webnovel

Rindu Tak bersuara

Perihal "Merindu" yang selalu membutuhkan "Temu".

CNnisaa_ · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
2 Chs

Rindu

Denting bunyi jam dinding beradu satu dengan suara hujan di luar rumah kaca bergaya minimalis itu.

Disana duduk seorang wanita muda dengan sebuah bingkai foto di atas pangkuan nya, sambil terus menatap lurus keluar jendela, memperhatikan setiap tetesan air yang jatuh di atas rumput hijau halaman rumah kaca tersebut.

Tanpa ia sadari ada segumpal air membasahi pipi yang keluar melalui pelupuk mata coklat indahnya, air yang semula bertahan di pipinya perlahan-lahan memaksa turun dan jatuh mengenai bingkai foto yang berada di pangkuannya itu.

Wanita itu menatap sendu sosok lelaki yang  ada di balik kaca bingkai foto, ia mengusap pelan wajah lelaki yang tersenyum cerah di dalam foto tersebut. seutas senyum terpancar di wajah wanita itu ketika ia memandangi foto yang ada di pangkuannya dan sesekali pandangan nya teralihkan keluar jendela menatap hujan lebat yang mengguyur kediamannya.

"Mengapa kau harus pergi? tidak tahukah kau, Rindu yang menggebu sungguh menyiksa ku." lirih nya menatap foto yang ada di pangkuannya, foto yang semula berada di pangkuannya kini  berpindah berada di dadanya.

Ia mendekap erat bingkai foto itu seakan berharap sosok yang di dalam foto tersebut balik membalas dekapan nya.

Wanita itu tak henti-hentinya menitikkan air mata, rasa rindu menyerbu nya untuk mengatur temu. Tanpa rindu tahu bahwa temu tak akan pernah singgah, bahkan untuk sekedar menyapa saja itu tak akan pernah terjadi.

Rindu tolonglah jangan terus memaksa ku untuk mengatur temu!

Wanita itu bangun dari tempat duduknya berjalan mendekati jendela dan membuka jendela kaca tersebut. ia mengulurkan tangannya merasakan tetesan air hujan menyentuh tangan nya. Sensasi dingin seakan menusuk ke tulang membuatnya merasakan menggigil sampai ke sekujur tubuh. Tetapi sensasi itu tak ada apa-apanya di bandingkan dengan sensasi merindu yang tak kunjung di hampiri temu.

Nayyara Syaquila Viranza dialah wanita yang masih setia menunggu dan memandangi sosok lelaki yang berada di dalam bingkai foto. Yara adalah wanita yang tegas, cerdas, ceria, mudah bergaul dan manja. Tetapi semua sifat itu lenyap seketika saat ia kehilangan cinta nya. kini yang ada hanyalah Yara yang pendiam dan tertutup, Yara menghilang dan pergi menjauh dari keluarga dan kerabatnya setelah kehilangan satu sosok yang di cintainya, bukan tanpa sebab ia menghilang, ia pergi karena hatinya tak sanggup bertahan di mana di tempat itu tersimpan banyak kenangan yang akan terus mengusik nya.

Kehidupan nya seakan begitu kelam setelah tragedi 2 tahun lalu menimpa dirinya. Tragedi kejam yang telah merenggut miliknya dan memisahkan nya dari kebahagiaan.

Rasa sakit sangat ia rasakan ketika hari bahagia akan berganti dengan hari duka.

Disisi lain ada sesosok laki-laki dengan kepahitannya tersendiri. Terbuang dari keluarga, karena mereka tak menerima ia yang dengan ke kekehannya tersendiri.

Ia ingin jalan hidupnya ia sendiri yang menentukan bukan keluarganya. Ketika ia sedang mencari arti dan makna dari hidupnya serta masa depannya, ia bertemu dengan Yara yang masih terus-menerus berada dalam angan semunya.

Ia tak tahu apa yang terjadi dengan dirinya, ia begitu ingin mendekati Yara dan memenangkan hati wanita itu. Wanita yang di dalamnya terselip begitu banyak kegelapan dan kepedihan di hatinya.

Saat takdir mempertemukan mereka, lalu takdir pula yang berusaha untuk memisahkan mereka kembali.

Apakah Takdir tidak terlalu kejam terhadap mereka ??

Jalan takdir memang tidak ada yang bisa menebak, tapi apakah keyakinan dan rasa cinta dapat mengalahkan takdir yang sedang senang-senangnya mempermainkan kedua insan itu.