selalu berisik. Ia bernama Nyonya Suk Jung. Perempuan yang tergila-gila dengan seni dan juga uang.
Nyonya Suk Jung selalu puas dengan pertunjukan anak buahnya. Club ini memiliki jadwal perhari yang berbeda-beda. Seperti setiap hari rabu ini ia akan menampilkan sexy dancer. Ia memiliki penari-penari perempuan yang cantik-cantik dan pandai menari.
Group yang tampil hari ini salah satunya adalah Kang Seul Gi. Walaupun ia masih SMA tapi bakatnya diakui oleh Nyonya Suk Jung. Maka dari itu ia menjadi andalan di club ini. Banyak yang tergila-gila oleh Seul Gi dan ingin kenal dengan perempuan ini namun Nyonya Suk Jung bukan bos yang menjual anak buahnya. Jadi Seul Gi tidak khawatir akan hal itu.
Seul Gi menghapus make upnya dan bersiap-siap untuk pulang. Sebelum itu ia mengambil bayarnya di bagian keuangan seperti biasa.
Waktu sudah menunjukkan tengah malam saat ia keluar dari club. Ia pun pulang dengan menyetir motornya. Ia harus tidur karena besok pagi akan sekolah seperti biasa.
❤❤❤
Seul Gi telat sampai sekolah. Memang sudah langganan baginya setiap hari kamis akan datang telat. Ia berlari agar tidak ketahuan wali kelasnya kalau ia telat lagi.
Untung saja ia masuk tepat sebelum wali kelasnya datang untuk greeting sebelum pelajaran-pelajaran dimulai. Walaupun guru-guru disini cuek namun tidak dengan Ibu Yoona. Ia wali kelas yang sangat detail dan juga bawel menurut Seul Gi.
Seul Gi duduk namun saat ia menoleh, ia melihat anak baru itu yang sedang melihat keluar jendela. Seul Gi tertegun mengingat semalam ia melihat wajah itu. Pas sekali Jimin menatapnya dan mereka beradu pandang untuk kedua kalinya. Seul Gi melihat Jimin menggeser kepalanya dan menatap Seul Gi lebih dalam. Seul Gi buru-buru menoleh dan melihat ke arah Bu Yoona.
"selamat pagi semuanya", sapa Bu Yoona disambut sapaan yang sama oleh murid-murid namun dengan nada tidak antusias.
"oh ya karena kemarin ibu tidak masuk, ibu belum berkenalan dengan anak baru. Bisakah kau kesini dan memperkenalkan dirimu sekali lagi?", pinta Bu Yoona menatap Park Ji Min dan sedikit terkejut dengan warna rambut anak lelaki itu yang sekarang berdiri didepan kelas memperkenalkan diri.
Seul Gi tidak menatap ke arah Jimin, ia sibuk dengan hal tidak penting. Ia benar-benar ingat semalam mereka berdua bertemu di club dan Jimin menatapnya dengan tatapan seperti kebanyakan. Tapi itu bukan hal yang baik karena mereka satu kelas.
Kalau pekerjaan Seul Gi sampai bocor, ia akan kena masalah yang berat.
Jimin selesai dengan perkenalan diri yang singkat dan ia kembali menuju kursinya. Ia berhenti sejenak didekat meja seorang anak perempuan yang berambut panjang dan ombak berantakan. Ia ingin melihat perempuan itu namun perempuan itu menghindar.
"Ji Min, apa ada masalah?", tanya Bu Yoona karena Jimin berdiri dengan aneh didekat Seul Gi.
Ia menggeleng dan kembali ke tempat duduknya. Ternyata perasaannya benar bahwa mereka pernah bertemu. Mereka satu kelas. Jimin ingat bagaimana tarian itu dan dimana tarian itu berada. Ia merasa terkejut bahwa perempuan berantakan itu ternyata memiliki pekerjaan yang sangat jauh dari perkiraan. Tapi Jimin akui tarian perempuan itu memang berbeda.
Mungkin ini kesempatan yang baik untuk Jimin memiliki seorang partner disekolah ini.
Bell istirahat pun berbunyi. Semua anak-anak keluar dengan antusias. Tidak dengan Jimin. Ingin rasanya ia pulang kerumah.
Nam Joon duduk dikursi didepan Seul Gi.
"annyeong Seul Gi. kau cantik hari ini", ujar Nam Joon yang sekarang menakai sweater aneh berwarna hijau.
Seul Gi hanya menatapnya sekilas. Ia benci ketika Nam Joon mendekatinya. Lelaki tinggi itu sangat tidak menyenangkan. Kerjaannya mengganggu teman-teman sekelas ataupun adik kelas. Dan bodohnya para senior takut padanya. Sudah dari kelas sepuluh Nam Joon berusaha mendekati Seul Gi. Tidak peduli dengan gosip disekolah tentang Seul Gi.
"apa yang mau kau makan hari ini?", tanya Nam Joon, "aku akan bawakan untukmu".
"tidak, terima kasih", tolak Seul Gi.
"atau kau mau minum?".
Seul Gi menggeleng.
"cemilan?".
Jimin tidak sengaja terkekeh. Ia sedari tadi menyaksikan Nam Joon dan Seul Gi. Nam Joon mendengar.
"hei anak baru. Ada masalah apa denganmu?", teriak Nam Joon.
Seul Gi mendesah, lagi-lagi lelaki ini berulah. Seul Gi menoleh melihat ke arah Jimin dan menatap Jimin agar ia tidak membalas.
"apa maksudmu?", jawab Jimin.
Seul Gi menghembuskan nafas ternyata anak baru itu tidak mengerti tatapannya dan tidak tahu temperamen Nam Joon yang buruk.
Nam Joon berdiri dengan kasar menatap Jimin, "apa kau meledekku? kau fikir kau siapa? hanya anak baru yang tidak tahu apa-apa".
Jimin berdiri sembari mendorong kursinya hingga jatuh, Nam Joon sedikit terkejut. Ia pergi meninggalkan kelas. Semuanya terkejut melihat sikap Jimin.
"hahaha dia fikir dia siapa", gumam Nam Joon kesal.
"Nam Joon kau sangat berisik", Seul Gi pergi juga meninggalkannya. Ia harus berbicara dengan Jimin.
Saat Seul Gi keluar kelas, Jimin ternyata berdiri disana seperti menunggunya. Ia tersenyum. Seul Gi mengangguk.
"bukannya kau menyusulku?", tanya Jimin saat Seul Gi berlalu.
Seul Gi berdecak, lelaki itu tau, ia berbalik.
"kau mau kekantin denganku?", ajak Jimin sebelum Seul Gi sempat berbicara dan ia pun mengangguk.
Baru dua hari Park Ji Min sekolah, ia sudah famous dikalangan murid perempuan karena penampilannya. Sehingga sekarang banyak yang menatap Seul Gi dengan sinis karena berjalan bersama Jimin ke kantin.
Seul Gi merasa gugup, ia merasa tertangkap basah karena kejadian semalam. Walaupun namanya memang tidak bersih disekolah ini namun tidak pernah ada yang melihatnya perform dengan langsung karena mereka belum ada yang bisa masuk club. Tapi mengapa Jimin bisa masuk dan menonton perfomancenya semalam.
Jimin memberikan satu kotak susu strawberry. Kebetulan Seul Gi sangat suka susu ini. Ia menusukkan sedotannya dan meminumnya. Jimin minum soda
"tunggu", Seul Gi menghentikan sebelum Jimin menenggak sodanya.
"kenapa?".
"Apa kau sudah makan? Soda tidak baik diminum sebelum makan", tutur Seul Gi khawatir.
Jimin menaruk kalengnya lagi, "baiklah", ia tidak jadi minum.
Lagi-lagi suasana menjadi canggung. Jimin hanya menatapnya dengan tangan dilipat.
"hmmm bagaimana ya aku memulainya", kata Seul Gi.
"penampilanmu sangat keren semalam".
"hey ssshhhhh", Seul Gi panik saat Jimin dengan enteng memujinya.
"ada apa? apa ini rahasia?".
Seul Gi mengangguk, "Iya. dan kuharap kau bisa merahasiakannya".
Jimin sudah menduganya, "untuk apa? kalau memang ada yang tanya, aku harus jujur bukan?".
"ha? apa maksudmu?", tanya Seul Gi bingung mengapa Jimin bersikap seperti itu.
"kalau kau mau jadi pasanganku, aku akan merahasiakan itu".
Seul Gi terkejut mendengar kata 'pasangan'. Ia tidak tahu apa yang ada difikiran anak baru ini. Mereka baru saja kenal, bahkan baru saja mengobrol dan Jimin sudah mengajaknya berpacaran? benar-benar tidak masuk diakal.
❤❤❤