webnovel

Bab 9.

Tawa masih memenuhi ruangan dan mereka bicara diselingi sesekali nyanyian dari para wanita.

Sekretaris Jo bangun dari tempat duduk nya karena mendengar keributan di balik pintu, belum dia bangun karena ingin mencari tahu, pintu sudah terbuka lebar.

Muncul seorang wanita dan dua penjaga di belakang nya.

"Maafkan kami Tuan, Nona Nadia memaksa untuk masuk," dua pengawal terlihat takut saat melihat wajah Jo.

Mereka bicara sambil menundukan kepala. "Kalian berdua, mengurus satu perempuan saja membuat keributan tidak berguna seperti ini," ucap Jo sambil berjalan mendekat.

"Maafkan kami Tuan."

"Minggir!" ucap Nadia sambil mendorong tubuh penjaga, dia menatap Jo sebal ketika melewati nya.

Sekarang dia sudah berdiri di dekat kursi, di mana pesta berpusat.

Mata nya menatap ke arah dua wanita yang duduk di samping Polin.

Ia ingin menarik rambut kedua wanita itu dan mencakar wajah mereka. "Apa kalian bisa pergi, wanita rendahan seperti kalian kenapa bisa duduk di samping Kak Polin?" ucap Nadia.

Semua orang yang duduk di ruangan itu tahu siapa Nadia, mereka ciut menatap Polin, tidak tahu bagaimana laki-laki itu akan bereaksi.

Mungkin dulu Nadia bisa berbuat sesuka nya, tapi sekarang tentu semuanya sudah berbeda.

"Nona Nadia silahkan pergi dari ruangan ini!" ucap Jo yang sudah mendekat.

"Anda hanya membuat suasana menjadi canggung." lanjut nya.

"Benar Nadia pergilah, jangan membuat keributan. Ini pesta Tuan Polin."

"Ini pesta Tuan Polin, tolong jaga sikapmu." Semua bicara menyuruh nya pergi, namun gadis itu seperti tidak mengenal takut.

Dia mendekat ke kursi Polin, menarik tangan dua wanita yang duduk di samping nya.

"Apa Kak Polin akan pura-purabmenikmati ini, mereka bahkan tidak diizinkan menyentuh Kakak, lantas apa guna nya mereka di sini!"

"Nona!" Jo rasa nya ingin menarik tangan gadis muda di hadapan nya.

"Keluar semua!" mendengar Polin yang berbicara, semua nya terdiam dan saling memandang.

Lalu satu persatu bangun dari tempat duduk itu dan para wanita juga demikian, mereka mengikuti tamu yang keluar ruangan.

Tanpa bicara, hanya Jo yang masih berdiri di tempat nya. "Kau juga keluar Jo!" ucap Polin.

"Baik Tuan Muda." Jo menunduk hormat sebelum melangkah pergi, dia menatap tajam Nadia.

Seringai muncul di bibir Nadia. "Ambilkan aku minum!" Polin bicara setelah Jo menutup pintu.

Nadia mengambil botol soda di dalam wadah es dan mnuangkan ke dalam gelas lalu menyerahkan kepada Polin.

Dia sudah duduk di samping Polin, dan Polin menerima minuman itu dan menghabiskan nya.

"Jangan bersikap melebihi batas." Suara Polin terdengar lebih lembut.

"Kak Polin." ucap Nadia.

"Kau tahukan Jo tidak akan menahan diri kalau kamu melebihi batasmu lebih dari ini." ucap Polin.

"Kak Saga, kenapa Kakak menikah dengan wanita kampungan itu, Kakak tidak mencintainyakan? Kakak menikah dengan nya hanya untuk membalas kakakku, kan?" ucap Nadia.

Raut wajah Polin berubah, ia menarik nafas panjang lalu menyandarkan tubuh nya ke kursi.

"Kemarilah." Dia menjentikan jarinya agar Nadia mendekatkan wajah nya dan gadis itu patuh.

Lalu dalam sekelebat mata, wajah Polin juga sudah ada di depan nya.

Hanya tersisa ruang beberapa centi meter. "Apa kau mau mengantikan kakakmu?" Bahkan saat bicara, gadis itu bisa mencium aroma soda dari mulut Polin.

Sekarang Polin menyusuri bibir gadis itu dengan jemari nya.

Deg, deg.

Nadia merasa jantung nya ingin meledak. Saat ini yang dipikirkan nya bukan lagi kakak nya, tapi diri nya sendiri.

Bahwa ia ingin berada di samping Polin, dan tanpa sadar ia memejamkan mata, membayangkan Polin mencium bibir nya.

"Masuklah Jo!" Polin bicara agak keras agar Jo yang berada di luar pintu mendengar nya.

Eh...

Nadia kemudian membuka mata nya, wajah nya merah karena malu.

Polin sudah duduk bersandar pada kursi. Dari pintu yang terbuka muncul sekretaris menyebalkan itu.

"Antar Nadia pergi!" ucap Polin kepada Jo.

"Kak Polin." ucap Nadia menolak, dia menarik tangan Polin, menggenggam nya erat. "Kak." lanjut nya.

"Hentikan ketidaksopanan Anda Nona!" Sekretaris Jo sudah tidak bisa menahan diri nya. Dia bahkan ingin menggendong wanita ini dan melempar nya keluar.

"Hei, lepaskan aku sekretaris bodoh, jangan sentuh aku!" ucap Nadia.

Tapi, tangan Jo benar-benar mencengkram lengan nya dengan kuat.

Ia tidak bisa melawan, Nadia berteriak memanggil Polin, namun laki-laki itu hanya melihat nya, lalu menuangkan minuman dan menghabiskan nya.

"Lepaskan aku!" ucap Nadia dengan marah.

Jo melepaskan tangan nya, mendorong tubuh gadis itu keluar pintu.

"Antar dia pulang ke rumahvnya, dan jangan biarkan dia masuk ke tempat ini lagi ke depan nya!" ucap Jo.

"Baik Tuan," dua penjaga sigap menjawab, sambil membentangkan tangan saat Nadia mau memaksa masuk lagi.

"Hei Jo kurang ajar, kalau kakakku kembali dengan Kak Polin, aku pastikan kamu yang akan ditendang dari sisi Kak Polin." ucap Nadia mengancam.

"Saya menantikan hari itu Nona." ucap Jo dengan nada menantang.

Jo membungkukan kepala nya, tapi bibir nya tersenyum sinis sebelum dia berbalik meninggalkan Nadia yang masih berteriak marah memaki nama nya.