Sebal sekali, pagi pagi begini, Kai menelponnya untuk menemaninya. Di hari Minggu ini, padahal Zara ingin rebahan setelah kemarin di hari Sabtu ia main dengan Kai.
Katanya, semua orang pergi ke pernikahan Zayn. Jadi Kai ditinggal sendirian. Maka Zara mau tak mau harus menemani karena Kai memintanya sendiri. Zara tak mau dicap jadi anak durhaka seperti itu.
Mengesalkannya lagi, ia datang di saat keluarga Kai belum berangkat ke tempat dilakukannya akad. Ya, hanya akad, tak ada resepsi resepsi karena pernikahannya dirahasiakan. Hanya keluarga dari kedua belah pihak yang datang sebagai tamu undangan nanti.
"Ra."
Zara menatap Zayn datar tatkala lelaki itu memanggilnya dengan balutan jas yang membuatnya tampak begitu gagah.
Zara menghela napasnya dengan berat, "Selamat, semoga langgeng, Kak," ujarnya pelan.
Zayn menggelengkan kepalanya dengan pelan, "gue udah inget semuanya, Ra."
Tubuh Zara menegang. Gadis itu menatap Zayn bingung, "Maksudnya?" tanyanya dengan nada kebingungan.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com