Kalima terdiam, ia menggelengkan kepalanya karena dia sendiri belum tau apa maksud dari luka itu. Tetapi melihat Kirana yang sudah tidak demam, bisa jadi penasehat negara melakukannya untuk menyembuhkan Kirana.
Hari sudah mulai terang Kalima mulai menyiapkan sarapan untuk Kirana dan juga dirinya. "Baiklah Ndoro, tunggu disini. aku akan menangkap ikan segar untuk sarapanmu" ucap Kalima hendak bergegas pergi.
"Tidak Paman, tunggu!" Kirana menghentikan langkah kaki Kalima, pria itupun berbalik kembali menatap Kirana. "Aku tidak ingin makan ikan ataupun makanan yang memiliki rasa sebelum aku bisa menyelesaikan pelajaranku, Aku ingin makan ubi rebus sama sepertimu paman" ucap Kirana dengan senyum ramahnya.
"Tapi Ndoro, keadaanmu..."
"Aku sudah baik-baik saja, kau jangan khawatir" ucap Kirana mencoba meyakinkan Kalima.
"Baiklah" Kalima tersenyum menganggukkan kepalanya. Ia senang karena Kirana sudah mau serius menerima apa yang diterapkan selama selama belajar keilmuan.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com