webnovel

Romance Honeymoon : My Baby Not Secretary

Shi Xia melumat habis makanan cokelat yang Victor Guan berikan, "Jika kau mau, aku akan melumat habis milikmu hingga kau akan memintanya berkali-kali." Victor Guan hanya menatap wanita yang ia cintai dengan suara tertawa datar, "Sepertinya kau selalu menyukai permainannya? jika kau merasa puas lakukan saja."

ShinLadycc · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
8 Chs

Izin

Andrea melihat wajah istrinya Alena Axley, "justru kebetulan saya ada rencana mau pindah tante ke Australia. Kebetulan pekerjaan saya disana sudah masuk pegawai tetap jadi Alena bisa fokus melahirkan disana dan beberapa kebutuhan untuk calon anak kami tante," Andrea sesekali melihat wajah Meriana. Ada perasaan tidak enak ketika ia menjelaskan kepada ibu Shi Xia. Sudah lama Andrea dekat dengan keluarga Shi Xia. 

Meriana hanya memberikan senyum dan tatapan hangat disana. Didepan teras dengan wajahnya yang lembut, "kamu yakin mau pindah ke sana? Mau pamit dulu ga sama yang lain? kebetulan kami lagi berkumpul di ruang keluarga toh kebetulan tante baru aja pulang dari Thailand sama om."

Andrea menelan ludah, menatap wajah Meriana disana. Kedua mata Andrea melihat kembali wajah istrinya Alena Axley, "sepertinya tidak usah tante. Lagipula, Andrea kesini mau minta maaf sama tante dan om jika Andrea punya salah. Dan untuk Shi Xia, saya minta maaf ya tante. Saya tidak pernah memberikan harapan palsu tapi mungkin sikap saya memberikan harapan kepada Shi Xia, bagaimanapun saya salah dan saya titip Leysa ya tante."

Meriana begitu lirih ketika mendengar perkataan Andrea disana. Ia sebagai ibunya juga harus membicarakan hal ini kepada putri semata wayangnya Shi Xia. Meriana memegang tangan Alena Axley disana. Mengusap perut yang hampir membesar, "tante sudah memaafkan kalian kok. Jika kalian ingin pergi. Yasudah, tante juga tidak bisa menahan dan semua kesalahan Andrea sudah tante maafkan. Maafkan anak tante juga yang sudah berharap lebih sama Andrea. Semoga kalian selalu bahagia ya," Meriana mengantar Andrea beserta istrinya memasuki mobil mereka. 

Siang ini jadwal penerbangan pesawat yang di tumpangi Andrea dan Alena. Meriana melambaikan tangan ketika mobil Andrea sudah menjauh dari arah rumah. Shi Xia berjalan menuju tubuh Meriana yang masih terdiam didepan rumah, "mami. Andrea yang datang? Kok ga di ajak masuk? Loh, mobilnya kok pergi mi?" Tanya Shi Xia dengan memegang tangan ibunya. 

Meriana memeluk Shi Xia dengan kembali berjalan memasuki rumah, "ga papa sayang. Dia hanya pamit. Sayang, janji sama mami ya kamu pasti akan bahagia. Maafkan Andrea, lagipula sekarang ada Leysa. Semoga kejadian ini bisa bikin kamu semakin belajar akan cinta." 

Shi Xia memberhentikan langkahnya, menatap wajah ibunya. "Maksudnya mami apa ya mi? Kok mami ada bilang kaya gini sama Shi? Memangnya Andrea kenapa? Apa mami sama daddy tau kalo sebenarnya Andrea sudah menikah?" Tanya Shi Xia kepada Meriana. 

Meriana terdiam dan mengangguk, "maafin mami ya sayang, sebenarnya mami dan daddy sempat datang ke pernikahan Andrea. Ini demi kamu, mami dan daddy ga pengen kamu terluka jika Andrea tidak pernah ada niat menikahi kamu. Dia memang mencintai kamu tapi selama tiga tahun ini dia dijodohkan sama keluarganya, ditambah mereka melakukan hubungan pra nikah. Wanita itu hamil anaknya Andrea sayang." 

Lagi-lagi Shi Xia mengeluarkan air mata. Melihat Ryan Xi yang menunggu mereka di pintu masuk membuat Shi Xia sudah tidak mampu menahan semua gejolak perasaan hatinya. 

"Tapi Andrea udah janji sama Shi, kalo dia sukses dia bakal pulang buat Shi mam. Mami sama daddy ga ngerti sama harapan yang udah dibikin patah sama Andrea sendiri," Shi Xia terdiam dan tertunduk. Meriana memeluk Shi Xia dengan sedih. Ia tahu perasaan anaknya karena ia pun pernah mengalami cinta masa pubertas saat remaja. 

Meriana mengusap punggung Shi Xia dengan lembut, hanya suara gonggongan Leysa yang menghiasi. Sekarang hingga kedepannya Leysa resmi menjadi milik keluarga Xi. Ryan Xi menatap sedih isteri dan anaknya didepan teras. 

"Shi, daddy mengizinkan kamu untuk cari pekerjaan. Kamu harus bahagia Shi. Daddy dan mami ga pengen liat kamu sedih. Daddy dan mami selalu sayang sama kamu. Maafkan daddy ya sayang, maafkan daddy dan mami karena tidak memberitahukan hal ini sama kamu," Ryan Xi menghampiri tubuh istrinya dan memeluk Shi Xia disana. 

Hanya ada tertawa kecil yang Shi Xia lontarkan, "jadi kaya Teletubbies hahaha," Shi Xia tertawa dan memeluk kedua orangtuanya. 

Ryan Xi mengajak istri beserta anaknya untuk masuk kerumah, "sepertinya kita harus mengadakan piknik kecil di pantai. Hmm, enaknya kemana ya?" Ryan Xi membuka pertanyaan kecil terhadap keluarganya. 

"Mungkin sepertinya bidadari kecil kita ingin bertamasya sedikit sayang, mmmhh," Meriana menjawab dengan sindiran kecil. Ia tahu bahwa anaknya sangat menyukai pantai. Mungkin beberapa liburan kecil mampu membuat Shi Xia terhibur. 

"Hmm, aku ingin ke Tegal Mas dad, katanya sih destinasinya bagus banget disana," Shi Xia menjawab apa yang Meriana sindirkan kepadanya.

Ryan Xi kembali duduk di sofa dan menyetel tv plat disana. Tv plat berukuran 60"inch menghiasi ruang keluarga. "Tegal Mas? Lampung? Apa ga kejauhan Shi? Sekitaran Jakarta aja Shi. Lagipula daddy banyak meeting kedepannya." 

Shi Xia menggendong Leysa. Anjing berukuran sedang dan berbulu berwarna putih itu membuat Shi Xia gemas, "iya si dadd, lagian akupun harus menyelesaikan beberapa bab kontrak juga sama editor. Dan juga sepertinya Huang Li akan pulang dari China." 

Meriana memasuki dapur untuk membuat kudapan-kudapan kecil, melihat kehangatan keluarga membuat dirinya ingin memasak beberapa, "Huang Li kakak angkat kamu? Dia kuliah dimana sekarang? Apa kerja? Kamu masih kontakan sama dia. Mami ga tahu kamu masih dekat sama Huang Li." 

"Ah cuma teman kok mam, lagian dia kan jadi gege aku. Kalo ga salah Ko Huang dia punya calon. Dia bukan tipeku juga mam," Shi Xia membercandai Leysa dengan tengkurap dan bermalas-malasan di karpet bulu ruang keluarga. 

Ryan Xi membuka beberapa program iPad miliknya terlebih membuka beberapa email yang masuk, Ryan Xi menguap dengan lelah disana. 

"Shi, daddy tinggal istirahat sebentar ga papa ya? Ada mami sama kamu. Daddy belum tidur kebetulan hanya tidur di pesawat tadi. Daddy ngantuk banget ini." 

Shi Xia mengangguk, "loh daddy ga ikut makan malam?" 

Ryan Xi hanya bercanda genit disana, mengedipkan sebelah mata, "ada mami kamu nanti siapin khusus buat daddy dikamar, sssttt." Ryan Xi memberikan sautan jari telunjuknya di bibirnya. Memberikan isyarat kepada anaknya dan melirik wajah istrinya yang sedang memasak.

"Haha, mami kayaknya bakalan tidur sama aku tuh dad, bye dad. Love you dad." Sebuah ciuman kecil mendarat di kening Shi Xia oleh Ryan Xi. 

Shi Xia masih bermanja-manja kecil dengan bermain bersama Leysa disana. Jari-jemarinya memainkan bola-bola permainan untuk Leysa. Ditemani Leysa yang bermain dengan lucu disana menemani dan menghibur Shi Xia. 

Meriana baru saja membuatkan beberapa potong spaghetti dan steak daging buatan miliknya, "Shi makan dulu sini. Kamu pasti lapar. Taruh dulu Leysa di tempatnya. Terus kamu cuci tangan. Leysa jangan lupa kamu kasih makanan selepas makan malam loh." 

"Oh oke mam, ini aku mau taruh Leysa di ranjang miliknya. Lagipula aku lupa hari ini mau pesan ke petshop mungkin besok deh aku pesan," Shi Xia menggendong Leysa dan menaruhnya di ranjang khusus anjing. 

Meriana menyiapkan beberapa potongan steak dan memisahkan beberapa untuk Ryan Xi suaminya untuk ia bawa ke kamar. 

Shi Xia berjalan ke ruang makan setelah mencuci tangan miliknya, dan mengambil piring yang sudah ibunya sediakan. Shi Xia berdoa dan mengambil garpu serta pisau disana. Meriana dan Shi Xia menjalani makan malam bersama. Bi Ijum memberikan sajian jus jeruk dan beberapa potongan puding disana.