Arunika masih setia memeluk Alterio, gadis itu menahan sesak yang ada, nafasnya begitu sesak sampai-sampai seperti orang yang baru saja tenggelam. Arunika tau, jika itu adalah efek mimpi yang terjadi.
"Lo nggak papa?" Alterio kembali membuka suaranya, karena sejak perkataan Arunika mereka hanya diam, hanya ada isak tangis yang Arabella lontarkan.
"Nggak, gue nggak papa." Arunika menjauhkan dirinya dari Alterio, membuat laki-laki itu ikut memundurkan badannya.
Sandyakala yang sejak tadi berada diambang pintu, memilih pergi dari sana semakin lama dilihat akan semakin sakit pula untuknya dan ya Sandyakala tidak mau mengambil konsekuensinnya. Meski, jika ia bilang tidak mau semua tetap terjadi tanpa inginnya.
"Maaf ya, karena gue lo lagi-lagi repot." Alterio menggeleng, tentu saja tidak akan karena yang Alterio inginkan adalah Arabella yang baik-baik saja meski harus mengorbankan apapun miliknya karena sejak kecil memang Alterio akan melakukan apapun demi Arunika diam-diam.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com