webnovel

Menyamar

Fang Yin saat ini berada di kamar Yueyue karena dia bertukar tempat dengan Jing Xi. Fang Yin akan tetap menjadi pelayan sedangkan Jing Xi menggantikan dirinya menjadi Lu Fang Yin. Tentu saja hal itu tidak akan menjadi masalah karena selama ini belum ada yang pernah melihat wajah Fang Yin yang sebenarnya karena sejak kecil dia telah menyamar sebagai lelaki.

"Yin Er, apakah kamu akan tetap menyamar seperti ini?" tanya Yueyue kepada Fang Yin yang saat ini sedang berbaring di tempat tidur mereka berdua. Fang Yin dengan mantap menganggukkan kepalanya. Dia merasa akan lebih leluasa saat berperan sebagai pelayan karena dia akan bebas kemanapun di dalam istana khusus untuk pelatihan ini. "Tentu saja Yueyue, aku harus mengetahui apa yang sebenarnya Paman rencanakan. Aku tidak mau di jodoh-jodohkan seperti ini. Apakah kamu tidak mau memperjuangkan kehidupan dan cintamu?" Fang Yin bertanya kepada Yueyue yang memang dia lebih banyak diam dan menurut.

"Yin Er, sebagai seorang gadis kita harus menurut dan juga tidak boleh membangkang apa yang di katakah dan di perintahkan oleh kedua orangtua kita, apalagi saat ini aku hanya tinggal memiliki ayahku. Aku tentu akan menuruti semua yang diinginkannya, apalagi seorang ayah tentu tidak akan menjerumuskan putrinya sendiri kan?" tanya Yueyue kepada Fang yin yang kini kembali bangun dan duduk di tempat tidurnya. Sementara itu, Yueyue sedang melepaskan aksesoris yang menempel di atas kepalanya.

"Yueyue, kamu memang sangat berbakti. Tetapi aku mohon maaf karena aku tidak mau dijodoh-jodohkan seperti ini. Aku ingin berkelana dan pergi ke tempat yang ingin aku datangi. Aku ingin menjadi seorang jendral seperti paman, aku juga ingin pergi kemanapun yang aku mau. Aku ingin menikmati kehidupanku dengan bebas tanpa terikat dengan berbagai aturan seperti di kerajaan ini." Yueyue tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"Yin Er, aku tentu akan mendukungmu. Aku tidak akan mengatakan kepada ayahku tentang hal ini." Yueyue tersenyum kepada yin Er yang kini turun dari tempat tidurnya. Dia merasa sangat lapar dan juga haus, dia akan ke dapur untuk mencari makanan dan mengambil air minum untuk Yueyue. Sebentar lagi makan malam, tentu para pelayan yang di bawa setiap gadis yang datang harus melayani majikannya masing-masing.

"Yueyue, aku mau menyiapkan makan malam untukmu dan Jing Xi dulu. kalian akan aku layani dengan baik." Fang Yin tersenyum menggoda Yueyue. Fang Yin segera keluar dari dalam kamar dan menuju ke dapur istana untuk mengambil jatah makan malam mereka. Di dapur, Fang Yin bersama dengan beberapa pelayan yang menyertai majikan mereka sedang mengantri untuk mendapatkan jatah makan malam mereka. "Kamu dari kediaman gubernur Zhang Hao?" tanya seorang juru masak kepada Fang Yin yang langsung menganggukkan kepalanya.

"Kamu kemari! kamu akan mendapatkan keistimewaan karena salah satu majikanmu adalah calon istri dari pangeran Rui Fengying. Sedangkan yang satu lagi merupakan calon pembawa misi perdamaian untuk kerajaan Xia kita." Juru masak itu memberikan makanan yang istimewa yang tentu saja berbeda dengan yang lainnya. Fang Yin mengerutkan keningnya. Dia sangat beruntung karena telah menyamar dan bertukar tempat dengan Jing Xi. Akhirnya apa yang dia lakukan membuahkan hasil dan dia mendapatkan sebuah informasi yang cukup penting.

Fang Yin segera membawa dua buah kotak makanan dari kayu yang akan di serahkan kepada Yueyue dan Jing Xi masing-masing satu. Sementara Fang Yin akan makan bersama para pelayan setelah mengantarkan makan malam untuk nona mereka. Dan Fang Yin merasa sangat gembira, dia akan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di kerajaan ini dan juga siapa sebenarnya yang akan menikah dengan pangeran Rui Fengying. Kalau mengenai calon pembawa misi perdamaian, dia juga masih bingung, apakah Yueyue yang di maksudkan atau dirinya yang di maksudkan. Kalau memang Yueyue, itu berarti Yueyue bukan putri kandung Pamannya, tetapi kalau dirinya, apa sebenarnya hubungannya dia dengan kerajaan.

Fang Yin semakin penasaran sehingga saat ada yang meminta salah satu pelayan mengantarkan makanan ke Istana pangeran Fang Yin kemudian mengajukan diri untuk mengantarkan makanan itu. Akhirnya kini dia sedang menuju ke istana di mana pangeran berada. Istana ini terletak di bagian timur istana tempat para gadis putri petinggi kerajaan berada. Fang Yin berjalan sambil membawa kotak kayu berisi makanan untuk pangeran.

"Yang Mulia, makanan anda tiba..." seorang pengawal memberitahu Pangeran Rui Fengying kalau makanannya sudah tiba. Dia kemudian mempersilahkan pelayan yang membawakannya makanan masuk. Saat melihat Fang Yin, dia sangat kagum karena dia baru melihat pelayan memiliki wajah secantik itu. Padahal Fang yin sama sekali tidak menggunakan riasan di wajahnya. Pangeran kemudian meminta Fang Yin untuk menemaninya makan. "Siapa namamu? kanapa aku baru melihatmu?" tanya Pangeran Rui Fengying kepada Fang Yin yang sedang menundukkan kepalanya.

"Saya adalah pelayan dari kediaman gubernur, yang mulia. Jadi anda tentu saja belum pernah melihat saya." Fang Yin tidak mau banyak bicara karena takut Pangeran Rui Fenying curiga. Fang Yin hanya menjawab apa yang di tanyakan saja. Pangeran Rui Fengying kemudian bertanya tentang kedua gadis yang datang bersamanya. "Jing Xi, apakah kamu mengetahui seperti apa wajah adik perempuanku?" tanya Pangeran Fengying kepada Fang Yin yang sangat terkejut mendengar apa yang di katakan oleh pangeran. Fang Yin sama sekali tidak tahu kalau salah satu di antara dia dan Yueyue adalah adik dari pangeran Rui Fengying.

"Maaf yang mulia, apa maksud anda? siapa adik anda? kenapa saya tidak mengetahuinya?" tanya Fang Yin sangat penasaran. Apakah Yueyue bukan anak kandung pamannya? atau dirinya yang sebenarnya adalah adik dari pangeran Rui Fengying? bagaimana bisa dia di asuh dan di besarkan oleh jendral Zhang Hao bukan oleh keluarga kerajaan? pikiran Fang Yin berkecamuk. Dia ingin mengetahui kebenaran yang selama ini di tutupi oleh pamannya.

"Jing Xi, diantara kedua nonamu itu adalah adik kandungku. Dia dulu masih dalam kandungan ibuku saat Ayah dan ibuku meninggalkan istana ini. Mereka hidup sebagai rakyat biasa dan tidak mau menempati posisi sebagai putra mahkota dan menggantikan kaisar untuk naik tahta. Mereka kemudian meninggalkan aku yang akan menggantikan ayahku sebagai raja setelah aku menikah.