Kimberly terus menatap kakaknya yang sedang menikmati makan siang berupa bakon panggang dan kentang di hadapannya ini. Sedangkan yang ditatap tidak menggubrisnya, seakan tidak terintimidasi dengan tatapan tajam dari mata hitam adiknya itu. Tidak mendapat respons meskipun ia sudah selesai menghabiskan makan siangnya, Kimberly pun langsung bertanya padanya dengan suara jengkel.
"Di mana pisau itu? Kenapa kau menyembunyikannya, Thomas?"
"Itu pisau." Ia menunjuk dengan santai ke rak tempat menyimpan benda-benda tajam.
"Bukan. Tapi pisau—"
Ucapannya tersela ketika mendengar bel rumah. Kimberly mendecak sejenak sebelum beranjak dari kursi makan sambil mengenakan kacamatanya yang sempat terkalung di leher.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com