webnovel

Bab 3.

Polin masuk ke dalam mobil, ia duduk bersandar, lalu terdengar tawa dari mulut nya.

Hanya dia dan Tuhan yang tahu, apa yang membuatnya sampai tertawa seperti itu.

Sekretaris Jo sudah duduk di belakang kemudi dan memasukan kunci mobil.

Bulu kuduk nya berdiri melihat Polin tertawa seperti itu.

"Jo..." Polin bicara dengan suara ringan.

"Ia Tuan Muda." Sekretaris Jo menghidupkan mobil, kemudian keluar dari area parkir dan melajukan mobil membelah jalanan yang ramai.

"Kau lihat tadi, rambut bergelombang nya. Haha, apa dia benar-benar perempuan. Bagaimana dia bisa tidak berdandan dan bertemu denganku."

Polin tertawa dengan cara yang sama. " Aku ingin menarik rambut nya tadi."

Sekretaris Jo hanya terdiam, ia melirik kaca spion melihat Polin di belakang.

Terlihat sangat terhibur dengan apa yang dia katakan. Bukan, dia terhibur dengan objek yang sedang jadi isi pembicaraan nya.

"Seperti nya aku suka padanya, dia bisa tersenyum seperti orang bodoh walaupun jelas-jelas tangan nya gemetar. Haha, pasti dia akan jadi mainan yang tidak membosankan." ucap Polin.

"Ia Tuan." jawab Jo.

'Aku harus mengatakan apa coba, seperti nya Anda menemukan mainan baru yeng menarik.' Sekretaris Jo bergumam dalam hati.

"Jo." Polin bicara lagi.

"Ada apa Tuan." tanya Jo.

"Buat aturan terperinci tentang apa yang harus dia lakukan setelah jadi istriku, dari aku bangun tidur sampai aku mau tidur. Buat dengan detail, semakin gila semakin baik." ucap Polin dan tertawa lagi.

Sekertaris jo melirik kaca spion lagi merasa khawatir, tuan muda nya kapan terakhir tertawa seperti itu pikir nya.

Apa ada yang salah dengan nya hari ini. "Dia benar-benar sangat jelek. Haha. Bagaimana dia bisa punya tinggi badan seperti itu, apa orang tua nya tidak memberi nya makanan bergizi saat pertumbuhan nya. Siapa tadi nama nya?" tanya Polin yang bahkan tidak ingat nama wanita yang akan menjadi istri nya.

"Ratna Melinia." jawab sekertaris Jo.

"Haha, bagaimana dia bisa punya nama yang kampungan begitu." ucap Polin.

Tidak tahu bagaimana harus bereaksi, Jo hanya merasa merinding melihat sikap tuan muda nya.

"Buatkan semua daftar apa yang aku sukai dan tidak aku sukai. Aku benar-benar ingin tahu, apa dia masih bisa tersenyum seperti itu setelah melihat daftar kewajiban nya." ucap Polin.

"Baik Tuan." jawab sekertaris Jo.

"Bagaimana bisa ada wanita sejelek itu, apa aku suruh dia operasi plastik setelah menikah ya. Tidak-tidak, lebih bagus dia jelek seperti itu, aku penasaran bagaimana reaksi nya nanti, kalau wanita yang ada di sampingku sekarang hanya gadis jelek dan kampungan." ucap Polin dengan sangat dingin.

Deg, Jo melirik spion lagi. Suara Tuan Polin sudah berubah getir.

Senyum atau tawa di bibir nya sudah lenyap, Sekarang dia bersandar di sandaran kursi dan memejamkan mata. Tengelam dalam kesepian nya sendirian.

'Kenapa bulu kuduku tiba-tiba merinding.' gumam sekertaris Jo.

×××××

Ratna turun dari taxi online yang ia naiki dari restoran tadi.

Meraba-raba tengkuknya yang tiba-tiba terasa dingin.

Dia membayar biaya taxi nya, lalu masuk ke rumah, membawa bungkusan kotak makanan yang dia bawa dari restoran.

Di ruang tamu ayah dan ibu tiri nya sedang berbincang, menunggu kepulangan anak nya yang akan menjadi penyelamat keluarga.

Saat Ratna masuk, ayah nya langsung berdiri dari duduk dan menarik tangan putri nya untuk duduk di kursi.

"Bagaimana, Tuan Polin menyukaimu, kan?" ucap sang Ayah.

Hanya itu yang ingin kalian tahu. "Kamu tidak membuat masalah? Apa itu yang kamu bawa?" ibu tiri nya mengambil tas yang masih ada di tangan Ratna.

"Makanan dari Tuan Polin." jawab Ratna.

"Makanan, apa itu berarti dia menyukaimu, kalian akan menikah, kan?" tanya ayah yang sangat antusias.

"Semuanya berjalan sesuai dengan rencana ayah. Saya lelah, saya permisi ke kamar," Ratna menjawab datar.

"Baik, baik, sana istirahatlah." ucao sang ayah.

Dua orang tua itu tidak perduli ada kristal bening di pelupuk mata putri mereka, yang menetes saat dia berjalan menaiki tangga.

Hanya terdengar tawa bahagia dari kedua nya, mereka sudah lepas dari kebangkrutan, dan hidup akan jadi lebih mudah bagi mereka kedepan nya.