webnovel

Tidak bertemu Fang Yin

"Ya sudah,kalau begitu aku mau beristirahat dulu. kamu juga beristirahat dan aku ucapkan selamat jalan semoga lukamu segera sembuh." Quan Qi menepuk pundak Fang Yin yang langsung mengangguk dan tersenyum. Setelah Quan Qi pergi, dia kemudian memeriksa pekerjaan Quan Qi dan Yunchi dalam mendistribusikan pakaian dan makanan setelah pertempuran usai.

"Quan Qi, Yunchi, kalian memang bisa di andalkan!" gumam Fang Yin sambil tersenyum. Dia kemudian segera memasuki kamarnya dan tidur. Dia akan meninggalkan kota Anyang menuju ke lembah di hutan larangan beberapa puluh kilo meter dari kota Anyang. Sebelum tiba di kota Anyang, Fang Yin sudah mendapatkan tempat untuk dirinya menyembunyikan diri menghindari pangeran Rui Fengying sebelum dia tiba di kota Anyang tadi.

Sementara itu, Pangeran saat ini juga sudah berbaring diatas batu yang tadi di tiduri Fang Yin, dia bisa merasakan aroma tubuh Fang Yin masih menempel di batu itu. Padahal Yueyue juga sudah tidur di tempat itu setelah Fang Yin pergi, tetapi pangeran hanya mengenali aroma tubuh Fang Yin. "Fang Yin, tunggu aku menangkapmu! aku tidak akan pernah melepaskan kamu lagi. Aku juga akan segera naik tahta setelah pernikahan kita. Lu Yue sudah kembali saat ini dan kamu tidak memiliki alasan lagi. Aku juga akan mengungkapkan semua kebenaran tentang dirimu. Aku harap Kakek dan ayahmu merestui pernikahan kita." pangeran Rui Fengying tersenyum bahagia, tinggal selangkah lagi dia akan mendapatkan kebahagiaan dengan menikah dan juga segera menjadi kaisar di kerajaan Xia.

Dia segera memejamkan matanya dan terlelap. Keesokan harinya, Pangeran Rui Fengying dengan penuh semangat segera melanjutkan perjalanannya menuju kota Anyang, dia sudah sangat merindukan Fang Yin karena sudah hampir satu minggu tidak bertemu dengan calon istrinya itu. Dia sangat senang menggoda Fang Yin dan membuatnya kesal lalu memarahinya. usia Fang Yin belum genap dua puluh tahun saat ini, dia masih agak kekanak-kanakan saat bersama dengan Pangeran Rui Fengyin. Sementara saat di medan pertempuran Fang Yin sangat perkasa dan membuat hati musuhnya bergetar. Mungkin semua itu karena Fang Yin enganggap pangeran Rui Fengying sebagai kakaknya dan pangeran Rui Fengying terlalu memanjakan Fang Yin.

Sementara itu, Fang Yin saat ini sudah meninggalkan kota Anyang menuju ke lembah di hutan terlarang. Quan Qi sendiri juga sudah menuju kembali ke ibukota atas perintah Fang Yin. Dia akan menuruti apapun permintaan gadis yang sangat di sayanginya. Quan Qi sangat menyukai Fang Yin dan ingin sekali mengungkapkan perasaannya tetapi dia merasa saat ini waktunya belum tepat. Dia akan bersabar sedikit dan pada akhirnya dia dan Fang Yin sudah di jodohkan sebagai misi perdamaian antara kerajaan Xia dan pasukan gurun dari padang rumput. Quan Qi begitu percaya diri kalau Fang Yin adalah calon istrinya, begitu juga dengan Fang Yin sendiri. Sementara Pangeran Rui Fengying adalah satu-satunya orang yang mengetahui rahasia besar itu. Selain pangeran, pemimpin pasukan gurun juga akan mengetahui saat rahasia Fang Yin terkuak, dia tentu akan mengenali tanda lahir Fang yin karena hanya putrinya dengan Jia Li yang memiliki tanda itu.

Sebenarnya, tanda lahir di tubuh Fang Yin merupakan sebuah kutukan karena kesalahan yang di lakukan oleh Wu Shang Tang yang telah membunuh seekor kelinci yang ternyata adalah kelinci berusia ratusan tahun. Entah itu adalah siluman kelinci atau seorang Dewi, yang pasti saat itu Jia Li sangat menginginkan daging kelinci panggang. Wu Shang Tang kemudian mengajak Jia Li ke hutan dan mendapatkan seekor kelinci yang berbulu sangat bagus. Malam harinya, Wu Shang Tang bermimpi kalau putrinya kelak memiliki tanda lahir bulan sabit di dada kirinya dan tanda itu tidak akan bisa hilang. Selain itu, Wu Shang tang juga akan kehilangan putrinya itu karena dia telah di pilih untuk menggantikan kelinci yang di bunuhnya itu. Tetapi tentu saja Wu Shang Tang tidak mempercayainya hingga kemudian dia bertengkar dengan Jia Li sehingga keduanya berpisah.

Setelah sore hari dan langit mulai gelap, Fang Yin sudah sampai di sebuah goa yang dia temukan kemarin. Dia segera masuk dan mulai duduk bersila lalu memejamkan matanya. Sebelumnya, dia sudah menutup pintu masuk Goa dengan semak-semak hingga tidak mungkin ada orang yang bisa menemukannya. kini dia sudah memejamkan matanya dan mulai bermeditasi. Sementara Pangeran Rui Fengying juga sudah memasuki kota Anyang. Senyumnya mengembang dan berharap malam ini dia akan bisa memeluk tubuh Fang Yin yang sudah sangat di rindukannya. Yunchi sangat bahagia saat mengetahui Pangeran Rui Fengying datang dengan membawa bahan makanan juga pakaian dan kebutuhan lainnya.

"Yunchi memberi hormat kepada yang mulia pangeran Rui Fengying. Semoga kebahagiaan dan keberkahan selalu menyertai anda." Yunchi membungkukkan tubuhnya dengan tangan berada di hadapannya. Setelah pangeran Rui Fengying memintanya bangun, barulah dia kembali berdiri seperti semula. "Yunchi, katakan kepada Jendral muda Fang kalau aku datang." perintah Rui Fengying kepada Yunchi yang kini malah mengerutkan keningnya. "Maafkan aku yang mulia, tetapi saat ini Jendral muda Fang tidak berada di sini. Dia sudah meninggalkan kota anyang bersama Quan Qi tadi pagi. Mereka menuju ke istana saat ini." ucap Yunchi memberitahu Pangeran Rui Fengying yang merasa kecewa karena dia tidak berhasil bertemu dengan Fang Yin.

"Fang Yin! kamu benar-benar membuatku gemas. Aku akan tetap menemkanmu meski aku tahu saat ini kamu sedang menghindariku." gumam pangeran Rui Fengying. Dia kemudian memerintahkan pasukannya untuk sementara menetap di kota Anyang sementara dia akan mencari Fang Yin. Menurut dugaannya, Fang Yin tidak akan pernah kembali ke istana. Pangeran Rui Fengying bertekad menemukannya karena dia juga akan memberitahu kepada Fang Yin kalau Yueyue sudah di temukan dan saat ini sudah tiba kembali di istana. Setelah itu Pangeran Rui Fengying akan membuka identitas Fang Yin di hadapan kaisar Rui Shi Huang dan meminta kaisar segera menikahkannya. Mulai saat itu, Pangeran akan menjadi kaisar dan hidup bahagia dengan Fang Yin. Sayangnya, sepertinya harapan pangeran tidak akan terwujud semudah itu. Akan ada berbagai hal besar yang harus mereka hadapi sebelum mereka bisa menikah.