webnovel

Lady in Red (21+)

Urbano
Terminado · 5.4M Visitas
  • 1000 Caps
    Contenido
  • 4.7
    442 valoraciones
  • NO.158
    APOYOS
Resumen

"Cinta itu buta dan tuli. Memang. Karena, jika cinta tidak buta dan tuli, maka itu bukan cinta, tapi LOGIKA." Vince Hong sudah merasakan berbagai jenis cinta, sekaligus berbagai jenis ranjang dan desahan, namun akhirnya dia tersudut pada sebuah cinta buta dan tuli yang menjungkir balikkan kewarasan dia, meski itu artinya... TABU, karena seseorang yang dia cintai, adalah sesorang yang tidak seharusnya dia kejar. ============================================ Novel ini sarat akan ADEGAN DEWASA. Tolong bijaksana dan bijaksini dalam memilih bacaan. Novel ini hanya utk para pendosa, bukan utk orang2 suci tanpa dosa, apalagi utk anak2. Krn novel ini justru menceritakan bagaimana cara membuat anak... /PLAK!/

Etiquetas
2 etiquetas
Chapter 1Who Is It

Who Is It

- Michael Jackson -

=============

If love is blind... I'll find my way with you...Cause I can see myself, not in love with you...

Suara mendayu manja melantunkan lagu dari Tiffany terus saja membelai pendengaran semua orang di ruangan seluas 20 x 30 meter berpenerangan remang-remang. Hanya bagian panggung saja yang terang benderang.

Memang itu di sebuah kafe yang mengusung live music di setiap penghujung minggu. Jum'at, Sabtu, dan Minggu adalah jadwal tetap bagi para penyanyi lokal.

Sabtu malam ini telah tampil biduanita ternama kafe tersebut. Dia biasa mengisi jadwal malam Minggu, momen paling ramai di kafe itu.

"Ruby! Ayo, nyanyikan yang lebih hot!" teriak salah satu pengunjung sembari acungkan gelas bir di tangan kanan ke arah panggung.

Biduan bernama Ruby pun tersenyum usai menuntaskan lagu mellow tadi. "Baiklah, saya akan coba bawakan lagu apik yang saya harap disuka semua di sini."

Ruby berbisik sebentar ke pianis di dekatnya. Sang pianis mengangguk, lalu main mata memberi kode pada pemain drum di belakang, tak jauh darinya.

Tak lama lagu Toxic milik Britney Spears mulai dibawakan mengambil versi jazz. Suara Ruby terdengar manja merayu. Para pria bertepuk dan bersorak senang.

Apalagi ketika tubuh ramping Ruby bergerak menggeliat menawan, terkadang memamerkan paha indah dia di balik gaun terusan warna merah yang berbelahan paha tinggi.

Gadis itu bernama panggung Ruby. Tak ada seorangpun yang mengetahui nama aslinya, pun pemilik kafe atau bahkan para pemain musik yang kerap mengiringi dia di panggung.

Tidak, kalian tidak perlu meliarkan imajinasi kalian membayangkan Ruby adalah gadis muda berumur awal dua puluh, bertubuh sangat sintal dengan payudara memenuhi pakaiannya.

Tidak, jauhkan angan-angan mesum kalian,

Ruby hanyalah gadis di pertengahan tiga puluh tahun. Meski begitu, tubuhnya masih terawat dengan baik. Pinggangnya masih ramping tersambung oleh lengkungan indah pinggul yang tidak berlebihan meski kentara jelas.

Ukuran dada? Dia bukan wanita yang menyimpan melon atau semangka di kantung dadanya. Payudara dia berukuran normal dan tidak berlebihan. Walaupun begitu, takkan ada yang tega dan keji mengatakan payudara Ruby tidak menarik.

Tentu saja masih menarik meski bukan seukuran semangka. Dadanya masih mencuat kencang dan pasti akan terasa pas jika ditangkup oleh telapak tangan.

Urusan kecantikan, kalian bisa membayangkan siapapun yang kalian anggap cantik, karena memang dia rupawan serta mempesona dengan segenap garis wajah yang ia miliki. Tak mungkin ada orang mengatakan dia wanita berwajah buruk kecuali kalian dengki atau buta.

Ruby adalah wanita yang ingin kalian ajak mengobrol akrab sembari berpautan tangan di atas ranjang. Dia menyenangkan, sekaligus menggairahkan dalam aspek yang unik.

Keindahan Ruby menjadikan dia sebagai biduanita paling dinanti-nanti penampilannya di kafe tersebut.

Malam ini pun demikian adanya. Kafe sudah berjejal dipenuhi para pengunjung yang sebagian besar adalah lelaki yang datang dan terkadang rela berdiri hanya untuk menatap Ruby saja, persetan seperti apa suara dia.

Sungguh amat beruntung bahwa disamping penampilan aduhai dari sang biduanita, suara Ruby juga bersaing indah dengan performa dia sendiri.

Ia fasih membawakan lagu-lagu berjenis pop dan jazz. Ia cukup meliukkan sedikit pinggulnya, maka para penonton pria akan mengerang meski itu ada di sudut-sudut gelap kafe yang dipenuhi asap rokok hingga kita akan bergumam, ini kafe atau lembah mistis berkabut?

Semua karena Ruby. Itu gara-gara dia. Anggap saja itu dosa dia jika para pengunjung terancam akan memiliki penyakit paru-paru pada dekade mendatang.

Tak terasa jam sudah hampir menunjuk ke jarum 2. Waktunya pertunjukan disudahi. Pemilik kafe memang tegas agar kafe selesai jam 2 pagi setelah buka dari jam 8 malam.

Ruby sudah merampungkan 10 lagu. Sebelum dia naik panggung, ada band anak muda terlebih dahulu yang mengisi acara. Kemudian sang biduanita naik panggung mulai jam 10.

Di panggung, biasanya Ruby beramah-tamah dengan pengunjung. Mengobrol disela-sela lagu. Hingga terkadang maksimal ada 20 lagu dia dendangkan secara santai diiringi piano, petikan gitar, serta drum yang dimainkan ala jazz pop.

Jam 1 malam biasanya pihak kafe sudah mulai berbenah. Pengunjung paham dan berangsur pulang.

"Ruby, sepertinya kau punya fans baru." Manajer kafe setengah berbisik padanya sambil dagu menunjuk ke sebuah meja. Mereka sedang berkumpul di meja bartender. Lampu kafe juga mulai dinyalakan walau tidak semuanya.

Sang biduan turutkan pandangan ke meja tersebut. Mata besarnya mendapati sesosok pria yang duduk tenang menikmati bir yang hampir habis.

"Jangan beri nomerku lagi, Bos." Ruby menyentuh punggung tangan bosnya. "Yang dulu sudah cukup merepotkan hingga aku musti berganti kontrakan 2 kali."

Si Bos terkekeh. "Iya, maaf. Aku terlalu teledor waktu itu. Baiklah, tenang saja. Identitas dan alamatmu aman."

"Oke, aku pulang dulu, Bos." Ruby menepuk bahu bosnya, dan berpamitan pada musisi pengiringnya. Ia sempatkan melirik lelaki di meja tak jauh dari bartender. Tersenyum sekilas, kemudian melenggang pergi.

Ia keluar dari kafe lewat jalan belakang dimana mobilnya terparkir. Riasan sudah dihapus, sehingga dia bisa sedikit menyamar agar tidak dikuntit penggemar.

Tak perlu terheran akan kebiasaan para penggemar yang terkadang tidak rasional dan berbuat di luar harapan para idolanya.

Dulu, di awal-awal Ruby mulai menjadi biduanita, banyak lelaki yang bertingkah bagaikan anak sekolah baru mengenal cinta. Menguntit, menempel, serba ingin tau, dan bahkan mengintip Ruby dengan berbagai metode yang memalukan.

Namun, itu semua sudah menjadi sejarah yang akan membuat wanita pertengahan tiga puluh itu akan tergelak kecil jika mengingatnya.

Bisa dikatakan, akhir-akhir ini para penggemarnya sudah lebih tertib dan menghargai privasi Ruby jika di luar kafe. Wanita lajang itu sekarang bisa lebih nyaman menjalani hari-hari dibanding tahun lalu.

Sesampai di apartemen sederhana, ia hempaskan tubuh ke sofa sebelum beranjak ke kamar nantinya.

Membuka tas kecil, mengeluarkan dompet, dan menghitung lembaran uang yang menjejali di sana sebagai bayaran hari ini, Ruby tersenyum puas. Bos kafe selalu baik, melebihkan bayarannya jika kafe penuh sesak.

Hampir 2 tahun dia menggantungkan hidup dari kafe tersebut. Tadinya dia menyanyi di kafe lain yang lebih kecil, namun dia merasa seperti sapi perah saja, seminggu 4 kali, namun bayaran minim. Untung saja dia bertemu dengan pemilik kafe yang sekarang yang menawarinya penghasilan lebih banyak dengan jam lebih sedikit.

Setelah memasukkan kembali dompet ke tas kecil, dia teringat pria tampan yang tadi duduk sendiri di meja depan panggung. Dia sadar pria itu mengaguminya meski tak banyak bicara. Tapi dari tatapannya yang lekat memandangi Ruby, ia tau pria itu terpesona.

Tergelak kecil, Ruby pun bangkit dari sofa untuk berjalan ke kamarnya. Ia ingin bermalas-malasan di hari Minggu seperti biasanya.

También te puede interesar

Pulangnya Sang Pewaris yang Terbuang dengan Gaya

Begitu dia membuka matanya, Bai Lian mendapati dirinya berada dalam tubuh seorang gadis muda yang terkenal dan manja. Dia mendengar ayahnya adalah bintang baru dan sedang naik daun di Beicheng, mandiri dengan reputasi yang luas; Kakak tirinya yang lebih tua adalah seorang jenius yang telah menduduki puncak ujian kota dan pergi ke Universitas Jiangjing; Adik tiri perempuannya dari kelas internasional yang bersebelahan adalah kecantikan sekolah yang berbakat banyak, lembut dan sopan; Tunangannya adalah bintang emas di bidang keuangan, idola akademis di sekolah yang bahkan tidak pernah melihatnya dengan benar… Dan dia hanya orang biasa tanpa ciri khas dengan kecerdasan rendah, orang biasa, diusir dari rumah sejak awal. Bai Lian: Baiklah, maka dia hanya harus belajar keras dan berusaha menjadi orang biasa~ Semua orang (dengan wajah tersenyum misterius): ...kamu yakin tentang itu?? Gadis muda yang dikirim ke Xiangcheng tanpa latar belakang, tidak tahu apa-apa, semua orang bisa menginjaknya... tetapi mereka tidak bisa menggerakkannya??? [Protagonis wanita yang unik memukau, malas dan manja yang menghancurkan siapa pun yang melawannya vs. protagonis pria yang mulia, keren, dan mendominasi dengan IQ yang mengalahkan semua orang yang ada] PS: Baik pemeran utama pria maupun wanita sangat menawan. Cerita ini sepenuhnya tentang kepuasan membaca tanpa banyak logika, jadi tolong jangan terlalu mendalam ke dalam logika, terima kasih. Pesan: Cintai belajar, jadilah orang baik.

Road of Flowers · Urbano
Sin suficientes valoraciones
665 Chs

Satu Malam Liar

Lucinda Perry, seorang penyendiri sosial dan pekerja keras, berjanji pada dirinya sendiri untuk benar-benar menggila di ulang tahunnya yang ke-25 dan bahkan mencetak one night stand jika ia mendapatkan promosi yang sudah lama ditunggu di pekerjaannya. Beberapa hari sebelum ulang tahunnya yang ke-25, dia dipromosikan ke posisi yang lebih tinggi dan tidak hanya itu, tapi ke kantor pusat di kota yang berbeda. Harus menghabiskan malam ulang tahunnya di kota baru, dia pergi ke klub di mana dia bertemu dengan orang asing tampan, Thomas Hank, yang menawarkan diri untuk menjadi one night stand-nya setelah melihat daftar berani-melakukannya, yang termasuk memiliki satu malam berdiri. Thomas Hank, setelah digunakan oleh beberapa wanita di masa lalu, bertekad untuk mendapatkan wanita impiannya yang akan mencintainya untuk dirinya sendiri dan bukan karena kekayaannya. Jadi ketika dia bertemu Lucinda Perry yang imut dan polos di klub, dia memutuskan untuk menjaga identitas aslinya dari dia dan mencari tahu apakah dia layak untuk dia pertahankan. ***Excerpt*** Apa yang lebih menghibur daripada sisi karakter yang gila? Katakan halo pada Sonia dan Bryan. Jantung Sonia berhenti berdetak sebentar, lalu berbagai pemikiran mulai berterbangan di kepalanya pada saat yang sama. Bryan Hank? Idola selebriti yang dia naksir sedang berlutut tepat di depannya dan memintanya untuk menjadi istrinya? Apakah dia salah mengira dia dengan orang lain? Apakah mungkin ini adalah lelucon, atau mungkin ini seperti salah satu lelucon selebriti dan ada kamera-kamera di sekitar, menunggu untuk merekam dia membuat dirinya tampak bodoh? Atau mungkin dia sedang bermimpi? Sonia bertanya-tanya sambil melihat-lihat sekitar mereka, tetapi yang dia lihat hanyalah penonton yang penasaran. "Tolong! Jadilah istriku dan buat aku menjadi pria paling bahagia di Bumi," katanya dengan suara keras yang menarik perhatian semua orang. Editornya yang telah ditunggunya selama lebih dari satu jam karena dia mencoba menandatangani kesepakatan dengan produser film yang tertarik dengan salah satu ceritanya, muncul saat itu juga, "Sonia, kamu kenal Bryan Hank?" Tanyanya dengan heran saat melihat adegan di depannya. Sepertinya sudah berjam-jam sejak Bryan berlutut, tapi ternyata baru satu menit. Bryan tahu tidak ada wanita yang cukup gila untuk menerima proposal gila seperti itu, dan bahkan jika ada yang mau menerima, membayarnya dan membatalkan keseluruhan hal tersebut akan mudah karena yang dia inginkan hanyalah skandal yang bisa terjadi dari situ. Judul beritanya mendatang akan tentang proposal pernikahan yang ditolak atau pertunangannya yang dikatakan, yang cukup membuat Sophia lepas dari kaitannya. "Ya!" Jawab Sonia dengan semangat sambil menganggukkan kepalanya dan mengulurkan jarinya agar dia memakaikan cincin pertunangan. "Ya?" Tanya Bryan dengan bingung saat mendengar jawabannya. "Ya! Aku akan menjadi istrimu dan membuatmu menjadi pria paling bahagia di dunia!" Sonia berkata dengan tertawa dan menggerakkan jarinya hingga Bryan memasukkan cincin itu ke jarinya. Secara mengejutkan cincin itu adalah ukuran yang tepat untuknya, dan duduk di jarinya seolah-olah dibuat khusus untuknya. Suara tepuk tangan meledak di sekitar mereka saat Sonia berdiri dengan senyum lebar di wajahnya dan memeluk Bryan sebelum menciumnya tepat di bibir. Bryan sedikit terkejut dengan keberaniannya tapi cepat pulih karena ini adalah permainannya, dan dia harus ikut serta. Dia lah yang mendekatinya terlebih dahulu, bagaimanapun juga. Jadi ketika dia mencoba memutuskan ciuman, dia memegang dagunya dan perlahan menggigit bibir bawahnya sebelum membuka bibirnya dengan lidahnya dan mengisapnya dengan cara yang menggoda, mengeluarkan desahan dari Sonia. Sonia merasa pusing. Ini terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Itu haruslah mimpi. Bagaimana lagi dia bisa menjelaskan bahwa pada suatu saat dia duduk di lobi hotel menunggu editornya, dan pada saat berikutnya dia bertunangan dengan idola selebriti yang dia naksir dan menciumnya di sini di depan umum?

Miss_Behaviour · Urbano
Sin suficientes valoraciones
1016 Chs

Istri Tak Terduga Saya adalah Bos Rahasia!

Semua orang tahu bahwa putri tertua rumah Shens telah jatuh dari tahta kehormatannya setelah ditinggalkan oleh seorang pria tak bertanggung jawab, hamil di luar nikah, dan kemudian diusir oleh keluarganya sendiri, terlantar dan putus asa. Sang terkenal Shen Ruojing muncul di pesta ulang tahun Matron keluarga pertama, Keluarga Chu, di mana kerumunan orang mencibir: "Orang-orang yang memberikan sejuta dalam uang kado duduk di satu meja." "Orang-orang yang memberikan sepuluh juta dalam uang kado duduk di satu meja." "Nona Shen, bolehkah saya bertanya berapa uang kado yang telah Anda bawa?" Kerumunan orang menunggu untuk menertawakan dia, namun kemudian mereka melihat Shen Ruojing mendorong ke depan seorang bocah lelaki yang indah dan cantik, "Bisakah Anda tolong tanya Matron di mana duduk jika seseorang membawa cicit?" *** Diterima di rumah keluarga Chu hanya karena nilai putranya, Shen Ruojing hanya ingin melalui hidupnya dengan santai, puas menjadi ikan yang malas, namun dia menghadapi penghinaan dari semua pihak dalam keluarga: "Keluarga kita mempunyai seorang peretas tingkat atas, seorang maestro musik, seorang jenius seni, seorang gila teknologi—masing-masing terkenal di bidangnya. Bagaimana dengan Anda? Anda bisa apa?" Shen Ruojing menyentuh dagunya: "Semua hal yang kalian sebutkan itu... Saya tahu sedikit tentang masing-masing." Tiga anak yang menggemaskan berdiri di sisinya dan mengangguk serempak: Kami bersaksi bahwa Ibu memang tahu sedikit tentang segalanya.

Mr. Yan · Urbano
Sin suficientes valoraciones
870 Chs
Tabla de contenidos
Volumen 1 :Fetish
Volumen 2 :OBSESSION

valoraciones

  • Calificación Total
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de Actualización
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Contexto General
Reseñas
gustó
Últimos
NathanRyuu
NathanRyuuLv11
NathanRyuu
NathanRyuuLv11
NathanRyuu
NathanRyuuLv11
DhanikMoetz
DhanikMoetzLv3

APOYOS