webnovel

Bab 10.

Ratna terbangun dan membuka mata nya sambil tersentak.

Ia seperti bermimpi mendengar orang berteriak memanggil nama nya.

Rasa kantuk masih menggantung di pelupuk mata nya, hoaam. Menguap lebar.

Menggelengkan kepala berulang mencoba mencari kesadaran, ia duduk bersandar dan masih setengah sadar.

"Nona Muda." Berulang kali dan disusul ketukan di pintu. "Apa Anda bisa bangun sekarang."

Hemmm, ada apa sebenar nya ini. Jam berapa memang sekarang.

Saat nama nya kembali disebut berulang, dia memaksakan menyeret tubuh nya membuka pintu.

Laki-laki yang semalam mengantar nya masuk ke dalam kamar sudah berdiri di depan pintu.

"Maaf Nona, membangunkan Anda selarut ini," dia menundukan kepala nya.

"Ada apa Pak?" Ratna masih setengah sadar, bicara dalam kebingungan.

"Aku ngantuk sekali" Ratna menguap lagi berulang.

"Tuan muda sudah pulang, sudah sampai di gerbang utama," kata pelayan itu lagi.

"Ia, terus?" tanya Ratna.

Terus kenapa kalau laki-laki jahat itu pulang, apa aku harus menyambut nya!

"Silahkan ikut saya menyambut tuan muda di depan."

Apa! Aku benar-benar harus melakukan nya. Kenapa cuma aku yang harus menyambut nya. Kenapa juga harus disambut, ini kan sudah malam.

Walaupun merasa kesal, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa selain menurut.

Ratna mengikuti langkah kaki laki-laki di depan nya, menyeret kaki nya.

Dia menguap, berpegangan pada tangga agar tidak terjatuh.

Ratna memilih bersender di pintu, agar dia tidak ambruk.

Dia memejamkan mata nya tanpa ia sadari, ia tersentak saat mendengar decit mobil berhenti.

Sekretaris Jo keluar, lalu bergegas membuka pintu belakang.

Setelah itu keluar laki-laki yang tetap tampan walaupun dilihat dengan mata mengantuk sekalipun.

"Nona, mendekatlah ke arah mobil," pelayan itu bicara lagi pada Ratna.

"Apa! Saya?" Ratna menunjuk diri nya, pelayan itu menganggukan kepala.

Ratna berjalan mendekat ke arah suami nya. Tapi dia hanya berdiri dan tidak melakukan apa-apa.

"Kau datang menyambutku." Tangan suami nya sudah mencengkram dagunya, membuat nya mendongak.

Namun segera ia mengalihkan pandangan dari pandangan mata nya.

"Ia Tuan." jawab Ratna dengan kantuk nya.

Dia mengikuti langkah kaki suami nya, dan Sekretaris Jo, sementara pelayan tadi berjalan di belakang nya.

×××××

"Nona bisakah Anda mengganti pakaian tuan muda?"

Ratna yang sedang melepaskan sepatu Polin tersentak.

Dia menatap Jo dengan tidak percaya, bagaimana dia bisa menyuruh nya mengganti pakaian laki-laki jahat ini.

Sementara Polin yang sedang duduk di sofa tidak bereaksi apa-apa.

"Ah, saya ambilkan baju nya sebentar, tapi tolong Sekretaris Jo saja yang melakukan." ucap Ratna.

'Gila apa, memang kenapa aku harus mengganti baju orang ini' gumam Ratna.

Ratna menyerahkan pakaian tidur pada Jo, akhir nya dialah yang membantu Polin mengganti baju.

Ratna menerima setelan jas suami nya, mendekap nya di dada nya.

Dia membelakangi suami nya dan menundukan kepala. Setelah selesai berganti pakaian Polin berjalan menuju tempat tidur dan ia ambruk di sana.

"Selamat malam Nona, silahkan kembali istirahat, saya permisi."

"Eh ia, terimakasih atas kerja keras Anda Sekretaris Jo." ucap Ratna.

Ratna berjalan mengikuti Jo sampai di depan pintu.

"Nona, apa Nona sudah membaca lembaran aturan dan tugas yang saya berikan kepada Nona?" Sekretaris Jo berbalik lagi.

"Eh, ia sudah." jawab Ratna.

"Baiklah, selamat malam Nona." ucap Jo.

Jo membungkukan badan nya sebelum menghilang di balik pintu yang tertutup.

Tersadar dia masih memegang pakaian suami nya, Ratna masuk ke dalam ruang ganti pakaian, lalu meletakan baju itu di dalam keranjang.

Keluar dari ruangan itu dia melewati suami nya yang sudah memiringkan tubuh nya.

Dia berdiri lama di samping tempat tidur Polin dan menatap lekat laki-laki itu.

Laki-laki yang akan ia benci seumur hidup nya.

Laki-laki pemilik tubuh nya, laki-laki yang harus ia layani sampai dia bosan dan membuang nya.

Dia sungguh berharap permainan rumah-rumahan ini akan cepat berakhir.

Ia berharap agar menjadi mainan membosankan yang akan segera dibuang ke tempat pembuangan oleh suami nya sendiri.

"Matikan lampu!" ucap Polin.

"Eh, ia Tuan. Selamat malam." jawab Ratna sambil mematikan lampu.

Bergegas, dia mematikan semua lampu. Lalu berjalan menuju sofa, dia sudah menyelimuti tubuh.

Dan terlelap begitu saja, ia berharap mimpi nya indah malam ini.