Hanya pernikahan ini yang mampu menyelamatkan kehidupan keluarga kita.
Berkorbanlah sedikit saja untuk keluarga, kami sudah membesarkanmu sampai dewasa seperti ini.
Bagaimana kau tidak tahu cara nya membalas kebaikan keluarga mu.
Tuan Muda Polin berjanji akan menyelamatkan perusahaan dan keluarga ini.
Berjanjilah pada kami, kau akan menikah dengan nya.
Tubuh Ratna pun bergetar hebat, ia tertunduk dengan perasaan campur aduk.
Ia tertunduk sambil menatap lutut nya sendiri, dan ia mengepalkan tangan nya dengan erat.
Ia merasa marah, sedih, letih namun perasaan itu pun tidak bisa ia keluarkan.
Balas budi? Bukankah aku ini adalah anak kandungmu, lahir dari rahim milikmu.
Bukankah sudah menjadi kewajibanmu memberiku makan dan tempat tinggal untukku.
Mengapa aku harus membalas budi untuk kewajiban yang memang harus kau lakukan. Aku membencimu dengan seluruh kehidupanku.
Pernikahan akan dilaksanakan dalam waktu dua minggu lagi.
Bahkan Ratna tidak bisa mengatakan apa pun, ia tidak menggelengkan kepala ataupun tidak menganggukan kepala.
Ia tidak bisa berbuat apa-apa, gerakan kepala nya tidak akan merubah apa pun.
"Terimakasih." gumam Ratna.
Huh! Bahkan kata yang sangat ingin didengar nya itu tak pernah mereka ucapkan sedikkitpun.
Keluarga nya menganggap bahwa pengorbanan nya adalah sebuah keharusan.
Bukanlah sesuatu yang layak mendapatkan ucapan terimakasih dari keluarga nya.
Ia merupakan anak pertama dari keluarga ini, yang mengharuskan ia menjadi tanggung jawab nya untuk berkorban.
Sudah kewajiban nya karena dia diberi tempat tinggal, makanan dan pakaian 'Balas budi'
×××××
Ratna masih terdiam di depan kaca, ia menatap bayangan menyedihkan dari wajah nya sendiri.
"Permisi Nona, utusan dari keluarga Tuan Polin datang ingin menjemput Anda." ucap salah seorang pelayan.
Ia adalah bibi pengurus rumah yang sudah berdiri di belakang nya. Tanpa terdengar langkah kaki mendekati Ratna.
"Kenapa? Untuk apa?" ucap Ratna bertanya tanpa memalingkan wajah, ia masih menatap bayangan menyedihkan wajah nya di kaca.
Inilah wajah manusia yang bahkan tidak punya kekuatan untuk hanya menggelengkan kepala penolakan.
"Saya tidak tahu Nona, silahkan turun. Tuan besar dan nyonya sudah menunggu Anda."
Ratna menapaki anak tangga.
Di ruang tamu dia melihat seseorang duduk, Ayah dan ibu tiri nya sedang bicara dengan berlebihan.
Menjilat apa yang bisa mereka jilat, dan tanpa rasa malu.
Ratna menghentikan langkah nya saat pria itu berdiri karena melihat nya datang.
"Saya akan membawa Nona Ratna sekarang," ucap nya.
"Baik Sekretaris Jo. Ratna, ikutlah dengan Sekretaris Jo! Tuan Polin ingin bertemu denganmu."
Ratna tidak menjawab apa yang ayah nya katakan.
Dan ibu tiri nya terlihat memelototi nya, namun tidak bisa melakukan apa pun karena ada utusan dari keluarga calon suami nya.
Ratna berjalan mengikuti langkah kaki utusan itu, tanpa bicara sepatah kata pun.
Dia memasuki mobil dan masih tanpa suara sedikitpun. Saat mobil berjalan pun dia tetap membisu.
'Apa yang akan terjadi padaku? Lari, aku ingin lari. Tapi kemana? Walaupun keluarga ini tidak seutuh nya menganggapku keluarga. Namun hanya tempat ini yang bisa aku sebut rumah. Aku masih punya adik laki-laki satu ayah yang menyayangiku. Aku tak punya tujuan untuk lari. Merasa beruntung karena memiliki rumah, untuk itulah mungkin benar kata ayah, aku harus membalas budi.'
Sambil menatap pohon-pohon di pinggir jalan, pikiran Ratna berlarian ke mana-mana.
×××××
Polin Kusuma adalah nama dari calon suami nya, ia pemilik perusahaan ternama Kusuma Grup.
Rumor yang beredar tentangnya adalah, dia laki-laki muda yang berdarah dingin.
Kejam terhadap setiap lawan-lawan bisnis nya dan ia bisa menghancurkan sebuah perusahaan hanya dalam semalam.
Untuk alasan itu hanya diri nya dan Tuhan yang tahu.
Bahkan rumor nya lagi, ia berganti wanita setiap malam, wanita-wanita mengantri untuk hanya bersama nya semalam saja tidak pernah kehabisan.
Lantas kenapa laki-laki seperti itu ingin menikah.
Dan lebih menyedihkan nya mengapa harus menikah dengan Ratna.
Perusahaan ayah nya pasti bukanlah satu-satu nya perusahaan bangkrut yang bisa ia kuasai, tapi kenapa dia memilih perusahaan milik ayah nya. Dan memilih aku sebagai istri nya.
"Kita sudah sampai Nona, silahkan!" ucap sekertaris Jo.
Ratna terjaga dari lamunan nya saat Sekretaris Ho memanggil.
Dia sudah berdiri di luar mobil dan membukakan pintu, Ratna berusaha menguasai diri nya.
Tempat ini terlihat seperti restoran kelas atas dan ia hanya berjalan mengikuti langkah Sekretaris Jo. Masih tanpa mengeluarkan suara atau bertanya.
"Silahkan masuk ke dalam, tuan muda akan datang sebentar lagi." ucap sekertaris Jo.
" Baik." jawab Ratna.
Kemudian Ratna memasuki ruangan, ia ingin bertanya sesuatu pada Sekretaris Jo.
Tapi melihat raut muka yang sepertinya jarang tersenyum itu, Ratna sudah enggan bertanya.
Hingga akhir nya dia memilih diam, dan hanya menunggu apa yang akan terjadi.