webnovel
#ADVENTURE
#ROMANCE
#REINCARNATION
#HAREM

Sang Raden

"Terakhir yang aku ingat, aku tersesat lalu pingsan dekat makam di tengah hutan. Saat aku membuka mata, aku sudah berada di tempat asing antah berantah...." Kirana... Seorang gadis kota yang terjebak masuk kedalam alam lain yang bernama Negeri Negaran. Ketika Kirana sadar dari pingsannya, ia bangun dalam keadaan yang berbeda. Dari baju yang ia kenakan, gaya rambutnya, semua berubah. Orang-orang di Negaran memanggil dan mengenal Kirana dengan nama Nyimas Sekar. Nama asing yang belum pernah Kirana dengar sebelumnya. Nyimas Sekar sebenarnya sudah mati, kini raga dan wujudnya digantikan oleh Kirana. Gadis kota yang tidak tau apa-apa itu harus menggantikan posisi Sekar dan mengemban tugas untuk merawat seorang calon raja yang sekarat. Kirana berusaha mencari jalan pulang, namun ia malah terjebak semakin dalam, hingga Kirana harus mempertaruhkan nyawanya demi Raden Sastra, calon raja Negaran. Meskipun Kirana tidak mengerti bagaimana cara kehidupan orang masa lampau, tapi ia mencoba untuk beradaptasi, dari cara berpakaian, pekerjaan dan pola makan. Namun semakin lama Kirana semakin dalam masuk ke permasalahan yang ada disana, hal terberat adalah posisi dimana saat terjadi perang antara Raden Sastra dan Pamannya untuk berebut kekuasaan sebagai Raja. Kirana harus menyelesaikan tugasnya, supaya ia mendapatkan jalan kembali ke dunia nyata.

Nimas_3462 · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
369 Chs
#ADVENTURE
#ROMANCE
#REINCARNATION
#HAREM

3 Pintu Goa

Setelah cukup beristirahat mereka melanjutkan lagi perjalanan, kali ini tidak ada lagi serangga yang menyerang tapi sepertinya jalur yang dilewati semakin sulit.

Lorong goa semakin menanjak, bahkan mereka harus merayap ke dinding goa supaya bisa melewatinya. Meskipun banyak batu untuk pijakan dan berpegangan, tapi mereka harus mengerahkan tenaganya untuk biasa sampai ke atas.

Kirana dan Kalima memang memiliki ilmu meringankan tubuh, tapi di jalur itu keilmuan mereka tidak bisa di gunakan. Terlalu berbahaya karena banyak bebatuan tajam yang menghalangi.

Sedangkan Sundari tidak bisa menghilang karena belum tau apakah di ujung lorong yang menanjak itu ada tempat aman atau tidak untuk ia berpijak.

Setelah menaiki lorong yang begitu tinggi akhirnya mereka sampai di pintu goa selanjutnya, mereka benar-benar buta arah dan waktu, pasrah dan terus mengikuti pintu-pintu goa yang ada.