Nalan memang ingin sekali tidur bersama Mayra, itu sebabnya tadi ia menolak ajakan Serra untuk menginap di hotel setelah makan malam.
Entah mengapa sejak siang tadi, sehabis berciuman dengan Mayra, hatinya selalu ingin merasakan bibir tipis itu.
"Ngga! Kamu tidur di kamarmu, sejak kapan kamu mengakui hal itu?" tolak Mayra tegas.
Nalan tak memedulikannya, ia menarik gadis itu masuk dalam pelukannya. Dia tahu, Mayra sangat marah, jadi tak mengambil pusing setiap perkataan ketus yang terlontar.
Mayra memberontak minta dilepaskan, ia malas untuk sekedar dipeluk atau di sentuh oleh suaminya.
"Lepaskan!?" racau Mayra mendorong tubuh Nalan untuk menjauh darinya. Meski, sudah diingatkan untuk biasa-biasa saja setelah kembali ke apartemen. Namun, ia tak segampang itu melupakan rasa kecewa yang dibuat dua kali oleh suaminya.
Nalan melepaskan, lalu memunggungi gadis itu. Ada rasa kesal, tapi tak ingin memperpanjang. Semua yang dilakukannya agar Mayra semakin tak marah padanya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com