Hargailah seseorang yang selalu ada untukmu, jika suatu saat nanti dia pergi untuk meninggalkan mu selamanya, maka hanya penyesalan yang kamu tuai
-Riska Iriyanti-
###
Semenjak makan siang di cafe depan, kini devan kembali dengan raut yang masih kesal saat mengingat betapa menyebalkan sekali perempuan tersebut pikir devan.
Apakah devan tidak sadar, dengan dia seperti ini bayangan senja selalu hadir mengisi pikirannya. Karyawan nya yang melihat sikap bos mereka terheran-heran, ada apa gerangan yang sudah terjadi dengan bos kulkas mereka sampai menampilkan wajah tertekuk kesal.
Jelas siapa yang tidak bingung melihat ekspresi yang berebda terhadap devan, pertama kalinya mereka semua melihat perubahan wajah devan, iyalah wong biasanya wajah yang selalu terpatri hanya datar kek papan.
"Kalian ngapain ngeliatin saya kayak gitu??" Omel devan, saat ini dia berhenti di lobby kantor karena melihat semua tatapan bingung dari karyawan nya.
Mereka yang mendengar perkataan devan hanya menundukkan wajah nya dan menjauh dari sana, devan yang melihat kelakuan mereka hanya mendengus kasar, dia merasa mood nya kali ini sangat buruk setelah kejadian di cafe tadi.
Rasa-rasanya dia ingin memakan orang, sungguh devan sangat kesal sekali, padahal kalau di pikir-pikir devan saja yang suka membesarkan masalah.
Lantas dia melanjutkan langkah kakinya untuk segera sampai keruangan nya, sesaat telah sampai, robby di sana sudah menunggu devan, dan saat sekretarisnya ingin mengatakan sesuatu devan lantas menghentikan robby agar tidak berbicara dulu saat ini.
Jadilah robby kembali mengatupkan mulutnya yang sudah siap mengeluarkan kata-kata dan hanya bisa mengangguk pasrah, poor robby.
Padahal robby hanya ingin menyampaikan bahwa ibu dari sang bos tersebut datang untuk menemui putra satu-satunya ini.
"Untung bos gue, kalo bukan, heh pengen banget gue pites tu kepala" omel robby setelah melihat devan masuk ke dalam ruangan nya.
Ceklek
Bunyi pintu yang di putar oleh devan membuat atensi seseorang beralih kepada devan.
Dengan senyum yang mengembang menyambut sang putra tampan nya ini. Tetapi devan belum sadar bahwa ada sang ibu di hadapan nya, karena tatapannya fokus ke handphone yang dia pegang saat ini untuk membalas pesan grup dari para sahabata nya yang ingin mengajak nongkrong.
"Hai anak mama yang ganteng, sibuk amat sama hape" ucap mama nya untuk membuat sang anak sadar bahwa ada kehadiran sosok lain.
Devan yang mendengar suara yang sangat familiar di telinga nya lantas mendongak kan kepala nya, terkejut karena kehadiran sang ibu.
"Loh, mama kok kesini gak ngabarin devan dulu" tanya devan setelah menyalimi mama nya tersebut, sang ibu hanya membalas senyum devan.
"Iyaa mama sengaja gak bilang sama kamu, biar kejutan" mama nya menampilkan cengiran lucu dan di devan terkekeh melihat tingkah lucu mama nya ini, pantas ayahnya tergila-gila dengan mama nya ini, selain cantik mama nya ini juga sangat menggemaskan sekali.
"Kan mama bisa kabarin devan biar devan suruh robby yang jemput mama" ucap devan menggiring mama nya untuk kembali duduk di sofa yang ada di dalam ruangan nya, inget kan sofa yang di rebutkan oleh sahabat gila nya.
"Mama kesini naik apa?? Diantar supir atau naik taksi online??' tanya devan lagi.
"Mama naik taksi online, habis mama kesepian devan di rumah sendirian, papa kamu kerja, kamu juga kerja, mana gak tinggal di rumah lagi" mama nya kali ini menampilkan wajah cemberut dan itu sangat menggemaskan di mata devan.
Devan yang mendengar ucapan mama nya saat ini paham dan mengerti, sebentar lagi pasti akan keluar kalimat keramat seorang emak-emak yang ingin anak nya segera menikah, liat saja nanti.
Dalam hitungan ketiga, siap-siap lah kalian mendengar kata-kata tersebut wahai para jomblo.
1....2.....3
"kapan kamu menikah??"
Tuhkan apa devan bilang, perkataan mama nya tidak jauh-jauh dari kata keramat bagi devan.
Devan yang mendengar ucapan mama nya hanya bisa menampilkan wajah masam nya.
Sudah ribuan kali sepertinya kata-kata itu keluar dari bibir manis ibunya, apakah beliau tidak lelah? Devan sendiri yang mendengar sudah lelah sekali.
"Mama gak cape?" tanya devan kali ini, sang ibu yang bingung mengeryitkan dahinya menatap devan, cape apa maksud dari anak nya ini.
"Cape kenapa? Mama baik-baik aja, gak cape kok" ucap mama nya dengan wajah bingun dan polosnya itu.
Sebelum menjawab, devan menarik napas panjang nya sebelum mengeluarkan alasan apalagi untuk ibunya yang sangat ngebet untuk melihat dia menikah.
"Mama gak cape nanya perihal nikah terus sama devan" tanya devan kali ini menatap lembut mama nya, devan sangat berharap kali ini mama nya sedikit bersabar, bukan devan tidak ingin menikah, sungguh devan ingin tapi bukan di cecar untuk cepat-cepat menikah.
Karena pernikahan tidak segampang saat ijab kabul dan ucapan 'SAH' dari orang-orang habis itu selesai.
Jawabannya tidak, tidak semudah itu, banyak pertimbangan yang harus di lalui, belum lagi semua beban dan tanggung jawab devan bertambah, dia harus mempertanggung jawabkan semua tugas yang dilimpahkan ke dia kelak saat menikah.
"Mama gak bakalan capek untuk neror kamu buat kamu nikah nak, mama pengen kamu juga ada yang ngurus, gak sendirian lagi, mama tau kamu capek, apalagi kalau bolak-balik dari rumah kamu ke rumah mama. Mama juga mau gendong cucu, semua teman-teman arisan mama kalau lagi ngumpul bahas menantu mereka lah bahas cucu mereka lah" ucap mama nya panjang lebar.
Devan paham kekhawatiran mama nya ini, sangat paham dan devan mengerti itu. Sang ibu hanya tidak ingin kesepian dan mengurus semua hal sendirian terlebih dia tidak tinggal serumah dengan orang tuanya.
"Ma dengerin devan baik-baik yaa, devan mohon sama mama, kali ini dengerin penjelasan devan" ucap devan memelas agar mama nya paham maksud devan kali ini.
"Devan bukannya gak mau menikah, jujur devan juga ingin mempunyai istri, ingin mempunyai pendamping hidup, biar kalo devan cape devan punya rumah buat pulang, biar devan bisa manja-manja sama istri devan nanti" ucap devan sambil menarik napas pelan dan tersenyum memandang mama nya.
"Tapi mama harus paham maksud devan, devan memilih tidak buru-buru karena devan ingin benar-benar ingin mendapatkan sosok perempuan yang bisa menerima kekurangan dan kelebihan devan dengan tulus pun apa adanya ma, devan gak mau salah langkah dengan cepat-cepat menikah, sedang devan tidak merasa cocok dengan dia" sambung nya lagi, dan devan berharap setelah devan mengatakan ini, mama nya berhenti meneror dirinya untuk segera menikah.
"Devan bisa pastikan, devan bakal menikah ma, mama tungguin aja kabar bahagia dari devan nanti, dan untuk urusan teman-teman mama yang bangga memamerkan menantu dan juga cucu-cucnya, suatu saat mama juga akan bangga mengenalkan istri devan ke hadapan mereka, tapi bukan sekarang mah, dan satu hal yang devan minta sama mama"
devan menjeda ucapannya dan tersenyum ke arah wanita yang saat ini juga sedang tersenyum ke arah anak kebanggan nya, sungguh ibunya ini adalah orang yang sangat devan cintai sampai akhir hidupnya.
"Devan minta mama tolong bersabar ya mah, sampai dimana nanti Allah akan kasih devan perempuan yang bisa menerima semua sifat devan, mama tinggal duduk manis di rumah, dan devan pastikan perempuan itu akan devan bawa ke hadapan mama, dan dengan tegas devan akan memperkenalkan ke mama juga papa, bahwa dia sosok perempuan yang devan pilih untuk menjadi sahabat hidup devan sampai mata devan gak bisa terbuka lagi untuk selamanya mah. Devan Cuma butuh doa dari mama dan juga papah, biar devan segera menemukan jodoh devan" tandas devan dengan kata-kata lembutnya.
Devan saat ini hanya memberi ibunya pengertian, bukan berusaha menolak untuk menikah.
Andin yang mendengar tutur kata penuh ketulusan dari sang putra langsung memeluknya penuh kebanggan. Ya siapa yang tidak bangga dengan devan.
Devan persis seperti suaminya, lemah lembut dan juga sopan. Bahkan dia juga diberikan wajah yang tampan serta otak yang cerdas, jadi tidak heran di saat umurnya sekarang dia sudah sukses dengan kerja payah nya sendiri.
Akan tetapi, devan juga persis seperti ayahnya, yang tidak suka apabila mengusik apa yang sudah menjadi miliknya dan dia tidak segan-segan turun tangan apabila ada orang yang menganggu keluarga nya.
Tapi satu perbbedaan antara ayah dan anak itu, kalau sang ayah menag terkenal sosok yang hangat dan ramah, berbeda dengan devan yang selalu menampilkan ekspresi datar dan dinginnya, sosok hangat dan ramah akan dia tunjukkan kepada orang-orang terdekat nya saja.
Andin mengangguk saat mendengar penjelasan putra nya ini, dengan berlinang air mata, "Mama bakal tunggu calon menantu mama, mama bakal nunggu devan, maafin mama yang selalu meneror kamu dengan perihal menikah" ucap mama nya tanpa melepaskan pelukan hangat dari sang putra.
Devan yang mendengar perkataan mama nya hanya tersenyum, dan mengeratkan pelukan tersebut, sumpah demi apapun, devan sangat mencintai mama nya ini, perempuan yang rela berjuang antara hidup dan matinya hanya untuk mempertahankan dirinya.
"Sekarang mama pulang yaa, biar devan yang anter mama, sekalian devan nginap di rumah" ucap devan yang mulai melepaskan pelukan hangat tersebut, dan di balas binaran bahagia oleh sang ibu.
"Beneran? Devan beneran mau nginap di rumah" tanya mama nya antusias terlebih setelah mendapat anggukan oleh devan, mama nya bersorak senang seperti anak kecil yang mendapatkan permen.
"Let's goo, kita pulangg" ucap mama nya dengan girang, dan hal tersebut membuat devan terkekeh lantas mulai berjalan keluar dari ruangan nya untuk pulang ke rumah orang tuanya.