Awan hitam masih menaungi langit kota Bandung, gemericik air hujan dan gelegar halilintar membuatku semakin bergidik ngeri. Di cuaca seburuk ini aku masih berdiam di halte depan sekolah. ku edarkan mata elangku menatap sekeliling, sepi… semua rumah, toko dan bangunan pemerintah yang biasanya ramai kini bagaikan kota tua yang mencekam. ku ambil telfon genggamku dan memencet nomor seseorang yang sudah aku hafal. berharap dia mau mengangkat dan menjemputku disini.
"Ada apa?! aku sedang sibuk, tidak bisakah kau menelfon nanti saja?!" ucapnya sebelum aku berbicara terlebih dulu. dia pun juga langsung menutup sambungan telfonku.
"Cih! kakak macam apa dia?! dia bahkan tidak memikirkanku sedikit pun!" umpatku mendengus kesal.
1 jam sudah aku berdiri disini, namun tak ada satupun kendaraan yang melintas, aku hanya dapat menikmati gemuruh hujan di depanku, berharap dia cepat reda atau seseorang datang membawakan payung untukku.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com