webnovel

School of Persona

Bagaimana rasanya hidup sebagai remaja di tahun 2042-2043? Ditengah perkembangan zaman yang semakin pesat dan kompetitif? Mereka itulah yang disebut sebagai ‘Generasi Emas Indonesia 2045’. Berdirilah School of Persona (SP). Sebuah asrama yang dibangun sebagai tempat pembinaan kompetensi dan kepribadian para remaja SMA penerima Haikal Scholarship in Leadership (HSL). Penghuni asrama elit itu sangat heterogen, mereka dituntut untuk memahami berbagai perbedaan persona di dalamnya. Mereka memiliki sisi yang membanggakan, normal, hingga 'liar' secara bersamaan. Bukan kamuflase, itu hanya ukum tiga wajah; pribadi; keluarga; publik. Banyak persoalan, rahasia dan masalah muncul diantara mereka, lama kelamaan membesar, lalu meledak sebagai bom waktu. Lalu, mampukah mereka membangun diri sekaligus menghadapi tantangan besar generasi mereka itu? Unlock the answer by reading this story! ------ Halo, Readers! Selamat datang di novel keempat Aleyshia Wein. Konsep novel ini adalah Fiksi Realistik dengan sentuhan Literary Fiction. Meskipun demikian, sisi romantis akan tetap ada tipis-tipis, baik diantara para penghuni School of Persona, atau Adriana dan Haikal. Author menyarankan untuk terlebih dahulu membaca karya kedua Author yang berjudul 'Laboratory Doctor and Activist' untuk lebih dekat dengan karakter dan kisah Adriana Gerrie dan M. Faqih Haikal yang terbilang cukup filosofis mendasari berdirinya The School of Persona. Seperti biasa gaya bahasa akan cenderung teknis, dan beberapa istilah advanced akan dijelaskan dalam notes Author. Happy reading! Regards, Aleyshia Wein.

aleyshiawein · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
268 Chs

Nasihat Malam Mama

Anjani nampaknya benar-benar memanfaatkan Jerry yang mengatakan telah meluangkan waktu seharian ini tanpa pekerjaan. Gadis itu meminta Jerry untuk berjalan-jalan di London usai acara makan siang santai bersama keluarganya. Tentu berdua saja, Kama dan Klarisa dilarang ikut, tidak mau diganggu katanya. Orang tuanya itu maklum saja, karena meski berada di satu negara, belum tentu kan sering bertemu?

Jerry menyanggupi saja, meskipun Ia juga tidak punya tujuan pasti kemana saja akan mengajak gadis itu pergi. Biarkan saja tujuan demi tujuan terpikirkan seiring perjalanan, seperti saat ini dimana mereka menumpang bus antar kota atap terbuka sehabis hujan. Ah ya, tidak perlu repot-repot membuat Anjani senang, karena lihat saja tingkahnya, sudah seperti anak TK yang dibawa study tour ke luar negeri.

"Udaranya seger banget Kak, petrichor!" seru Anjani, tak kenal malu meski mungkin penumpang lain akan menilainya sebagai gadis norak.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com