webnovel

Kembali Ke Istana

"Lalu bagaimana dengan Lu Yue? bukankah dia calon istrimu?" tanya Fang Yin kepada Rui Fengying yang kini tersenyum. "Dia seharusnya menjadi selirku. Tetapi aku hanya mencintai calon istriku. Aku tidak akan menyentuhnya meski dia benar-benar akan menjadi selirku. Tetapi aku malah memiliki keinginan kalau aku akan menjodohkannya kepada Yunchi atau Quan Qi." apa yang di katakan oleh Rui Fengying sangat mengejutkan Fang Yin.

Dia merasa sangat tidak setuju, tetapi dia sendiri juga belum begitu menyukai Quan Qi, tidak ada rasa apapun saat bersamanya selain hubungan kerja. Rui Fengying merasa semakin cemburu karena menganggap Fang Yin menyukai Quan Qi, padahal mereka adalah kakak beradik. Rui Fengying akan memberitahu Fang Yin tentang yang sebenarnya tetapi dia takut Fang Yin berada dalam bahaya karena Wu Shang Tang tidak mengakuinya sebagai putrinya. Dia bahkan belum melihat tanda lahir Fang Yin, tetapi dia sudah menolaknya dan memerintahkan agar membunuhnya. Pangeran Rui Fengying mengetahui hal ini dari ibu kandung Fang Yin, Nyonya Jia Li yang kemudian menitipkan Fang Yin kepadanya. Jadi, Fang Yin sebenarnya sudah di serahkan kepada Pangeran Rui Fengying sejak dia masih bayi.

Fang Yin merasa sakit kepala sekarang, dia kemudian segera keluar dari Goa dan segera mengambil kuda milik Pangeran Rui Fengying. Dia tidak meminta ijin terlebih dahulu saat ini. Dia langsung menunggangi kuda milik pangeran Rui Fengying dan segera menuju ke perbatasan kota Anyang. Sementara pangeran Rui Fengying segera menyusul Fang Yin dengan menggunakan kuda pengawalnya. Menurut Rui Fengying, Fang Yin tidak akan bisa bertahan sampai di perbatasan. Dia sangat khawatir karena lukanya cukup dalam. dan benar saja, Pangeran Rui Fengying menemukan tubuh Fang Yin yang tergeletak di tanah di hutan dengan darah membasahi pakaiannya, lukanya kembali terbuka. Kini dia kembali tidak sadarkan diri dan Rui Fengying segera membawanya ke istana karena harus segera di obati oleh tabib.

Setelah larut malam, Rui Fengying sampai kembali di istananya, dia segera mengirim utusan untuk memanggil tabib istana dan memintanya segera menuju ke kamarnya. Sementara itu, dia menggantikan pakaian Fang Yin dan sebelumnya membalut dadanya agar tabib tidak menyadari kalau Fang Yin seorang perempuan, tetapi kalau nanti tetap ketahuan, Rui Fengying akan mengakuinya sebagai adiknya yang menyamar menjadi laki-laki. Hal itu juga di lakukannya karena dia tidak rela kalau ada laki-laki lain yang menyentuh tubuh calon istrinya.

Rui Fengying segera membaringkan kembali tubuh Fang Yin yang saat ini sudah bersih dari noda darah dan dia juga sudah menghentikan pendarahannya. Saat Tabib datang, dia hanya menaburkan obat saja tanpa menyentuh luka Fang Yin, Rui Fengying benar-benar tidak mengijinkan siapapun menyentuh tubuh Fang Yin. Setelah tabib pergi, dia kembali memasukkan pil tingkat sembilan ke mulut Fang Yin dan sekarang dia menyelimuti Fang Yin dengan selimut bersih dan hangat. Pangeran Rui Fengying segera mengutus anak buahnya dan memberitahukan agar menyampaikan pesan kepada Quan Qi dan Yunchi kalau saat ini Fang Yin sudah aman berada di istana.

"Fang Yin, bertahanlah! semoga kamu bisa segera siuman." Rui Fengying mencium kening Fang Yin dan dia segera menuju ke kursi bacanya, dia menunggui Fang Yin di sana dan akhirnya tertidur dengan posisi kepala di letakkan di atas meja dengan menggunakan lengannya sebagai bantal. Dia sangat khawatir dengan keadaan Fang Yin saat ini. Keesokan harinya, Pangeran Rui Fengying terbagun dan mendapati Fang Yin masih dalam keadaan yang sama. Dia masih tertidur dengan sangat nyenyak. Pangeran Rui Fengying kini duduk di depannya dan memperhatikan wajah cantik yang pucat yang kini berbaring di hadapannya. Dia sangat menyayangi gadis itu, dia tersenyum saat Fang Yin bahkan sempat menyamar menjadi pelayan wanitanya saat itu.

Sudah tiga hari Fang Yin tertidur di ranjang pangeran Rui Fengying. Selama itu pula, Pangeran berada di dalam kamarnya, dia sama sekali tidak meninggalkan Fang Yin sedetik pun. Dia merasa sangat khawatir dengan keadaan Fang Yin yang sudah tiga hari belum sadarkan diri. Saat ini dia sedang menunggui saat tabib memeriksanmya lagi. "Bagaimana keadaannya? apakah dia baik-baik saja?" tanya Pangeran Rui Fengying kepada tabib yang kini tersenyum kepadanya. "Anda tenang saja yang mulia, dia baik-baik saja. Nanti malam dia pasti akan segera sadar." ucap tabib kepada Pangeran yang kini sudah bisa bernapas dengan lega.

"Terima kasih banyak! kamu boleh kembali." Tabib segera meninggalkan kamar pangeran dan kini dia kembali berdua dengan Fang Yin. Pangeran Rui Fengying kini kembali duduk di tepi tempat tidur dan menggenggam tangan Fang Yin dengan erat. "Fang Yin, bangunlah! kamu sudah terlalu lama tertidur." ucap Rui Fengying sambil mencium tangan Fang Yin, dia kemudian meninggalkan kamar untuk bertemu dengan seorang pengawalnya yang akan melaporkan sesuatu. Saat ini Pangeran Rui Fengying sudah bertemu dengan pengawalnya yang kemarin dia beri tugas untuk menyampaikan pesan kepada Quan Qi dan juga Yunchi.

"Yang Mulia, kemenangan telah di raih oleh pasukan Quan Qi dan Yunchi, saat ini mereka sudah dalam perjalanan kembali ke istana saat ini. Mereka juga telah membuat Tian Wangting cedera dan mengalami luka parah." ucap pengawal Rui Fengying kepada Pangeran. Pengawal itu kemudian kembali ke kediaman Jendral untuk menyampaikan kalau tuan mereka akan segera tiba. Pangeran kemudian kembali ke dalam kamarnya dan melihat Fang Yin sudah bangun. Kini dia duduk bersandar di kepala tempat tidur milik pangeran Rui Fengying. "Kamu sudah bangun?" tanya Pangeran Rui Fengying tersenyum kepada Fang Yin. Dia kemudian segera duduk di hadapan Fang Yin dan menatap wajah pucat Fang Yin dengan tatapan bahagia.

"Yang Mulia, kenapa aku bisa berada di sini? saat itu aku meninggalkan anda dan akan kembali ke perbatasan kota Anyang, kenapa sekarang aku berada di kamar anda?" tanya Fang Yin mencoba turun dari tempat tidur. Pangeran Rui Fengying melarang Fang Yin bangun karena kondisinya masih belum pulih. "Fang Yin, kamu sebaiknya tetap berbaring, kondisimu masih sangat buruk." ucap Rui Fengying. Dia kemudian meminta pelayan untuk mengambilkan makanan untuk Fang Yin yang baru saja terbangun, dia pasti sangat lapar karena sudah tiga hari dia tidak sadarkan diri.

"Aku akan kembali ke kediaman jendral saja, tempatku bukan disini." Fang Yin bersikeras akan kembali ke kediamannya tetapi Rui Fengying tidak mengijinkannya. Beberapa saat kemudian pelayannya datang membawa semangkuk bubur herbal yang di minta Rui Fengying. "Yang mulia, ini bubur yang anda minta." ucap pelayang sambil meletakkan bubur herbal beserta lauk pauknya di atas meja. "Terima kasih! kamu boleh kembali sekarang." ucap Rui Fengying kepada pelayang yang langsung memberi hormat dan keluar dari dalam kamar pangeran.