Penikahan yang diimpikan setiap wanita adalah menikah dengan laki-laki yang dicintai nya, dan juga laki-laki yang sama mencintai nya.
Bukan hanya sekedar pesta mewah yang meriah dan indah, dan juga bukan hanya dilihat dari gedung super mewah, makanan berkelas atau tamu petinggi penting.
Itu tidak penting bagi seorang wanita, yang terpenting adalah siapa yang bersama nya di pelaminan.
Ratna sudah berdiri di samping suami nya, mereka sudah sah sebagai sepasang suami istri.
Ini adalah pernikahan yang membuat iri seluruh wanita di negri ini.
Mungkin mereka tersenyum dan mengucapkan selamat pada Ratna, namun dalam hati mereka mengutuk mempelai wanita kenapa bukan diri nya yang bisa menikah dengan Tuan Polin.
Hari ini Ratna terlihat sangat cantik dan elegan dalam balutan baju pernikahan berwarna putih.
Wajah nya juga penuh dengan senyuman, sungguh dia sangat pandai berakting.
Tolong beri dia penghargaan pernikahan yang menyedihkan.
Di samping nya Polin berbalut setelan jas sungguh terlihat sangat Tampan dan tangguh.
Para wanita tidak henti takjub dan memuji nya, berharap dia adalah suami nya.
Mereka menerima ucapan selamat. "Tegakkan kepalamu, kau tidak perlu menundukan kepalamu kepada mereka." ucap Polin bicara kepada Ratna.
Saat melihat istri nya itu berulang kali menundukan kepala menerima ucapan selamat dari para tamu. "Kau hanya perlu menundukan kepalamu padaku." lanjut Polin berbicara.
"Ba, baik." jawab Ratna.
Dan di hari pernikahan nya inilah Ratma mulai menyadari seberapa besar kekuasaan dan tinggi nya posisi suami nya.
Apa itu membuat nya senang? Tidak, tangan kanan nya sudah terkepal gemetar dan berkeringat.
×××××
Ayah yang sudah menjual putri nya itu terlihat sangat bahagia, ia bisa menyelamatkan perusahaan dan kehormatan nya juga bertambah.
Ibu tiri itu tersenyum dengan sangat senang, telah bisa membuang anak yang bukan darah daging nya pergi dari keluarga tanpa perlu repot ia usir.
Sementara wanita itu, adik tiri Ratna. Rossa terlihat penuh kecewa.
Dia marah dan kesal, ketika melihat laki-laki yang menjadi suami kakak tiri nya.
Ternyata sangat tampan. Kalau tau begini, tentu dia yang memilih untuk dinikahkan.
Tatapan penuh kebencian ia layangkan pada saudara tiri nya Ratna.
Sementara yang lain terlihat menikmati pesta, ada seorang laki-laki yang terpuruk kecewa.
Dialah Steve, yaitu adik tiri Ratna. Walaupun mereka berbeda ibu namun mereka hidup dengan saling menyanyangi.
Dia merasa sedih, karena gagal melindungi kakak perempuan dari kerakusan ayah nya sendiri.
Dia berjalan lesu, tidak memperdulikan para wanita yang mencoba untuk mendekat dan menyapa nya.
Dia memilih berjalan menyusuri ruangan lain yang lengang, di luar aula utama tempat pesta berlangsung.
"Kak Ratna." ucap seseorang.
Betapa terkejut nya ia ketika mendapati kakak perempuan nya, mempelai pesta ini sedang duduk di ujung ruangan.
Di depan nya ada sebuah taman. Lampu-lampu taman menyala membuat terlihat terang.
Tapi, tidak jauh dari kakak perempuannya dia melihat dua laki-laki berdiri dengan sigap.
"Bukankah mereka penjaga." Ia berjalan mendekat. "Kak Ratna!"
Gadis itu terkejut, dia buru-buru menyeka matanya dengan sapu tangan yang dipegang nya.
Mencari asal suara.
Dua orang petugas yang tadi berada di jarak cukup jauh berlari mendekat.
"Tidak apa-apa Pak, dia adik saya." Ratna terkejut ketika tiba-tiba salah satu pengawal itu sudah memegang tangan adik nya. "Tolong lepaskan tangan Anda!"
"Maaf Nona Muda." Mereka membungkukan kepala lalu beranjak, berdiri di posisi semula.
"Kenapa Kakak di sini?" Steve duduk
di samping Ratna, menggenggam tangan wanita itu dengan erat.
"Tuan Saga menyuruhku mencari udara segar karena melihatku sudah kelelahan. Lihat." Ratna menunjuk dengan ekor mata nya. "Mereka mengikutiku sesuai perintah Tuan Polin." ucap Ratna.
"Maafkan aku Kak." jawab Steve.
"Kenapa? Kamu meninta maaf" tanya Ratna.
"Karena aku tidak bisa melindungi Kakak dari keserakahan ayah dan ibu. Kalau saja mereka memilih bangkrut dan merintis semua nya dari awal, mereka tidak perlu mengirimimu ke tempat ini." ucap Steve.
"Steve, aku baik-baik saja. Suami Kak Ratna orang baik kok." jawab Ratna.
"Apa ada orang baik yang meminta anak gadis sebagai alat pembayaran hutang. Tidak orangtua kita ataupun dia sama-sama manusia jahat." ucap Steve.
Ratna melihat sekeliling, ia takut ada yang mendengar ucapan adik nya.
"Jaga bicaramu." ucap Ratna.
"Apa aku akan dia bunuh kalau ketahuan memakinya?" tanya Steve.
"Steve jangan begitu. Jangan bicara sembarangan yang akan mengancam jiwamu. Kak Ratna akan melewati ini semua dengan baik, percayalah." jawab Ratna.
"Bagaimana aku bisa percaya Kak. Aku tahu dia laki-laki seperti apa, rumor tentang nya tidak akan muncul tanpa alasan." ucap Steve.
Ratna menyentuh kepala adik nya dengan lembut. "Aku percaya kalau kau mencintaiku Steve. Tapi kumohon demi keselamatan hidup dan masa depanmu kau harus mulai menjaga sikap dan kata-katamu. Terutama terhadap suamiku. Karena aku sendiri belum tahu sekejam apa atau seburuk apa hal yang bisa dilakukan nya kemudian hari" ucap Ratna.
"Maaf Nona Muda, tuan muda memanggil Anda untuk masuk kembali ke aula." ucap penjaga.
"Oh baiklah, aku sudah merasa segar. Mari kita kembali." Ratna menarik tangan adik nya.
"Ayo masuk, tersenyumlah dan nikmati pesta nya." Walaupun ia sendiri tahu, ia tidak menikmati pesta meriah ini. Sama sekali.