webnovel

School of Persona

Bagaimana rasanya hidup sebagai remaja di tahun 2042-2043? Ditengah perkembangan zaman yang semakin pesat dan kompetitif? Mereka itulah yang disebut sebagai ‘Generasi Emas Indonesia 2045’. Berdirilah School of Persona (SP). Sebuah asrama yang dibangun sebagai tempat pembinaan kompetensi dan kepribadian para remaja SMA penerima Haikal Scholarship in Leadership (HSL). Penghuni asrama elit itu sangat heterogen, mereka dituntut untuk memahami berbagai perbedaan persona di dalamnya. Mereka memiliki sisi yang membanggakan, normal, hingga 'liar' secara bersamaan. Bukan kamuflase, itu hanya ukum tiga wajah; pribadi; keluarga; publik. Banyak persoalan, rahasia dan masalah muncul diantara mereka, lama kelamaan membesar, lalu meledak sebagai bom waktu. Lalu, mampukah mereka membangun diri sekaligus menghadapi tantangan besar generasi mereka itu? Unlock the answer by reading this story! ------ Halo, Readers! Selamat datang di novel keempat Aleyshia Wein. Konsep novel ini adalah Fiksi Realistik dengan sentuhan Literary Fiction. Meskipun demikian, sisi romantis akan tetap ada tipis-tipis, baik diantara para penghuni School of Persona, atau Adriana dan Haikal. Author menyarankan untuk terlebih dahulu membaca karya kedua Author yang berjudul 'Laboratory Doctor and Activist' untuk lebih dekat dengan karakter dan kisah Adriana Gerrie dan M. Faqih Haikal yang terbilang cukup filosofis mendasari berdirinya The School of Persona. Seperti biasa gaya bahasa akan cenderung teknis, dan beberapa istilah advanced akan dijelaskan dalam notes Author. Happy reading! Regards, Aleyshia Wein.

aleyshiawein · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
268 Chs

Sifatnya Autentik

Nalesha baru saja selesai rapat di Kantor Kementrian Perdagangan siang itu, hampir menjelang sore sekitar jam tiga. Tidak ada kegiatan tambahan lain di Jakarta, maka Nalesha memutuskan untuk segera menuju Depok untuk menjemput Dhaiva. Jarang-jarang gadisnya itu meminta dijemput, biasanya malah menolak dan meminta Nalesha kembali ke rumah duluan, kecuali mereka memang memiliki acara tersendiri. Tentu saja Nalesha tidak pernah keberatan, malah senang sekali rasanya karena ia merasa 'berfungsi' sebagai pasangannya. Sederhana padahal, tapi seperti itulah mereka, memaknai hal-hal kecil dengan sangat berarti.

Langit sore sangat cerah sore ini, dan Nalesha yang sudah lama sekali mengemudi di Jakarta serasa dibawa nostalgia sekaligus menyegarkan pikiran. Lantunan lagu-lagu country dan pop Indonesia terpopuler diputarnya. Selera musiknya memang berubah-ubah berdasarkan mood, tempat, dan waktu. Baginya ada lagu tertentu untuk waktu tertentu, menjadikannya identik, khas, untuk setiap momen.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com