webnovel

Bermain Layang-Layang

"Yang mulia, aku akan mencari makanan untuk kita makan, setelah itu kita akan bermain layang-layang. Apakah Yang mulia bersedia? kalau yang mulia keberatan, kita akan bertanding saja. Aku akan menantang yang mulia untuk beradu pedang. Kita lihat siapa di antara kita yang lebih hebat selama ini." ucap Fang Yin yang di jawab senyuman oleh Pangeran Rui Fengying. Dia kemudian segera menatap ke atas pohon di mana semalam dia tidur. Pangeran Rui Fengying kemudian tersenyum dan segera naik keatas pohon dalam sekali gerakan. Fang Yin tidak terkejut karena ada beberapa kesatria dan pendekar yang memang senang melakukan meditasi untuk membuka kekuatan spiritual mereka. Dan hal ini yang sedang Fang Yin lakukan saat ini. Selama menunggu Yueyue di temukan, dia akan menggunakan waktunya untuk bermeditasi untuk meningkatkan kekuatan spiritualnya.

Pangeran Rui Fengying kemudian segera kembali dengan membawa beberapa buah persik yang baru saja matang. Dia kemudian memberikannya kepada Fang Yin yang sudah menunggunya di bawah. "Fang Yin, makanlah! aku akan memetiknya lagi saat kamu masih menginginkannya." ucap Pangeran Rui Fengying penuh perhatian. Fang Yin tersenyum kapada Pangeran Rui Fengying yang kini mendekati kudanya. Dia kemudian mengambil sesuatu dari balik pelana kudanya. Dia mengambil kotak kayu dengan ukiran yang sangat bagus. Dia kemudian memberikannya kepada Fang Yin. "Fang Yin, kita akan mulai sekarang. Sebaiknya kamu berganti pakaian terlebih dahulu." pinta Pangeran Rui Fengying. Fang Yin mengerutkan keningnya saat membuka kotak itu dan menemukan pakaian wanita yang sangat bagus. Fang Yin kemudian menatap Pangeran Rui fengying dengan tatapan tak mengerti.

"Adikku seorang gadis yang sangat cantik. Aku ingin melihatnya dalam pakaian wanita bukan seperti yang kamu kenakan saat ini." ucap Pangeran Rui Fengying sambil tersenyum. Fang Yin segera masuk kembali ke dalam gua dan dia segera mengganti pakaiannya dengan pakaian yang di berikan oleh Pangeran Rui Fengying. Sementara di luar, Pangeran Rui Fengyin saat ini sedang membuat sebuah layang-layang. Dia membuatnya dengan tangannya sendiri dan juga dia membuatnya sepenuh hati. Kini Fang Yin sudah selesai bersamaan dengan selesainya layang-layang yang di buat oleh Pangeran Rui Fengying.

"Yang mulia, bagaimana penampilanku?" Fang Yin sudah agak berani menatap Pangeran Rui Fengying karena dia merasa sedang berhadapan dengan Kakaknya saat ini. Pangeran Rui Fengying menatap Fang Yin dengan tatapan kagum karena Fang Yin benar-benar begitu cantik saat ini. "Yang mulia! kenapa anda menatapku seperti itu?" tanya Fang Yin sambil melihat tubuhnya sendiri, dia takut ada sesuatu yang salah karena dia sudah lama tidak pernah mengenakan pakaian wanita. Pangeran Rui Fengying kemudian meletakkan layang-layang yang baru saja selesai di buatnya lalu berdiri tanpa melepaskan pandangannya kepada Fang Yin.

"Kamu cantik sekali, Fang Yin. Pasti akan sangat beruntung lelaki yang kelak akan menjadi suamimu." ucap Pangeran Rui Fengying sambil terus menatap Fang Yin yang kini menjadi salah tingkah. Dia kemudian melihat layang-layang yang di buat oleh Pangeran Rui Fengying dan segera berlari ke padang rumput di sebelah timur tempat mereka berada saat ini. Fang Yin mencoba menaikkan layang-layang itu tetapi tak kunjung naik sehingga layang-layang itu tidak bisa terbang. Meski begitu, Fang Yin tidak putus asa dan tetap berlari kesana kemari sambil membawa layang-layangnya. Akhirnya Pangeran Rui Fengying menghentika Fang Yin dan mengambil layang-layang itu dari tangannya.

"Fang Yin, kamu pegang ini dan mundurlah!" perintah pangeran Rui Fengying yang saat ini memegang benang yang mengikat kayang-layang itu. Setelah dirasa cukup, dia meminta Fang Yin melepaskan layang-layang yang di pegangnya saat Pangeran Rui Fengying menarik benang itu dan sekarang layang-layang berbentuk ikan itu berenang dengan bebas di kolam awan di atas langit. Fang Yin sangat bahagia. Baru kali ini dia merasakan tanpa beban seperti seorang anak kecil. Dia berlarian di hadapan Pangeran Rui Fengying sambil menatap ikannya di atas sana. Layang-layang itu begitu menikmati saat Fang Yin berlarian kesana kemari.

Pangeran Rui Fengying juga merasa sangat bahagia. Dia tertawa dengan bebas saat melihat tingkah Fang Yin yang masih seperti anak-anak. Dia benar-benar seperti menjadi dirinya sendiri saat ini. Tidan memikul beban sebagai seorang jendral yang harus memikirkan pasukannya dan mengalahkan musuh. Setelah puas dan merasa agak lelah, Fang Yin kemudian menarik layang-layangnya dan mengakhiri permainannya. Dia kemudian duduk bersandar di sebuah pohon yang sangat rindang kemudian memejamkan matanya.

Sementara Pangeran Rui Fengying saat ini mendekati Fang Yin dan langsung duduk di sampingnya, dia kemudian merebahkan kepala Fang Yin di atas bahunya dan menyandarkan kepalanya sendiri di kepala Fang Yin. Keduanya kemudian memejamkan matanya. Pangeran Rui Fengying dan Fang Yin tertidur dengan kepala saling menempel satu sama lain.

Fang Yin dan Pangeran Rui Fengying tertidur cukup lama, mereka tidak terganggu apapun karena tempat di mana mereka berada di lindungi oleh segel spiritual, jadi orang lain tidak bisa memasuki lembah ini. Keduanya terbangun dan kini Fang Yin merasa lapar. Pangeran Rui Fengying kemudian meninggalkannya sebentar dan kembali dengan membawa dua ekor ikan yang baru saja di tangkap. Pangeran Rui Fengying kemudian membakar ikan itu dan memberikannya kepada Fang Yin setelah matang. Keduanya makan bersama dan kemudian mereka meneruskan kegiatan hari ini dengan menguji kemampuan pedang mereka. Kini keduanya sedang beradu pedang, Pangeran Rui Fengying mengerutkan keningnya saat melihat jurus yang di gunakan Fang Yin.

"Aku mengenal jurus ini, bukankah ini milik pendekar pedang yang terkenal Dewa Luo Jin?" tanya Pangeran Rui Fengying kepada Fang Yin yang saat ini mengangguk dan tersenyum. Dia kemudian kembali menyerang Pangeran Rui Fengying yang langsung menerima dengan baik setiap serangannya. Keduanya memiliki jurus yang sama. Saat ini keduanya masih asik bertarung dan keduanya memiliki kemampuan yang sama. Baik Fang Yin maupun Pangeran Rui Fengying ternyata adalah murid dari Dewa Luo Jin yang sangat sakti dan sangat ahli dalam ilmu pedang. Pangeran Rui Fengying dan Fang Yin juga ternyata telah di berikan sebah pedang yang ternyata itu adalah sepasang.

Kini keduanya telah selesai dan sedang beristirahat. Pangeran Rui Fengying menatap Fang Yin dengan tatapan penuh tanya. Dia ingin mengetahui bagaimana Fang Yin bisa bertemu dengan Dewa Luo Jin. "Fang Yin, bagaimana kamu bertemu dengan Dewa Luo Jin? dia juga mengajarkan ilmu yang sama dengan ku. Apa yang kamu lakukan sehingga Dewa Luo Jin mau mengangkatmu menjadi muridnya?" tanya Pangeran Rui Fengying kepada Fang Yin yang kemudian menceritakan tentang pertemuannya dengan gurunya, Luo Jin kepada Pangeran Rui Fengying.