Penampilannya seperti mimpi buruk dalam kehidupan setiap orang. Berharap dan berharap bahwa semua ini hanyalah mimpi dan bunga tidur.
Saat kedua mata ini dibuka, harapannya posisi mahkota tetap berada di tangan yang sama. Tatapan yang ia berikan sengaja menambahkan bumbu pedas pada setiap luka yang masih terbuka lebar yang dirasakan pria ini. Meski hanya beberapa detik, kesempatan yang ia tunggu-tunggu direnggut paksa.
Dia berdiri di sana sendirian. Satu-satunya karakter di antara pembohong dan pemain licik. Ketika semua orang menginginkan kebenaran, tidak ada yang mau mengungkapkan kebenaran. Memutuskan untuk menyerang tanpa henti.
Mengatakan kasar sudah jelas itu sudah pasti. Bahkan, dia sangat ingin mengepalkan tinjunya di depan wajah yang sepertinya sedang mengolok-oloknya.
Tapi sayangnya itu tidak akan terjadi, setidaknya tidak di sini. Kerumunan yang menonton telah menjerumuskan dirinya ke dalam keadaan yang sangat memalukan.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com