'Tugas? Emang ada tugas ya?', Line berpikir sejenak dan 'Astaga! Belum aku kerjain. Gimana ya?', Line memainkan akalnya dengan sigap dan mendapatkan sebuah ide.
'AHA!'
Line berjalan dari tempat duduknya dan akan menuju meja guru yang ada di depan kelas. Setelah sampai di tempat yang dituju "Mm... Permisi Pak,saya izin ke toilet sebentar ya? Sudah gak tahan.", Line berakting dengan menggigit bibir bawahnya dan mengerutkan dahinya.
Pak Robert yang melihat ekspresi Line langsung berkata "Oh ya, silahkan."
'oke! berhasil'
Di WC...
"Okay, terimakasih Pak Robert, Karena hanya memberi 2 soal saja, gampang, dan kerjakannya di kertas lagi. Kan gampang dibawa kemana-mana. Kerjain di WC pun tak apaaa.", ucap Line sambil mengerjakan tugas Matematika Peminatan yang minggu lalu diberikan oleh Pak Robert. Ia mengangkat salah satu kakinya dan menjadikan lututnya sebagai meja sementara.
Hanya memerlukan tiga menit Line selesai dengan tugasnya. 'Okeh tugas', batin Line. Dia mengecup kertas tugas yang akan diberikannya kepada Pak Robert.
Saat keluar dari toilet wanita, Line yang tak fokus dengan langkah kakinya menubruk seorang laki-laki yang sepertinya seangkatan dengannya tapi kelasnya berbeda.
"Aduhhh! Gak liat apa ada cewek cantik disini?! Pake nubruk-nubruk segala.", Line lalu menaikkan tatapannya ke wajah seseorang yang telah ditubruknya.
Woe! Thor! Dia yang nubruk gua. Koq gua sih yang dituduh nubruk?~ anak manja marah
Ya, makanya fokus tuh pandangan. Jangan sibuk dengan tugas yang lo kerjain di sekolah.~authornya malez
Serah deh. Lagian kan ngemeng2 gue memang dapat akting kek gini~ Line tersadar
Makanya kalo mau marah tuh mikir dulu. Jangan marah baru mikir.~author menasehati
Iyeiye, thor...~Line merasa bersalah
"Eh, bukannya lo tu yang kemarin ya?" Line mengingat-ingat muka yang kemarin mengejutkannya dan yap ini orangnya.
"Ah iya, aku yang kemarin.", Laki-laki itu salah tingkah dan memegang kepalanya. Dia sebenarnya takut terhadap Line. Tapi ia berusaha tak menampakkannya "omong-omong itu apa?", tanya laki-laki itu menunjuk kertas tugas Line dengan penasaran dan sedikit rasa curiga.
"Eh ini... Bukan urusanmu.", Line dengan cepat pergi dari toilet dan bergegas ke ruang kelasnya.
tok... tok... tok...
"Permisi pak", Line mengetuk pintu kelas dan meminta izin kepada Pak Robert sambil menunduk sopan. Walaupun Line itu anaknya tukang bohong, licik, curang, ia terkadang bersikap sopan kepada guru yang tak berarti apa-apa baginya.
"Ya, silahkan."
'selamat.', Line membuang dirinya ke kursi. Sekarang ia merasa lega. Lega sekali.
"Tugas kamu?", Pak Robert bertanya.
"Oh iya Pak." Line pura-pura merogoh tasnya dan mengambil kertas tugasnya tadi. Line maju ke depan dan memberikan tugasnya kepada Pak Robert. "Ini tugas saya Pak." imbuhnya.
Pak Robert mengangguk.
Setelah 3 jam pelajaran bersama Pak Robert, akhirnya ini waktu untuk istirahat. Line beranjak dari kursi nya dan akan menuju ke kantin sekolah. Perutnya yang sedari tadi ngoceh minta untuk diisi akan tak berkutik lagi nanti.
"Okay my belly. Sebentar lagi aku akan menyumpel mulut besarmu yang telah membuatku malu dipelajaran Pak Robert.", ucap Line kesal kepada perutnya. Dia berbicara agak berbisik dengan perutnya. Kayak or-gil gitu.
FLASHBACK ON
Di pagi hari yang cerah, dimana seorang guru laki-laki yang berusia 36 tahun sedang mengajar di salah satu kelas yang akan selesai sebentar lagi. Saat ia bertanya "Paham semua?" dengan sigap semua siswanya menjawab "Paham Pak." padahal jelas-jelas mereka sama sekali tidak memerhatikan apa yang dijelaskan dan tak paham dengan materi yang diajarkan oleh gurunya. Hanya saja mereka tak sabar dengan waktu istirahat.
Kelas itu hanya diisi dengan suara seorang pendidik.
Dengan kesunyian yang ada, suara pensil jatuh saja sudah seperti suara benda besar.
Hingga tiba-tiba....
Kruukk krukk kruk...
Suara perut salah satu murid perempuan berbunyi. Seketika wajah yang indah itu memerah malu.
Sebentar kelas itu tak berbunyi sama sekali. Tetapi semua mata tertuju pada asal suara. Dan tak lama...
"BHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHA!!!"
Kelas itu menjadi gaduh dalam sekejap. Tak tahan dengan tingkah siswinya, Pak Robert pun ikut tertawa.
"Kamu kenapa, Line? Belum sarapan?"
"Ngg... Belum Pak, hanya minum segelas susu aja tadi.", jawab Line dengan kepala yang masih tertunduk malu.
'astaga, orang-orang bodoh itu pasti bahagia di atas penderitaanku sekarang. Hadeh.' gumam Line kesal.
FLASHBACK OFF
Apa kata orang jika tau kalau Line si gadis cantik yang dingin itu ngobrol dengan perutnya sendiri. Pasti jadi dicap jadi 'si imut'. Soalnya orang yang dingin tapi tingkahnya lucu seperti Line pasti imut.
Pastilah. Gue kan emang imut. Dari lahir lagi. Beda dengan lu, thor. Burik~ Line
Eh muka lu itu gue buat dengan ciri-ciri muka gue ya. Jangan macam-macam.~author
Ya elah bilang aja lu gak mau mengakui keimutan wajah gue kan?~ Line
Ya ampun gue bilang apa? Ciri-ciri muka lu itu jiplakan dari muka gue tau~authornya berusaha sabar
Halah bodo~Line
๑
๑
๑
Sesampainya di kantin...
'Shshshsshshshshshshshshshshssh'