webnovel

Sayonara My Playgirl

Ciudad
En Curso · 29.5K Visitas
  • 188 Caps
    Contenido
  • valoraciones
  • NO.200+
    APOYOS
Resumen

“Terserah lo mau nilai gue apa! Tapi yang pasti, cowok lo harus bertanggung jawab atas janin di kandungan gue!”   Megha betul-betul hilang akal! Setelah tahu dirinya hamil ia justru meminta Alvan yang tak lain adalah tunangan saudara kembarnya sendiri yaitu Metha, untuk bertanggung jawab atas kehamilannya.   Sejatinya Megha tak ingin membuat saudara kembarnya terluka. Akan tetapi permainan yang telah di mulainya membuat ia semakin menikmati, bahwa melukai Metha adalah hal yang paling menyenangkan di dalam hidupnya   Sementara Alvan yang dikenal cerdas, mendadak dungu dan mengikuti alur yang dibuat Megha. Tidak ada perlawanan, yang ada hanyalah kepasrahan untuk menjadi ayah dari janin yang Megha kandung.    Apakah Megha akan terus berada di atas angin? Atau permainannya akan berakhir dan menenggelamkannya?    

Etiquetas
3 etiquetas
Chapter 1PUTUS

"Maaf ya, aku udah buat kamu nunggu lama!" Metha menyentuh bahu Alvan, tersenyum manis tanpa ragu menyapa tunangannya. "Pekerjaanku di kantor hari ini lebih banyak. Jadi aku baru bisa datang kesini."

"Hem, nggak pa-pa." Berbeda dengan kekasihnya, wajah Alvan terlihat tak berseri-seri menyambut kedatangan Metha. Raut mukanya suram seperti orang yang sedang banyak pikiran.

Bergegas Metha duduk tepat di hadapan Alvan, dan dengan santainya ia langsung meneguk minuman yang sudah di pesankan Alvan sebelum ia datang.

Metha sadar, wajah Alvan tak menunjukkan kesenangan. Sempat ia menggoda, agar sang pujaan hati tidak memasang wajah muram dan memberi senyum khasnya sebagai sambutan.

"Ayo... senyumin aku dulu...," Metha merengek manja. "Atau aku nggak mau makan."

Alvan menarik nafasnya dalam-dalam, ia lihat Metha penuh saksama. Dalam hatinya ia merasa iba, Metha tidak akan lagi bisa menunjukkan sikap manjanya. Sekaligus merasa bersalah, karena sebentar lagi ia harus mengakhiri hubungan indah mereka. Metha akan terluka, menangis sekaligus marah.

Ini akan menjadi makan malam terakhir di restoran favorit Alvan bersama Metha. Dua tahun Bonanza Restaurant menjadi saksi bagi kisah mereka. Ruang Eksklusif, yakni ruang yang tersedia untuk tamu yang ingin memesan meja tanpa perlu bergabung dengan pengunjung restoran lainnya, menjadi tempat yang selalu dipesan oleh Alvan untuk menikmati hidangan lezat bersama Metha.

"Kok kamu malah bengong?" Metha mulai tertular kegundahan Alvan. "Ada apa sih?" tanyanya lagi.

Alvan tersadar dari lamunannya, hanya sebuah senyuman tipis yang akhirnya ia lontarkan kepada wanita di depannya.

"Kamu marah sama aku?" Metha masih menyelidik.

"Nggak. Aku cuma... mau mengatakan suatu hal ke kamu. Tapi... aku bingung harus mulai dari mana."

Metha meneguk orange juice di depannya lagi. Lalu dengan santai ia menopang dagunya dengan siku sambil menebak-nebak. "Apa itu tentang pernikahan kita? Atau... tentang rencana papi kamu untuk mengangkat kamu sebagai direktur utama?"

Namun Alvan hanya terdiam, ia merasa masih belum sanggup untuk mengatakan.

Sesaat kemudian tangan Metha meraih tangan Alvan. Membuat jantung pria itu berdegup cepat, dan lidahnya kelu untuk mengatakan kejujuran.

"Dua minggu lagi kita akan menikah," sambung Metha. "Aku nggak mau, masih ada rahasia di antara kita."

"Ya, kamu benar. Nggak seharusnya aku menyimpan rahasia, kan?"

Metha mengangguk ragu. Dalam hati ia jadi merasa tegang, penasaran dengan apa yang ingin Alvan katakan.

Belum sempat perkataan itu keluar dari bibir merah jambu Alvan. Tiba-tiba saja Metha dikejutkan oleh kehadiran seorang wanita lain.

Wajah wanita itu jelas tak asing buat Metha. Rambut hitam, mata bulat, dan hidung mancung yang semuanya sama persis juga ada pada dirinya.

"Megha?! Kok lo bisa ada di sini?!" Metha langsung memburunya dengan pertanyaan. Sempat Metha mengedarkan pandangan. "Lo lagi nggak salah ruangan, kan?!"

"Enggak. Gue kesini karena diajak Alvan."

"Di ajak Alvan?!" Metha langsung melirik ke arah kekasihnya. "Sayang, ini maksudnya apa ya?"

"Ini yang mau aku bilang sama kamu."

Dahi Metha semakin mengerut, tidak sabar menunggu penjelasan Alvan.

Alvan meminta Megha untuk duduk bersama mereka. Setelahnya, dengan perasaan berkecamuk ia mengakui segalanya kepada Megha.

"Maafkan aku, Tha. Aku harus... membatalkan pernikahan kita."

"Kamu jangan bercanda, ya! Ini nggak lucu sama sekali!" Metha mulai emosional. "Nggak usah ikut-ikutan bocil yang suka ngeprank deh!"

Megha mendengus sinis melihat saudara kembarnya mulai panik.

Alvan memajukan tubuhnya seraya mengendurkan ikatan dasi. Tatapan kesungguhan kepada Metha sedikit pun tidak ia lepaskan. "Aku nggak main-main, Tha. Aku serius! Aku harus membatalkan pernikahan kita karena–

"Karena Megha...

"Megha...

"Karena...."

"Karena gue hamil!" langsung saja ucapan Megha menjadi sambungan dari kalimat Alvan yang terpatah-patah.

Metha tercengang hebat. Sungguh tak percaya dengan apa yang baru saja di dengarnya.

"Aku nggak mau melukai kamu lagi, Tha. Karena itu, aku juga mau hubungan kita berakhir. Kamu berhak mendapatkan yang lebih baik dari pada aku."

BRAKKKK

Seketika Alvan dan Megha dibuat melompat. Gebrakan meja yang begitu keras lahir dari tangan lembut Metha. Wanita itu pun berdiri memberi sorotan mata yang menyayat.

"Huh, keluar juga kan aslinya," gumam Megha seorang diri.

"Bisa-bisanya ya kalian khianati aku!" bentak Metha. Setetes air mata dari wanita itu terjatuh. "Salah aku apa sih sama kamu?! Sampai kamu tega ngelakuin ini sama aku?!"

"Aku nggak sengaja!" Alvan ikut bangkit berdiri bersama pembelaan dirinya.

"Nggak sengaja kamu bilang! Itu cuma alasan konyol!" Metha lalu melirik tajam ke arah Megha. "Dan elo, Gha! Elo itu saudara kembar gue! Ngga seharusnya lo nusuk gue dari belakang!"

Megha memasang muka terkejut menerima. "Astaga, jadi selama ini kita saudara kembar?" ujarnya sambil memegang kedua pipi.

Langsung saja Metha menarik kerah baju Megha. "Lo sama sekali nggak punya perasaan ya, Gha!"

Tidak ingin dipojokkan, Megha turut bangkit berdiri menyejajarkan sorot matanya dengan mata Metha.

Dengan nada yang tenang namun tetap mematikan, Megha membalas ucapan kakaknya. "Terserah lo mau nilai gue apa. Tapi yang pasti, cowok lo harus bertanggung jawab atas bayi di kandungan gue."

"Brengsek!"

"Kejutaaannnnn! Lo akan jadi tante, Tha. Selamat ya," Megha melukiskan senyum palsunya.

"Metha maafin aku. Waktu itu, di pesta yang Boy buat, aku sama Megha betul-betul mabuk! Jadi kami–"

PAAKKK – tamparan keras dari Metha harus Alvan rasakan.

"Enggak usah kamu lanjutin! Aku jijik dengarnya!" panas di pipi yang Alvan rasakan, membekukan lidahnya untuk melanjutkan pembelaan diri. "Nggak ada alasan, Van. Kamu tetap udah lukain aku."

Dengan hatinya yang terbakar bergegas Metha keluar ruangan. Berusaha meninggalkan Alvan di belakang yang masih dirundung oleh rasa bersalah.

"Metha tunggu, Tha. Aku mau kita berakhir dengan baik-baik." Belum sempat Metha menjauh Alvan langsung menahan kepergiannya.

"Baik-baik kamu bilang?! Kamu udah hamilin adik aku, minta aku terima pembatalan pernikahan kita, dan sekarang kamu minta kita berakhir baik?!

"Perasaan kamu di mana?!"

"Ma – maaf. Atau... aku antar kamu pulang ya?"

"Enggak!"

"Tha...."

"Jangan sebut nama aku! Aku nggak sudi dipanggil sama laki-laki penghianat kayak kamu!"

"Udahlah, Van. Biar aja dia pergi, dia butuh waktu sendiri," Megha tak segan-segan ikut menyahut.

Metha melirik ke arah Megha. Matanya masih terlihat merah memendam amarah, akan tetapi emosi keras itu tak sedikit pun menggetarkan perasaan Megha. Ia sama sekali tak merasa takut, tetap santai seraya bersilang tangan.

"Aku nggak akan memaafkan perbuatan kalian!"

"Tha."

"Jangan sentuh aku!" bentakan terakhir Metha menjadi salam perpisahannya terhadap Alvan. Melangkah cepat wanita itu, tak peduli lagi pada orang yang pernah ia cintai.

Air mata Metha tumpah tak lagi bisa ditahan. Di balik mata Alvan, ia berjalan kaki seorang diri menikmati tangisannya. Merana tertimpa hujan luka.

Pengakuan Alvan telah menjadi pedang yang membelah hatinya, tidak ada angka satu untuk ikatan kasih sayang mereka, yang ada hanyalah tiga, karena Megha telah berdiri di tengahnya.

Impian yang selama ini Metha khayalkan akan selamanya menjadi khayalan. Pintu ajaib yang bisa mengubahnya menjadi nyata telah tertutup, tak ada lagi kesempatan untuk terbuka.

"Nggak! Nggak boleh!" tiba-tiba menyusup perasaan lain di hati Metha. "Ini pasti ada yang salah. Gue nggak boleh ngebiarin Megha hancurin impian gue gitu aja. Ngggak! Gimana pun caranya gue harus tetap menikah sama Alvan! Cowok impian gue!"

También te puede interesar

Pernikahan Sementara

Arsyilla Ayunda, gadis menawan yang baru berusia 17 tahun. Gadis itu baru merasakan yang namanya masa puber. Ya … dia telat merasakan puber karena sifatnya yang terlalu kekanakkan, tapi tidak manja. Lagi senang-senangnya mengenal cinta, Cia (panggilan akrabnya) harus menerima kenyataan pahit, almarhum kakeknya yang telah meninggal beberapa tahun silam meninggalkan wasiat yang membuatnya ingin hilang dari muka bumi. Wasiat gila itu berisikan tentang perjodohannya dengan seorang pria yang memiliki selisih usia sepuluh tahun darinya (udah pasti si pria yang lebih tua). Bahkan perjodohan itu sudah terjadi saat dirinya masih menjadi benih dalam kandungan sang ibu. Sialnya lagi ‘situa bangka’ (julukkan Cia untuk pria yang dijodohkan dengannya) itu adalah guru sekaligus kepala sekolahnya. "Saya, nggak mau nikah sama BAPAK!” "Kamu pikir Saya mau?" "Kalau gitu ngomong dong! Jangan diem aja kayak ban kehabisan angin." "Saya tidak mau membuang energi, tidak merubah apapun." * Mahardhika Addhipratma Sanjaya, pria berusia 27 tahun, memiliki wajah tampan dan tubuh sempurna. Pria berkepribadian dingin itu di paksa menikah dengan remaja labil, cucu dari sahabat kakeknya. Bisakah dia menjalani perjodohan ini? Mampukah dia bertahan demi tujuan tersembunyinya? Lalu bagaimana dengan Cia? Bisakah gadis itu melewati cobaan ini dengan waras? Gadis barbar itu menganggap kisah hidupnya seperti sinetron azab. Dimana dirinya terkena karma karena terlalu sering berganti pacar. 'Oh, Tuhan! Bisakah Engkau membuatku menjadi zigot lagi?’ jerit batin Cia. Nikmati kisah mereka yang akan membuat kalian tertawa, menangis, sedih dan juga bahagia. Pastinya baper parah ....

Ardhaharyani_9027 · Ciudad
4.9
638 Chs

Sisa Hidupku Adalah Untukmu

Yu Yuehan adalah seorang presiden direktur yang kaya, sempurna, dan tidak mudah didekati seperti orang kaya pada umumnya - pria terkaya di Kota H; tapi suatu hari, seorang bocah perempuan tiba-tiba muncul dalam hidupnya sebagai putrinya! Walaupun pria itu cukup yakin dirinya tidak pernah menyentuh wanita sebelumnya, hasil tes DNA memastikan bahwa bocah itu adalah anaknya! Segera ia menjadi seorang 'papi' yang baik bagi bocah mungil itu, Xiao Liuliu. Dua tahun kemudian, untuk beberapa alasan yang tidak dapat dijelaskan, Xiao Liuliu menjadi sangat menyukai seorang perawat yang sedang dalam masa percobaan, Nian Xiaomu, yang dipekerjakan untuk merawat Xiao Liuliu. Nian Xiaomu memiliki kepribadian yang kuat dan tidak membiarkan siapa pun merundungnya. Terus-menerus khawatir jika ada yang akan mencelakai putrinya, Yu Yuehan selalu mengawasi Nian Xiaomu. Namun, putrinya yang terlihat baik dan manis di luar, diam-diam mempunyai rencana untuk ayahnya .... Waktu berlalu, Nian Xiaomu menunjukkan sisi yang memikat sedikit demi sedikit; dan untuk pertama kali dalam hidupnya, Yu Yuehan tertarik pada wanita misterius ini .... Kata Kunci: Putri yang Misterius, Putri yang Manis, Tidak Mudah Didekati, Wanita Kuat Adegan yang manis: “Papi, Papi sangat tampan!” pipi Xiao Liuliu memerah. “Papi, aku mau digendong!” Xiao Liuliu merengek. “Papi, aku mau adik perempuan! Ayo cepat buat bersama Mami.” “Papi ....” Yu Yuehan berkata dengan ekspresi datar, "Aku tidak pernah tidur dengan wanita mana pun! Bagaimana mungkin aku mempunyai seorang anak perempuan!?" “Apa Mami tidur dengan Papi tanpa Papi sadari?” Yu Yuehan: "…"

Stupa Demon · Ciudad
4.8
1546 Chs

Pulangnya Sang Pewaris yang Terbuang dengan Gaya

Begitu dia membuka matanya, Bai Lian mendapati dirinya berada dalam tubuh seorang gadis muda yang terkenal dan manja. Dia mendengar ayahnya adalah bintang baru dan sedang naik daun di Beicheng, mandiri dengan reputasi yang luas; Kakak tirinya yang lebih tua adalah seorang jenius yang telah menduduki puncak ujian kota dan pergi ke Universitas Jiangjing; Adik tiri perempuannya dari kelas internasional yang bersebelahan adalah kecantikan sekolah yang berbakat banyak, lembut dan sopan; Tunangannya adalah bintang emas di bidang keuangan, idola akademis di sekolah yang bahkan tidak pernah melihatnya dengan benar… Dan dia hanya orang biasa tanpa ciri khas dengan kecerdasan rendah, orang biasa, diusir dari rumah sejak awal. Bai Lian: Baiklah, maka dia hanya harus belajar keras dan berusaha menjadi orang biasa~ Semua orang (dengan wajah tersenyum misterius): ...kamu yakin tentang itu?? Gadis muda yang dikirim ke Xiangcheng tanpa latar belakang, tidak tahu apa-apa, semua orang bisa menginjaknya... tetapi mereka tidak bisa menggerakkannya??? [Protagonis wanita yang unik memukau, malas dan manja yang menghancurkan siapa pun yang melawannya vs. protagonis pria yang mulia, keren, dan mendominasi dengan IQ yang mengalahkan semua orang yang ada] PS: Baik pemeran utama pria maupun wanita sangat menawan. Cerita ini sepenuhnya tentang kepuasan membaca tanpa banyak logika, jadi tolong jangan terlalu mendalam ke dalam logika, terima kasih. Pesan: Cintai belajar, jadilah orang baik.

Road of Flowers · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
401 Chs

Sang Seniman Bela Diri yang Beralih Menjadi Konglomerat Film

[Industri Hiburan + Wanita Utama yang Kuat + Cerita Menarik + Identitas Tersembunyi] Pemimpin Muda Sekte Tang, Tang Shu, yang mahir dalam Teknik Racun dan Senjata Tersembunyi, telah tertransmigrasi dan menjadi pendatang baru tingkat 18, debut sebagai aktris pendukung. Setelah acara variety show disiarkan: Haters: "Aku sebenarnya menganggap Tang Shu itu cukup menggemaskan. Ada yang salah dengan aku?" Ketika Lembaga Penelitian Teknik Mesin Nasional mengumumkan: Miss Tang adalah konsultan penelitian kunci yang kami tunjuk. Haters: "Apa????" Ketika seorang ahli pengobatan Tiongkok yang berwibawa mengungkapkan selama wawancara: Pengembangan jenis obat baru sangat berhutang pada Tang Shu. Haters: "Bukankah ini terlalu kebetulan?" Ketika Departemen Restorasi Porselen dengan terang-terangan menyatakan: Tidak ada yang melebihi Tang Shu dalam bidang restorasi porselen dan kaligrafi serta lukisan. Haters: "Apakah lotus putih ini menjadi sedikit terlalu memabukkan?" Ketika seorang big V Weibo dengan jutaan penggemar tanpa sengaja menunjukkan wajahnya selama siaran langsung... Para haters semua menyatakan bahwa pikiran mereka terpukau! *** Jing Yu, anak kesayangan surga, selalu mempunyai cengkeraman besi dan karir yang sukses sampai— dia bertemu dengan Tang Shu. Di dalam bioskop, setelah menonton empat atau lima film berturut-turut, dia menyadari orang yang duduk di sebelahnya tidak berubah, menikmati popcorn dengan sangat lahap. Tenggorokan Jing Yu bergerak sedikit; wanita ini sedang merayunya. Berhadapan di sebuah kedai kopi, dia secara acak mengeluarkan sedotan dua sisi dan meletakkannya di cangkirnya. Mata Jing Yu merah; wanita ini pasti sedang merayunya!

Rain Chen Zhenzhen · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
390 Chs
Tabla de contenidos
Volumen 1

valoraciones

  • Calificación Total
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de Actualización
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Contexto General
Reseñas
¡Guau! ¡Si dejas tu reseña ahora mismo, sería la primera!

APOYOS