"Oh iya, aku baru sadar. Ada apa dengan wajahmu? Kenapa kelihatan lebam?" tanya Miyazaki. Aku sempat terkejut ketika Miyazaki menyentuh wajahku dan jarak di antara kami cukup dekat. Bagaimana tidak? Dia berdiri di depanku, menyentuh wajah ini dengan raut wajah khawatirnya.
"Rei! Kenapa kau malah melihatku? Jawab pertanyaan aku!" tegurnya sembari mencubit tanganku. Aku tersadar dari lamunanku, ternyata aku terkesima dengan kecantikannya. Ku lihat dia menjauhkan tangannya dari wajahku.
Aku pun menjawab, "Ya ada masalah sedikit di Hokkaido, tapi aku baik-baik saja dan tak begitu menyakitkan."
"Apakah luka ini sudah diobati?" tanyanya. Sebenarnya aku tak pernah menyembuhkan lebam yang ku dapatkan, ku biarkan saja sampai sembuh sendiri. Namun saat ini aku memilih untuk berbohong dan menjawab kalau aku sudah mengobatinya. Miyazaki pun menganggukkan kepala dan bernapas lega mendengar pengakuan bohongku ini. Entah kenapa aku malah menjadi merasa bersalah karena sudah membohonginya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com