webnovel

Tak Sadarkan Diri

"Kamu harus istirahat sekarang! besok kalau keadaanmu sudah membaik, aku akan membawamu kembali ke istana, tetapi kalau keadaamu masih seperti ini, kita akan menunggu sampai keadaanmu benar-benar membaik terlebih dahulu." ucap Rui Fengying kepada Fang Yin yang hanya bisa menganga mendengarkan dia berbicara seperti seorang suami yang sangat perhatian kepada istrinya. Fang Yin segera berbalik dan berbaring memunggungi Rui Fengying, tetapi kakaknya itu malah kini berbaring di belakangnya dan memelk erat pinggangnya. Wajah kakaknya itu menempel di punggungnya dan beberapa saat kemudian dia sudah tertidur sementara Fang Yin kini tidak bisa tidur.

Fang Yin merasa kalau Pangeran Rui Fengying tidak menganggapnya sebagai adiknya tetapi sebagai seorang kekasih. Dia kemudian menggelengkan kepalanya dan segera memejamkan matanya, dia tidak mau berpikir yang tidak-tidak, semua itu mungkin hanya karena dugaannya saja. Kini dia terlelap, Pageran Rui Fengying segera membalikkan tubuh Fang Yin dengan hati-hati sehingga kini Fang Yin menggunakan lengan Pangeran Rui Fengying sebagai bantal, Pangeram Rui Fengying mencium kening Fang Yin dan segera memejamkan matanya, mereka berdua tertidur sangat nyenyak.

Keesokan harinya, Fang Yin bangun terlebih dahulu, dia berada di dalam pelukan Rui Fengying, Fang Yin menatap wajah kakaknya sangat tampan, dia tersenyum dan sangat mengagumi ketampanan wajah Kakaknya, dia tersenyum dan wajahnya memerah saat wajahnya dan wajah Rui Fengying begitu dekat. "Fang Yin, apakah aku sangat tampan?' tanya pangeran Rui Fengying saat Fang Yin masih tersenyum sendiri saat menatap wajahnya, dia kemudian segera mendorong tubuh Rui Fengying dan kembali berbalik memunggungi Rui Fengying yang kini tertawa terbahak-bahak. "Ternyata seorang jendral muda yang gagah berani memiliki rasa malu juga." ucap Pangeran Rui Fengying sambil kembali tertawa.

Pangeran Rui Fang Yin masih berbaring di belakang tubuh Fang Yin, dia masih membayangkan betapa cantiknya Fang Yin saat pipinya bersemu merah karena malu. Beberapa saat kemudian, Fang Yin bangun dan turun dari batu yang mereka jadikan alas tidur. Fang Yin yang mengenakan pakaian Rui Fengying kemudian segera berdiri dan meminta Pangeran Rui Fengying mengantarkannya kembali ke perbatasan kota Anyang dan Xian, dia harus kembali mengawasi pasukannya yang masih berbenah membereskan bekas pertempuran kemarin. "Yang Mulia, apakah aku boleh meminjam kudamu? aku akan kembali ke perbatasan sendiri apabila anda tidak mau mengantarkan aku. Aku harus bertemu dengan Quan Qi dan Yunchi dan memberitahu kepada mereka agar waspada, aku yakin Tian Wangting akan kembali lagi karena dia pasti tidak terima dengan kekalahan ini. Apalagi kami telah membakar gudang persediaan makanan mereka." ucap Fang Yin setengah memohon.

"Fang Yin, aku tidak mengijinkanmu kembali ke perbatasan kota Anyang. Aku akan membawamu ke istana karena lukamu harus segera di obati. Apakah kamu tahu lukamu cukup dalam? aku tidak akan mengambil resiko. Aku sudah mengirimkan pengawal dan memberikan perintah kepada kepala pasukan Quan Qi dan Yunchi untuk sementara bertanggung jawab atas perbatasan dan bersiap menyerang pasukan Tian Wangting kalau mereka kembai menyerang. Aku merasa Quan Qi sangat berbakat dalam hal ini, dia sangat mirip sepertimu." ucap pangeran Rui Fengying kepada Fang Yin yang hanya tersenyum saat Pangeran memuji Quan Qi di hadapannya.

"Kenapa kamu malah tertawa? apakah aku mengatakan hal yang lucu?" pangeran Rui Fengying merasa ingin tahu karena sejak kemarin baru hari ini Fang Yin bisa tertawa selepas itu. Dia mencurigai kalau hubungan Fang Yin dan Quan Qi tidak sesederhana itu, Rui Fengying menduga kalau Fang Yin dan Quan Qi memiliki hubungan khusus. "Quan Qi dan aku itu satu paket. Kami adalah teman masa kecil, dia sangat baik meski saat belum kenal dia begitu dingin. Kami terpisah cukup lama dan kami baru saja bertemu, dia memiliki keinginan ingin menikah denganku. Dan sepertinya kami memang berjodoh." ucap Fang Yin yang sekarang lebih terbuka kepada Rui Fenging. Sementara Pangeran Rui Fengying sangat kesal saat mendengar kalau Quan Qi akan menikahi Fang Yin, dia kemudian mengerutkan keningnya saat mendengar Fang Yin mengatakan kalau mereka mungkin benar-benar berjodoh.

"Apa maksudmu kalian berjodoh? kamu seorang putri meski saat ini identitasmu belum terbongkar. Apakah kamu lupa kalau kamu telah di jodohkan dengan putra pemimpin pasukan gurun sebagai misi perdamaian?" tanya Rui Fengying kepada Fang Yin yang malah mengangguk dan kembali tersenyum. "Tentu saja aku tahu dan menyadari hal itu, yang mulia. Justru karena hal itu aku mengatakan kalau kami mungkin berjodoh. Apakah Anda tahu siapa Quan Qi yang sebenarnya?" tanya Fang Yin kepada Pangeran Rui Fengying yang kini tampak bodoh dan menggelengkan kepalanya. "Memangnya siapa dia?" tanya Pangeran Rui Fengying sangat ingin tahu, dia tidak terima dan merasa cemburu saat mengetahui kalau ternyata Fang Yin dan Quan Qi memiliki kedekatan seperti itu.

"Dia adalah calon suamiku, dia adalah putra dari pemimpin pasukan gurun, Wu Shang Tang, nama lengkapnya adalah Wu Quan Qi." jawab Fang Yin sambil tersenyum penuh percaya diri, sementara Rui Fengying membelalakkan matanya. Dia baru mengetahui informasi sebesar ini dari mulut Fang Yin, selama ini dia tidak pernah menduga kalau putra Wu Shang Tang berada di sekelilingnya. Dia selama ini hanya mendengar betapa hebat kemampuan Wu Quan Qi di medan perang. Kini dia sudah membuktikan apa yang mereka katakan. Wu Quan Qi sangat ahli menangani perang, dia memang juga sangat cocok jika di sandingkan dengan Fang Yin yang memang ahli strategi. Hanya saja, mereka cocok sebagai partner di medan perang bukan sepagai pasangan. Bagaimana bisa seorang Kakak menikahi adik sedarahnya sendiri.

"Fang Yin, ternyata selama ini kamu salah mengerti. Perjodohan itu memang benar adanya, dan telah di atur sedemikian rupa oleh Kaisar tetapi bukan kamu dan Quan Qi yang di maksudkan disini. Aku ingin memberitahumu kalau yang akan di jodohkan adalah aku dan putri dari pemimpin pasukan gurun." Fang Yin sangat terkejut saat mendengar apa yang dikatakan Rui Fengying. Dia sama sekali tidak tahu kalau Wu Shang Tang juga memiliki seorang putri. Quan Qi tidak pernah menyinggung kalau dia memiliki seorang adik perempuan, begitu juga dengan Pamannya yang mengatakan kalau dia yang akan di jodohkan dengan Wu Quan Qi. Kalau begitu, berarti semua informasi yang di dapatnya selama ini tidak benar.

"Sejak kapan Quan Qi memiliki seorang adik perempuan? kenapa dia tidak pernah mengatakannya kepadaku?" tanya Fang Yin kepada Pangeran Rui Fengying yang kini menghela napas berat. "Aku belum bisa menceritakan hal ini kepadamu, tetapi kamu dan Quan Qi sama sekali tidak boleh menikah. Semua itu karena tanda lahir di atas payudaramu. Kamu akan tahu apabila sudah tiba saatnya nanti." ucap Pangeran Rui Fengying yang semakin membuat Fang Yin merasa sangat ingin tahu, apa sebenarnya yang di maksudkan oleh Rui Fengying.