Setelah mengetahui Kirana pergi Retno tidak bisa tidur dengan tenang, hingga pagi tiba ponsel Kirana masih belum aktif juga. Pria itu memijat keningnya pelan, sejak kemarin ia merasa tegang karena terbawa oleh pola pikirnya yang selalu membayangkan hal negatif yang dilakukan oleh Kirana. Retno terdiam sejenak, beberapa lama kemudian ia bergegas menuju kamar mandi dan bersiap pergi.
Pagi itu gerimis menyelimuti di kota J, mobil Retno berjalan pelan karena menunggu antrian jalan. Jarinya mengetuk-ngetuk kemudi, sebagai tanda sebenarnya ia tidak sabar menunggu kemacetan jalan kota J itu.
"Berhentilah mengejarku Pak. Aku sudah memiliki seorang suami!"
Kata-kata itu kembali terngiang di telinga Retno. "Argh!" Retno kesal menghentakkan telapak tangannya ke kemudi.
"Bagaimana bisa dia menghindari ku dengan berkata bohong kalau dia sudah memiliki suami!" ucapnya menggertakkan gigi.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com