webnovel

Secrets (Of Us)

Zhizi Quarlin, gadis yang dibesarkan disebuah kota kecil dengan segala kesederhanaannya, harus menghadapi pengadaptasian dengan lingkungan keras sejak kepindahannya. Lucas, laki-laki dingin yang memiliki sebuah rahasia yang tidak diketahui orang lain. Hidup dengan beberapa identitas yang disembunyikan, tiba-tiba harus menbagikan ceritanya pada sosok gaids yang baru saja ia temui. -semua orang punya rahasia, baik sendiri ataupun bersama- @secret

ghkamilah · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
148 Chs

18

Lucas tidak pernah betah berada di asrama berlama-lama, ia selalu pergi keluar entah itu untuk menemui ibunya atau sekedar pergi bermain. Dikarenakan ibu nya sudah pulang kerumah sang kakak sepupu nya ia memilih pergi untuk nongkrong dengan Roy.

"Woi! Dah sampe aja Lo" ucap Roy yang melihat Lucas baru saja tiba di cafe, mereka mengambil kursi yang berada di atap terbuka, tempat favorit mereka. Meski saat hujan mereka harus pindah tempat. Tapi hari ini cuaca masih sangat terik, bisa jadi nanti malam akan hujan deras berdasarkan prediksi cuaca.

"Main apa Lo pada?"

"Kepo lagi Lo, cepat masuk room biar main bareng"

Selain Roy dan Lucas ada dua orang lagi yaitu Ivan dan Sauky. Mereka memang sering berpisah saat berangkat meski tujuannya sama.

Dilain tempat Zhizi sudah berada didepan gerbang rumahnya, ia masih menatap rumahnya itu dari luar seolah ragu untuk masuk kedalam rumah sendiri.

"Huft..... Semua akan baik-baik saja" ucap Zhizi

Dia segera melangkah masuk kedalam

"Tok tok tok"

Baru saja ia mengetuk pintu sudah ada yang membukanya dengan cepat, membuat Zhizi sedikit jantungan.

"Eh Zhizi? Lo udah pulang?" Senyum perempuan yang sudah lama tak berjumpa dengan Zhizi, bahkan saat dia baru datang mereka belum ada bicara

"Hai kak, gimana kabar Lo?"

"Gue baik, ayo masuk"

"Papa dimana?" Tanya zhizi to the poin

"Ohh, lagi keluar bentar. Lo istirahat aja dulu"

"Yaudah deh kak, gue ke kamar aja yah sekaligus nunggu papa mama pulang"

Karena Zhizi tidak biasa berlama-lama dengan Ega ia segera pergi ke kamarnya. Saat ia melihat pintu kamar Wari dia sadar lupa membeli Snack yang biasa menjadi kebiasaannya saat pulang. Lagipula mungkin Wari sedang di luar, jika Wari dirumah pasti adiknya itu langsung menghampiri nya.

"Huftt..... Gue gak bisa tenang sampe papa pulang" keluh Zhizi berusaha menenangkan jantungnya.

Zhizi berusaha tertidur sebentar tapi ia sedikit kesulitan mengendalikan pikirannya yang terus berputar, entah berapa lama ia berusaha tertidur sampai ia benar-benar terlelap.

Sekitar dua jam kurang Zhizi tidur nyenyak diatas tempat tidurnya. Hari sudah senja dan ayahnya sudah Pulang.

"Woi! Bangun Lo" ucap Wari yang sudah berdiri disamping tempat tidur nya.

"Hmmm....."

"Udah magrib, mandi Lo sana bau banget..... Terus turun kebawah untuk makan malam. btw Snack gue mana?"

"Ihhh!! Bodo lah...gue lupa" ucap Zhizi beranjak dari tempat tidur nya dan pergi masuk kedalam kamar mandi. Ia masih mengumpulkan kesadaran.

"Ck, tuh anak" ucap Wari sambil menggeleng dan keluar dari kamar

Hari memang sudah sangat sore, kelompok Lucas yang tadinya bermain-main kini juga sudah bubar dan menuju tujuan merek masing-masing. Karena tidak tahu lagi mau kemana kucast pergi berjalan-jalan tanpa arah, hanya sekedar menghabiskan bensin motor nya. Ia merasa gabut sampai ia melewati arah jalan kerumah Zhizi, seolah iseng-iseng berhadiah dia mengikuti jalan kerumah Zhizi dan parkir ditempat biasanya dia menurunkan Zhizi jika diantar olehnya.

Lucas membeli rokok ke toko Indomaret itu dan duduk dikursi yang tersedia diluar, kakinya naik keatas meja sambil dilipat santai. Ia menikmati suasana malam dan lupa akan prediksi cuaca hari itu.

"Zhizi, ayo makan" ucap sang mama mengetuk pintu kamar Zhizi. Dengan segera yang dipanggil pun menunjukkan batang hidungnya

"Iya ma" senyum Zhizi, dirinya sudah selesai mandi dan terlihat segar. Ia mengikuti langkah sang mamanya yang turun kelantai bawah dan menuju ruang makan. Disana sudah lengkap semua anggota keluarga nya.

"Sini Zhi" ucap Ega menepuk kursi samping nya.

Dengan terpaksa Zhizi mengikuti instruksi untuk duduk disamping Ega, ia berhadapan dengan Wari.

"Gimana sekolah kamu?" Tanya sang ayah tiba-tiba yang langsung memacu jantung Zhizi kembali. Padahal baru saja mereka mulai makan. Mereka memang biasa membahas sesuatu disaat makan malam

"Maaf pa" ucap Zhizi

"Maaf?" Beo Wari keheranan

"Jelasin sama papa, kenapa kamu bisa masuk kelas ter rendah?! Kamu gak disuruh kerja! Kamu hanya tinggal belajar diasrama . Kenapa makin bodoh? Dari kalian ber tiga kau lah yang paling mengecewakan papa dan mama!"

"Maaf pa, Zhizi kesulitan ngikut...."

"Sulit, sulit, dan sulit! Bahkan bimbingan belajar gak bisa menolong otakmu! Kepala mu sudah penuh dengan khayalan gila dari novel dan film yang kau tonton! Apa papa harus menarik segala fasilitas mu hah?"

"Pa.... Nanti aja bahas nya makan dulu" tegur sang mama yang merasa perdebatan semakin panas

"Biar saja, Zhizi! Apa kau tidak malu melihat kakak mu? Oke saja kau anggap itu wajar karena dia lebih tua. Tapi Wari saja jauh lebih sukses dibanding mu, apa yang sudah kau hasilkan dalam umur segini hah?"

"Pa, bisa gak sih... Stop bandingin kami. Kami bertiga itu berbeda pah" bela Zhizi yang masih tegar

"Memang, berbeda sekali. Wari dan Ega itu jauh lebih baik dibandingkan kamu. Itu sebabnya kau harus berusaha menyeimbangi mereka"

Zhizi sudah kehilangan nafsu makannya. Ia merasa akan lari lagi saat ini.

"Zhizi sudah kenyang" ucapnya sambil beranjak padahal makanan di piring belum tersentuh sama sekali.

"Berhenti! Mau kemana kamu?" Tanya sang ayah yang merasa belum cukup menasehati Zhizi

"Ke asrama, bukannya papa bilang harus menyaingi kak Ega dan Wari? Jadi mulai sekarang Zhizi akan jarang pulang"

Zhizi melangkah kan kakinya kemudian berhenti dan berbalik lagi.

"Satu lagi pa, kalau rumah ini memang gak menerima Zhizi lagi atau sudah tidak bisa memfasilitasi Zhizi lagi. Its okay, Zhizi bisa kerja sendiri"

"Kamu!" Teriak sang papa yang sudah berdiri dari duduknya

"Maaf pa, ma, Zhizi balik ke asrama. Silahkan dilanjutkan makan malamnya" ucap Zhizi kemudian berlalu dari sana dengan langkah yang cepat.

"Pa! Jangan terlalu keras sama Zhizi... Kasihan dia" ucap sang mama

"Itu akan membuat nya sadar. dan belajar lebih giat. Tenang saja ma"

"Argh.... Wari kenyang, papa kelamaan ngomong sih jadi Wari udah keburu habis nasinya" ucap Wari kemudian pergi dari sana meninggalkan meja makan

Di Emperan jalan Zhizi melangkah dengan cepat sambil menahan isaknya, ia kembali pergi dari rumah dengan keadaan tak baik sama sekali. Saat datang tadi ia memang hanya membawa dompet jadi dia bisa langsung beranjak keluar tadi.

"Hiks, argh..... Sakit banget..." Isak Zhizi sambil memukul-mukul dadanya yang terasa sesak. Matanya sudah tidak bisa berbohong seperti tadi, ia sudah menumpahkan tangis nya sambil berjalan pelan, kaki nya terasa lemas.

"Hiks, kenapa papa gak mengerti.... Apa lebih baik aku menghilang aja hah? Apa tujuan hidupku? Apa....." Frustasi Zhizi, ia melihat taman tempat nya menangis kemaren dan segera kesana. Ia duduk di ayunan dan menutup wajahnya yang masih menangis

"Akh.... Hiks, ya Allah sakit banget...." Batin Zhizi yang masih terisak-isak.

Dilain tempat Lucas sudah merasa bosan dengan kegabutannya, karena hari masih terlalu cepat untuk ke asrama ia membiarkan motor nya terparkir ditempat yang sama sedang ia pergi berjalan-jalan gak jelas.

"Hmmm..... Rumah disini bagus-bagus , orang kantoran" ucap Lucas

Tes....

Setetes air jatuh mengenai wajah Lucas, pertama-tama Lucas masih mengabaikan nya dan terus berjalan, ia melihat sebuah taman anak-anak yang sepi tapi ada seseorang yang sedang duduk di ayunan sambil menundukkan kepalanya.

"Njir, itu orang apa setan" batin Lucas dikarenakan perempuan itu berbaju putih dan rambutnya digurai ledekan sambil menunduk

"Tapi...sejak kapan mbak kunti pakai jeans dan sepatu nike, hahahha" receh Lucas sendiri menyadari kebodohannya

Tes...Tess...tessss.....

hujan pun mulai turun dengan deras, prediksi cuaca hari ini ada benarnya. Lucas melepaskan jaketnya untuk menutupi kepalanya. Saat ia hendak berbalik ia menyadari perempuan yang berada di taman itu sama sekali tidak berkutik dari sana.

"Dia bodoh atau gimana sih? Gak beranjak juga" pikir Lucas

Zhizi bisa merasakan air hujan yang membasahi badannya, ia sudah lelah menangis sehingga menyisakan sesegukan parahnya, seolah ia susah bernafas dan badannya tak berhenti bergetar. Zhizi memang kategori perempuan yang mudah menangis dan juga mudah tertawa. Bahkan sering ia menangis tersedu hanya karena tidak terima dengan ending film dan novel yang ia tonton.

"Hmfffff" suara hidung Zhizi yang berusaha bernafas karena hidungnya sudah tersumbat, ia membiarkan dirinya basah oleh hujan yang sangat deras dan cepat membuat bajunya basah kuyup. Setidaknya ia menyukai hujan baik itu aroma dan suara nya. Membuat nya sedikit lebih tenang dari sebelumnya.

Sepasang kaki bersepatu tiba dihadapan Zhizi, ia bisa melihat kaki itu tepat berada dihadapannya meski ia sedang menunduk

"Hei, apa kau baik-baik saja? Ini hujan dan sudah malam kau harus pulang" ucap laki laki itu dengan keras agar suaranya tak dikalahkan oleh suara hujan

"Iya, aku akan segera pulang" ucap Zhizi sambil mengangkat kepalanya, ia merapikan rambut basahnya yang menutupinya wajahnya

Lucas terdiam membisu saat melihat wajah Zhizi

"Zhizi?"

Karena terkejut namanya disebut Zhizi langsung melihat Lucas, ia sama terkejut nya dengan laki-laki itu karena bisa-bisanya mereka bertemu dengan keadaan seperti ini.

Lucas yang melihat mata bengkak dan merah Zhizi langsung panik

"Lo kenapa? Kenapa Lo nangis disini hah? Ngapain Lo hujan-hujanan" ucap Lucas sambil memberikan jaketnya yang sudah basah untuk menutupi tubuh Zhizi

"Ehm gue gak papa" ucap Zhizi sambil melepas jaket Lucas dan berdiri dari sana, ia langsung pergi meninggalkan Lucas dengan langkah yang cepat

"Sial! Kenapa harus dia yang lihat gue" batin Zhizi yang masih sesegukan

"Zhizi tunggu!" Teriak Lucas mengejar dan menghentikan nya

"Pakai jaket ini, mungkin gak buat Lo hangat tapi baju Lo warna putih" ucap Lucas terang-terangan sambil memasang kembali jaket itu kebadan Zhizi

"Memalukan" batin Zhizi memeluk erat jaket itu untuk menutupi badannya

"Lo kenapa? Kenapa Lo bisa disitu? Mata Lo kenapa bengkak. Lo habis nangis kan? Sesegukan Lo aja belum berhenti" ucap Lucas pelan agar membuat Zhizi mau berbicara

"Gue gak papa...."

"Ck, ayo kita berteduh dulu" ucap Lucas menarik tangan kanan Zhizi dalam genggamannya

~Jangan lupa beri komentar dan mengundi yah please ❤️~

Maaf atas banyaknya typo, karena habis nulis langsung up-