"Minta maaf?" Count Louis belum memikirkan pertanyaan ini. Dia terdiam beberapa detik lalu berkata dengan suara pelan, "Apakah minta maaf ada gunanya? Mana mungkin dia memaafkan aku dalam hal semacam ini?"
"Mau memaafkan atau tidak itu adalah urusannya, minta maaf atau tidak adalah urusanmu." Ye Yan membujuknya dengan sungguh-sungguh, "Kamu dan Bakr adalah sahabat. Sekarang kamu melakukan hal seperti ini, kalau tidak meminta maaf kepadanya dengan tulus, masalahnya pasti akan memburuk. Orang sebaik apa pun juga bisa marah. Kamu sudah menyinggung martabat Bakr, kalau sampai Bakr secara impulsif melakukan sesuatu yang tidak seharusnya dilakukan, maka kamu benar-benar akan sangat menyesal."
"Apa maksudnya?" Count Louis mengernyit, "Dia bisa melakukan apa?"
"Kamu juga tidak berpikir kalau hal ini sampai diketahui nenekmu, menurutmu akan bagaimana?" Ye Yan mengingatkannya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com