Cahaya layar televisi masih menyorot ke arah bola mata Zayyan malam itu.
Waktu sudah menunjukan pukul 23.00.
Seharusnya semua penghuni rumah sudah tertidur lelap, namun Zayyan masih belum juga memejamkan matanya.
Semakin malam, bola mata itu semakin segar. Ia menyibak rambut Kayla yang terjuntai begitu indah. Wanita berhidung mancrit itu tertidur lelap sekali di atas pangkuan Zayyan.
Terlihat ada kedamaian di dalam kelopak matanya yang sedang terpejam.
Zayyan merebahkan senyumannya saat melihat keseluruhan wajah Kayla penuh dengan perhatian. Sepertinya wajah itu telah lelah menopang banyak beban dunia. Padahal di lihat dari raut wajahnya, Kayla begitu cantik dengan penampilan sederhana yang sangat memikat.
Namun takdir terlalu banyak mempermainkan perasaannya, hingga harus rela di madu oleh suaminya sendiri.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com