webnovel

Secrets (Of Us)

Zhizi Quarlin, gadis yang dibesarkan disebuah kota kecil dengan segala kesederhanaannya, harus menghadapi pengadaptasian dengan lingkungan keras sejak kepindahannya. Lucas, laki-laki dingin yang memiliki sebuah rahasia yang tidak diketahui orang lain. Hidup dengan beberapa identitas yang disembunyikan, tiba-tiba harus menbagikan ceritanya pada sosok gaids yang baru saja ia temui. -semua orang punya rahasia, baik sendiri ataupun bersama- @secret

ghkamilah · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
148 Chs

14

"Lucas?, Tumben gak nyapa aku"

Yah, sudah lama semenjak mereka saling kenal setiap Lucas melihat Zhizi dia selalu menyapanya, sekedar memanggil nama dan berlalu begitu saja. Sudah dua minggu sapaan itu tak absen jika mereka bersua, saat Lucas tidak menyapa seperti ini tentu saja Zhizi merasa ada sedikit aneh.

"Tapi... emangnya aku siapa? Ahaha.,... Goblok memang. Lebih baik aku belajar"

Zhizi melanjutkan langkahnya menuju asrama dengan santai, ia membuka HP-nya untuk mencek beberapa notifikasi pesan. Ada pesan di grup "Cabe cantik", sebuah grup absurd untuk mengirim aib antara mereka bertiga.

Aina : Eh Zhizi! Dimana Lo? Berani-beraninya punya pacar cakep gak ngasih tahu

Ayi : Njir! Gue juga lihat tadi.... Satu sekolah udah nge ngosip. Dapet dimana si polos ini

Aina : Diam-diam menghanyutkan nih bocah. Sampe-sampe gak baca WA. Lagi asik dia nih

Zhizi tersenyum-senyum sendiri membaca grup mereka. Hanya karena satu topik percakapan antara Aina dan Ayi sangat banyak di grup mereka. Dan beberapa kali namanya disebut agar muncul membaca pesan. Zhizi mengetik sesuatu untuk membalas pesan mereka

"Ahahha, baru tahu Lo ada? Rahasia dong gue dapat dimana. Yang manis gak boleh dibagi"

Dia menghentikan langkahnya melihat pesannya sudah dibaca, terlihat juga Aina dan Ayi sedang mengetik.

Aina : Pulang woi! Pulang....

Ayi : Astagfirullah kamu ini berdosa banget

"Pftttt ... ahhahaa"

Tawa Zhizi pecah, dia hendak jongkok karena tertawa terpingkal-pingkal seperti orang gila.

Dikejauhan Lucas melihat Zhizi yang sedang tertawa sendiri sambil membuka HP-nya. Lucas langsung menduga Zhizi sedang chat dengan Wari yang ia sangka pacarnya. Dengan wajah datar dia berjalan kearah Jalan tempat Zhizi berada. Untuk ke asrama Laki-laki ia harus melewati jalan yang sama dengan menuju asrama perempuan.

Zhizi masih asik berjalan perlahan sambil sibuk senyum dengan ponselnya. Sampai ia menyadari ada orang yang lewat dari sisi kanannya.

"Eh Lucas?"

Mendengar Zhizi memanggil nya dia langsung berbalik sebentar

"Apa?"

"Lo darimana?"

"Bukan urusan Lo"

Duarrrrrrr! Seolah kena sambar petir nada bicara Lucas dan sewotnya ini membuat Zhizi sedikit sakit hati, pasalnya dia sedang bahagia dengan lelucon temannya tiba-tiba dijetukin oleh orang lain sekarang

"Mmmmm.... Oke, maaf" cicit Zhizi

Dengan menundukkan kepalanya Zhizi berjalan diam-diam dengan langkah yang semakin cepat melewati Lucas. Saat sudah melewati laki-laki itu dia belari kecil agar cepat sampai ke asrama dan menyelesaikan kecanggungan ini.

"Arkh!! Seharusnya gue gak sejutek itu" gerutu Lucas yang menyadari Zhizi terkejut dengan sifatnya

"Gimana ini, ah bodo lah lihat besok aja"

Lucas kembali melanjutkan langkahnya ke asrama. Sesampainya dikamar para teman-temannya sedang asik main Game PS yang disambung ke Laptop.

"Eh dah pulang Lo?" Tanya Ivan yang sedang bermain

"Belum"  balas Lucas

Dikamarnya hanya ada Ivan dan  Sauky yang bermain game, biasanya yang lain akan pulang detik-detik jam tenggat asrama karena bermain futsal .

"Eh cas, kita kan ada tugas buat Vidio untuk mata pelajaran TIK, menurut Lo kita nyari kameramen atau rekan sendiri?" Tanya Ivan tanpa melepaskan perhatian nya dari monitor

"Menurut Lo bagusnya gimana?" Ucap Lucas yang sedang berganti baju

"Menurut gue sih iya, kita tinggal buat naskah doang dan pasti yang cewek Yang buat. Kita tinggal ikut rekaman aja pokoknya. Editor nya kan si kameramen juga"

"Oke, udah nemu orangnya?"

"Teman gue ada kenalan dari anak SMK, jago banget buat film nanti gue hubungi dia"

Dilain tempat Zhizi sudah dikeliling teman sekamarnya, seolah-olah Dirinya baru saja membuat kesalahan yang fatal.

"Ih Zhi...!!  Cuma segitu batas pertemanan Lo?" Ucap Dara

"Dia itu gak pacar gue"

"Terus apa? Gebetan?" Sambung Aina

"Emang seganteng apa sih? Sumpah gue gak lihat tadi...." Dasha kebingungan

"Makanya jangan sesak pulang aja Lo" ucap Dara pada Dasha

"Ih yang jelas dia bukan pacar gue, okeh.... Dan ini bakalan menjadi terakhir kalinya dia kesini. Sumpah dia itu bukan siapa-siapa". Zhizi berusaha menyembunyikan fakta bahwa Wari adalah adeknya, ia tidak ingin dibanding-bandingkan jika orang lain tahu seberapa hebatnya adiknya itu. Udah tampan, pande cari duit lagi padahal masih sekolah.

"Kalo gitu satu spoiler aja, Lo jumpa dia dimana?" Sesak Aina

Didalam otaknya Zhizi berusaha mencari alasan yang Logis, tidka mungkin ia mengatakan 'jumpa dirumah' 'jumpa di rahim emak' atau yang lain.

"Oo... Jumpa di komplek" ucap Zhizi yang merasa sudah menemukan jawaban yang pas

"Rumah Lo dekatan? Kalo gitu lain kali kita harus kesana ngintip" ucap Dara dengan luapan penuh semangat. Dasha bahkan sudah kembali ke mejanya karena tidak menyambung dengan topik mereka. 

"Eh jangan, gue gak enakan sama papa soalnya. Teman kerjanya sering datang ke rumah"

"Yah Lo kira-kira aja waktu yang tepat  Zhi, lagian kapan lagi kita main bareng"

"Yaudah, nanti gue pikir-pikir" , akhirnya Zhizi menyerah, ia harap teman-temannya ini akan lupa nanti tentang topik ini.

Hari sudah menjelang malam, lampu lampu sekolah baik koridor, teras taman dan lampu jalan sudah menyala untuk menerangi hari yang gelap. Pada jam segini biasanya para siswa ada yang belajar mengerjakan tugas di asrama tapi kebanyakan keluar dan belajar bersama dengan temannya di DPR/meja diluar ruangan.

Zhizi, Dara ,Dasha dan Aina belajar dimeja yang sama. Mereka memilih meja belajar yang dekat dengan kantin. Lapangan sekolah mereka sangat luas dan banyak meja beratap untuk para siswa, entah itu untuk berteduh atau belajar seperti mereka sekarang. Mereka belajar bersama dengan serius malam ini karena ujian penentuan kelas akan segera dilaksanakan besok. Jika tidak bisa naik ke kelas yang lebih tinggi setidaknya jangan ke kelas yang lebih rendah.

"Eh Dasha, gue baru ingat belakang ini orang tua Lo gak berkunjung, lagi sibuk?" Udap Dara

"Oo... Kemaren datang kok, kalian gak diasrama makanya gak dengar ibu asrama manggil namaku" ucap Dasha, Aina dan Dara hanya mengangguk

"Sha, Lo blasteran atau asli mana?" Ucap Zhizi berusaha akrab

"Gue asli Rusia, nyokap sama bokao tulen Rusia kok, hahaha"

"Terus Lo kok lancar banget bahasa Indonesianya"

"Dari umur 5 tahun gue udah bolak-balik Indonesia Rusia, jadi sebenarnya gue udah bisa 3 bahasa. Rusia, Inggris, dan Indonesia. Kalau bahasa Jawa gue belum sempat mempelajarinya"

"Wahh.... Gue bahasa Inggris aja belum lulus sampe sekarang" ucap Zhizi dengan terkagum-kagum

"Itu karena Lo gak ada paksaan, gue kalo gak belajar bahasa itu kayak orang bisu kalo mau bicara"

"Iya juga sih" balas Zhizi sambil menggaruk kepalanya.

Mereka kembali fokus pada pelajaran mereka masing-masing.

Malam ini mereka habiskan dengan belajar mati Matian. Bahkan setelah jam batas waktu asrama mereka belajar mandiri dikamar sampai tengah malam. Persaingan siswa sekolah mereka benar-benar ketat. Tidak ada yang nekat tidur cepat malam itu.

Ruang belajar di asrama putri penuh dnegn wanita berpakaian baju tidur, dispenser asrama harus bekerja ekstra untuk membuat air panas kopi mereka. Siswi yang kehabisan meja belajar memilih belajar dimeja belajar kamar sendiri.

Tidak berbeda jauh dengan asrama putra, para laki-laki berboxer dan berkaos oblong berserakan dimana-mana dengan berbagai pose. Kopi menjadi teman mereka juga untuk bertahan belajar. Mengenai tidur yang kurang akan bisa dibayar setelah ujian besok. Jika ujian penentuan kelas mereka akan cepat pulang dan men Qada tidur.

Sepanjang malam beberapa siswa tumbang pada jam 12. Namun ada yang bertahan dari jam 1-3 pagi.

Dikamarnya Zhizi masih membuka mata pada jam 2 malam, ia sudah tidak tahan untuk mengatupkan kelopak matanya seperti Dara, Aina dan Dasha yang sudah terkapar seperti orang mati. Zhizi menaiki tempat tidurnya dengan mata yang berat.

"Semoga besok aku beruntung" ucap Zhizi dan segera terlelap

.

.

~jangan lupa untuk mengundi dan beri komentar yah~