webnovel

Pergi Bersama

"Jadi bagaimana keadaan pamanku saat itu?" tanya Fang Yin kepada Quan Qi yang saat ini masih berbaring di tempat tidurnya. Dia tersenyum menatap Fang Yin yang bersikap seperti seorang lelaki yang sangat kuat. Fang Yin begitu percaya diri dan menganggap Quan Qi tidak mengetahui kebenaran kalau dirinya seorang gadis. Quan Qi kemudian mulai menceritakan kepada Fang Yin tentang yang dia ketahui saat itu. Quan Qi tidak mengetahui dengan pasti kejadian yang sebenarnya, tetapi dia benar-benar tahu kalau jendral Zhang Hao telah di tangkap oleh ayahnya.

Tetapi tentu saja dia tidak akan menceritakan kalau dia anak dari pemimpin gurun. Dia telah mengaku menjadi anak dari seorang prajurit dari kerajaan Xia. "Saat itu aku baru saja kembali dari hutan, karena usiaku masih kecil, aku hanya bermain dan berburu. Saat aku tiba di rumah kami, aku melihat banyak sekali prajurit yang terluka saat itu. Kemudian aku menguping dan mengetahui kalau pasukan gurun telah menyerang ke perbatasan dan memenangkan perang itu.

"Pasukan kami kalah dan Jendral Zhang Hao telah di tangkap dengan beberapa pemimpin prajurit yang lainnya. Kami yang selamat saat itu tetap bertahan di perbatasan yang telah di kuasai oleh pasukan gurun. Mereka untungnya hanya menguasai perbatasan dan tidak menyiksa kami. Lalu beberapa bulan yang lalu, pasukan gurun melepaskan jendral Zhang Hao dengan tahanan yang lain setelah kedua belah pihak membuat sebuah kesepakatan." Quan Qi mengarang cerita dengan sangat percaya diri dan Fang Yin terpaksa mempercayai apa yang di ceritakan Quan Qi. Dia tidak memiliki pilihan lain saat ini selain mempercayai apa yang di katakan Quan Qi.

"Quan Qi, kalau begitu apakah sekarang Paman ada di perbatasan atau ada di ibukota?" tanya Fang Yin dengan sangat antusias. Satu-satunya informasi yang dapat dia percaya saat ini adalah kata-kata Quan Qi. "Aku yakin mereka ada di ibukota karena perbatasan sampai saat ini masih di kuasai oleh pasukan gurun." Fang Yin menganggukkan kepalanya. Dia kemudian menatap tajam ke arah Quan Qi. Setelah itu, dia berbaring di samping Quan Qi karena tempat tidur di kamar yang mereka sewa hanya satu. Quan Qi tersenyum, hatinya bergetar saat punggung Fang Yin menyentuh tangannya.

"Fangfang, apakah kita akan pergi besok pagi?" tanya Quan Qi kepada Fang Yin yang memunggunginya. Sementara itu, Fang Yin yang sudah agak mengantuk hanya menganggukkan kepalanya. Entah mengapa dia menyukai panggilan yang di berikan oleh Quan Qi. "Fangfang" gumam Fang Yin sebelum memejamkan matanya. Mereka berdua akhirnya tertidur dengan posisi saling memunggungi. Keduanya terlelap dengan sangat nyenyak sampai pagi menjelang.

Keesokah harinya, Fang Yin sudah terbangun lebih awal, dia kemudian bersiap-siap melanjutkan perjalanan. Setelah dia siap dia segera membangunkan Quan Qi dan keduanya segera berangkat menuju ke ibukota. Mereka akan membutuhkan waktu sekitar tiga hari untuk sampai di ibukota. Keduanya menunggangi kuda mereka masing-masing. Setelah setengah hari, Quan Qi merasa sangat lelah dan dia terjatuh dari kudanya.

"Quan Qi! kamu tidak apa-apa?" tanya Fang Yin langsung menghentikan laju kudanya dan segera berlari ke arah Quan Qi dan membantunya bangun. Fang Yin langsung memeriksa luka di dada sebelah kiri Quan Qi, dia kemudian menghela napas lega saat luka itu tidak kembali mengeluarkan darah. "Untunglah lukamu tidak kembali terbuka. Kalau begitu kita beristirahat sebentar dan juga memakan bekal kita. Untuk makan malam, kita akan menemui sebuah kota nanti." Fang Yin segera mengeluarkan bekalnya dan memberikan sebagian kepada Quan Qi dan sebagian lagi untuknya sendiri.

"Fangfang, apakah kamu sangat mengkhawatirkanku?" tanya Quan Qi agak tersipu mengetahui Fang Yin begitu perhatian kepadanya. Sementara Fang Yin memutar bola matanya saat mendengar apa yang di katakan oleh teman barunya itu. "Quan Qi! kamu jangan terlalu percaya diri. Aku hanya akan merasa repot kalau lukamu terbuka lagi, itu akan membuat perjalanan kita bertambah lama, sementara bekalku sudah menipis dan aku hanya tinggal memiliki beberapa tail perak saja. Aku takut kalau kita tidak segera sampai, kita akan kehabisan bekal di tengah perkalanan." ucap Fang Yin berterus terang.

Quan Qi merasa sangat bersalah, itu semua pasti karena Fang Yin menolongnya kemarin, dia kemudian memikirkan sesuatu dan tersenyum. Mereka kemudian melanjutkan perjalanan mereka setelah di rasa cukup beristirahat. Mereka harus segera tiba di kota berikutnya sebelum petang karena setiap malam, gerbang kota yang akan mereka lewati saat ini akan di tutup dan akan di bua kembali keesokan harinya. Bagaimana nanti kalau mereka terlambat, mereka pasti akan bermalam di alam terbuka lagi nantinya.

"Fangfang! aku merasa sangat lelah saat ini. Aku harus beristirahat sebentar. Kamu lebih baik melanjutkan perjalananmu lebih dulu. Kita akan bertemu lagi besok pagi di kota. Kalau kamu menemaniku, aku takut kita akan terlambat dan gerbang akan segera di tutup." Quan Qi meminta Fang Yin agar melanjutkan perjalanannya seorang diri. Sebenarnya Quan Qi tidak lelah, tetapi dia tidak mau Fang Yin menghabiskan uangnya untuk dirinya karena dia tidak memiliki sepeserpun. Besok dia akan mengganti seluruh uang milik Fang Yin yang sudah di keluarkan untuk perawatannya.

Fang Yin tidak menjawab apa yang di katakan oleh Quan Qi. Dia langsung melarikan kudanya dan segera meninggalkan Quan Qi menuju ke kota. Quan Qi hanya bisa menggelengkan kepalanya. Dia sudah menduga kalau Fangfang kesal karena dia sangat membebaninya. Dia kemudian segera mengikat kudanya disebuah pohon di belakang semak-semak dan segera membuat api untuk menghangatkan tubuhnya karena udara semakin dingin saat langit semakin gelap.

Quan Qi saat ini sedang berbaring di tumpukan semak yang telah kering yang dia gunakan untuk alas tidurnya, kemudian dia segera bangun dan bersembunyi saat mendengar langkah kuda yang mendekat ke arah tempatnya beristirahat. Dia bersembunyi di belakang pohon besar dan ingin mengetahui siapa yang datang. Quan Qi khawatir mereka adalah pengawal ayahnya yang mengejarnya karena mungkin mengetahui kalau dia masih hidup. Saat orang itu telah sampai di lokasi dia tidur tadi, Quan Qi langsung menyerang orang itu dan mereka pun akhirnya berkelahi. keduanya berhenti saat Quan Qi mengenali siapa orang yang datang.