Shen Hanyu sedang memikirkan luka yang dialaminya, tenggelam dalam lamunan.
Peluru tersebut begitu cepat hingga sudah berada di depannya pada saat ia mengangkat matanya. Shen Hanyu hanya sempat memutar badannya. Darah bercipratan, dan ia merasakan sakit tajam di lengan kanannya.
Wajah Shen Hanyu menggelap saat ia melihat ke arah asal peluru.
Peluru itu datang dari sebuah gedung tinggi. Jendela kaca memantulkan sinar matahari pagi, dan cahayanya menyilaukan.
Bisa jadi ada pembunuh yang bersembunyi di setiap jendela, tapi pembunuh itu bisa dengan mudah membuat gerakan saat dia menunggu lampu merah.
Mereka pasti telah mengikutinya untuk waktu yang lama supaya tahu bahwa ia akan mengambil rute ini ketika mengantar Sang Qianqian ke sekolah setiap hari.
Lampu merah di persimpangan sudah berubah, dan mobil di belakang mereka membunyikan klakson.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com