webnovel

Rere

mawarputri · Ciencia y ficción
Sin suficientes valoraciones
8 Chs

bab 8

beberapa hari berlalu dan siapa sangka bahwa hari Sabtu telah tiba.

ini cukup aneh ,mengingat Minggu ini ku lalui dengan tenang,padahal aku dan pangeran jarang bersama,maksudnya itu kn aku gk ada penjaga gitu aja

aneh! sangat aneh malah,ini membuat aku gk tenang gitu,yah tau lah,harusnya gua tu di Bully gitu donk,apa lagi Ama anak OSIS.

jelas ini tu buat gua tertekan bgt! bukannya suka di Bully tapi ketenangan ini membuat gua tu merasa mau bunuh diri!!!

di tambah ini tu hari bebas,bahkan guru itu kayak lepas tangan gitu,kayak percaya aja sama murid nya ya kan tambah panik gua kalo kalo besok Senin gua udah jadi mayat di toilet siswa,kan gk lucu anjirrrr

"hey kamu" suara itu jelas mengagetkan aku.

segera ku tolehkan badan dan melihat anak OSIS melambaikan tangan ke arah ku,sialan! langsung panas dingin aku.

"i..Iyah ? kenapa?" tanya ku berusaha tenang.

"lu yang dulu sama pangeran kn? bisa bantu kami gk?" ujar nya,ha? bantu apa ni! langsung berantem aja ngapa? kn lebih tenang gua,dari pada di giniin.

"bantu apa?" tanya ku bingung.

"tolong angkatin properti ini ke ruang osis, di sana ada Raka kok,soalnya kami ada urusan lagi,dan kami dengar lu atlet ,jadi lu pasti kuat donk" ujar salah satu anak OSIS itu yang entah mengapa gua senang mendengarnya.

ya ampun,segini pengennya aku di puji nya.

"oh..okey gua angkat" ujar ku tanpa sedikit pun curiga,lagian ini kn ruang OSIS lo,bukan gudang atau semacamnya,lagi ni anak OSIS juga gk ada di tempat bakso semalam.

ya ampun kenapa gua parno bgt si jadi orang,udah dah re,jangan souzon mulu jadi manusia,nanti cantiknya ilang.hahaha

___

sesampai nya di ruang OSIS gua di landai dilema.

ya ampun ini gimana cara ngetik pintunya,mana kedua tangan gua penuh lagi,masuk aja gpp kn? lagian orang orang pasti pada sibuk di luar,kn lagi lomba lomba juga kn? jadi kosong pasti ni ruangan kan? ya udh gas aja dah.

"permisi" ujar ku kepada penunggu di ruangan OSIS,tak mau tunggu lama aku segera meletakan barang barang itu di meja nya Raka dan cabut, takut nanti ada yang ilang,kn gk asik kalo gua yg di tuduh kan?.

"rere! lu ngapain di situ" suara pangeranku lantas membuat langkah tu terhenti.

"Raka!! " ujar ku mendekati nya.

"lu ngapain dari ruangan gua" ujar nya pada ku.

"ah itu tadi gua antar barang ke ruangan lu" ujar ku dengan senyuman,namun anehnya ni pangeran hanya diam dan nyelonong masuk ke ruangannya,lah gua kn kepo kn,ya gua ikutin aja lah.

"rere! lu tau gk apa yang lu bawa ini!" ujar Raka dengan nada yang cukup....kalian tau? menyeramkan.

lah nama ni anak? sehat? mana gua tau tu barang apa,lagian gua cuman di mintain tolong aja.

"lah emang apaan?" tanya ku padanya dan ia memperlihatkan benda yang lantas membuat ku juga terkejut.

rokok! okeh itu rokok,namun jelas kami masih SMA dan rokok sangat di larang keras oleh sekolah,bisa aja tu,yang hanya ketahuan tu rokok bakal di skors 1-3 hari lah,ya si gk seberapa tapi faktanya sekarang rokok itu berada di meja nya pangeran gua.

lah? apa kata dunia jika ketua OSIS kita menyimpan rokok?

"Raka!" suara guru lantas membuat aku dan Raka terkejut bukan main

badan kami membeku dan bukan itu masalahnya,kini aku dapat melihat wajah Raka yang seakan akan menyalahkan bahwa ini adalah salah ku.

"datang keruangan saya" ujar guru BK itu dan Raka berjalan melewati ku,dapat ku lihat raut wajah kecewanya pada ku.

apa yang terjadi? apa aku melakukan sesuatu yang salah! ini membuat ku gila,aku hanya..membantu saja.

_

perlombaan masih berlangsung dan aku tak bisa konsentrasi, pikiran ku berkecamuk,takut akan terjadi apa apa sama raka.

bruk!! bola basket menghantam keras wajah ku.

"akh! sial!" umpat ku melihat darah keluar dari hidung ku,wajah ku memerah dan parahnya aku di tertawaan 1 sekolah.

para guru mendekati ku dan membawa ku ke UKS,aku berkata akan baik baik saja,ini taklah terlalu buruk,aku pernah mengalami lebih buruk.

telpon ku berbunyi,Mama menelpon,aneh,apa yang terjadi? sangat jarang Mama menelpon di HP ku,

membuat ku gemetaran bukan main.

"halo ma?" ujar ku pada Mama.

"datang ke ruang BK sekarang" ujar Mama dan aku segera berlari ke ruang bk dengan hidung yang masih berdarah, jujur,aku gak mau Mama marah,itu sangat mengerikan.

tok tok tok,suara ketukan pintu dan aku segera masuk setelah guru BK mempersilahkan aku masuk.

dapat ku lihat aura mencekam dari Mama ku,dan anehnya Raka mengalihkan pandangannya,seakan akan dia sudah melakukan hal yang salah dengan ku.

"ya pak? ada apa?" tanya ku pada guru BK itu.

"apa benar kamu yang membawa rokok ini ke mejanya Raka?" tanya guru BK dan aku mengangguk.

"jujur saya juga gk tau pak,kalo isinya rokok itu,saya juga di suruh antar itu ke ruang OSIS pak" ujar ku menjelaskan apa adanya.

"siapa yang menyuruh mu"

"hmm saya juga gk tau pak,yang pasti dia juga pakai seragam OSIS,jadi say__"

"sudah pak tak perlu penjelasan, jelas jelas anak saya melakukan kesalahan dan hukum saja dia pak" ujar Mama ku dengan cueknya.

aku menunduk mendengar hal itu.

"tapi Buk,jelas jelas Raka lah yang memegang rokok itu"

"pak,hukum saja anak saya,kalo perlu hukuman Raka di beri saja untuk dia,saya tak peduli,masalah selesai bukan,saya akan pergi" ujar Mama ku meninggalkan aku yang terdiam menunduk.

hah...bodohnya aku tak mengecek itu dahulu.

guru BK itu terdiam melihat sifat Mama ku yang sama sekali tak peduli pada ku,ia baru sadar,jika ada orang tua seperti Mama ku.

ha-ha-ha aku suka ekspresinya,come on pak,ini bukanlah satu hal yang asing bagi ku.

bahkan aku pernah di Jambak Jambak di depan 1 sekolah,hanya karena Raka terluka,menganggap aku tak becus dalam menjaga Raka,ia berkata bahwa aku tak berguna,dan judo ku tak ada gunanya jika Raka terluka.

ya seperti ini lh Mama ku,salah,seperti ini lah Mama Raka,hahaha bahkan aku ragu bahwa aku adalah anaknya,jika saja wajah ku tak mirip dengan nya,melainkan mirip dengan ayah yang tak pernah aku lihat,mungkin saja akan yakin jika dia bukan Mama ku.

tanpa sadar aku menangis,guru BK itu tampak merasa bersalah pada ku,dan memberi ku tisu.

dapat ku lihat raut wajah bersalah Raka pada ku.

"ya sudah,lupakan masalah hari ini,kalian beruntung bahwa hari ini hari bebas dan aku tak mau mengurus masalah seperti ini di hari ini apa lagi kamu Raka ,kamu adalah ketua OSIS dan bapak harap kamu mencerminkan seperti apa ketua OSIS itu,sekarang keluarlah" ujar guru BK itu dan kami berdua keluar.

air mata ku masih mengalir,merasa hal ini gak adil,mengapa harus aku yang berada di posisi ini mengapa aku tidak berada di posisi Raka? ini sangat menyebalkan.

"aku akan kekamar mandi" ujar ku meninggalkan nya yang hendak memanggil ku,jujur aku tak mau melihat wajahnya sekarang,aku tak ingin dia melihat ku saat ini .

___

"oi! lu!" suara itu lantas membuat ku menoleh.

"Rendi, gua pikir lu cabut" ujar ku padanya.

"rencananya,btw dari mana lu? gua cariin kemana mana gk keliatan"

"hahaha kangen yah,malas gua bahas,lupain aja yah"

"mau ke kantin?"

"gk gua di sini aj,gua mau liatin Raka,takut dia kenapa Napa" ujar ku pada Rendi,dan Rendi terdiam melihat hal itu

"lu bukan pengawal dia" ujar Rendi pada ku

"siapa bilang aku pengawal nya? itu terlalu tinggi buat ku" ujar ku lagi sembari berlari ke arahnya menyerahkan minuman,karena juga tau ia kehausan.

ia menatap ku,dan mengalihkan pandangan,sepertinya dia masih merasa bersalah pada ku.

"arya..tak apa kok,dh biasa juga" ujar ku dengan senyuman dan ia membalas senyuman itu.

"makasih yah,dan maafin gua,gara gara gua lu di marahin lagi" ujar Raka merasa menyesal.

"gpp kok,ni minum,lagian lu pasti capek ngurus untuk makan siang ini" Raka tersenyum pada ku,senyum indahnya membuat ku semangat,dapat ku rasakan beberapa tatapan tak suka pada ku,namun mah bodo amat.

aku kembali di posisi ku,di dekat Rendi,mengawasi Raka dari jauh.

"ku tau ren? Raka berfikir bahwa gua adalah sahabatnya,tapi bagi gua.."

ujar ku memberi jeda.

"Raka adalah pangeran dan gua adalah budak di matanya,itu udah cukup berharga bagiku,karena ia masih bisa melihat ku,itu sangat membuat ku senang" ujar tersenyum tulus.

rendi termenung melihat senyum ku dan mengalihkan pandangan.

"bucin" ujar nya.

"resek lu!" ujar ku kesal sembari menepuk pantat nya gemas.

"ha-ha-ha tapi lu tau? lu manis kalo lagi tersenyum,kalo lu keseringan senyum kayak gitu bisa bisa suka Ama lu" ujar Rendi

"ha-ha-ha bisa aja lu gombal" ujar ku kembali menatap Raka yang sibuk mengemas ngemas makanan untuk makan siang nanti.

_____

"silahkan nikmati makanannya!!!" ujar Raka di sertai suara sorakan bahagia seluruh siswa.

aku berdiri di tumpukan Siswa itu,mencoba menyatu dan tak terlihat,namun aneh nya ni,si setan kedua Rendi gk berhenti henti ngikutin gua,membuat gua sedikit, lu tau??? risih!

kayak gk ada urusan lagi aja,kn gua capek di liatin orang orang gara gara Deket Ama ni cowo,lagian ni cowo siapa si? kayak di takuti bgt sama siswa siswi di sini.

"rere!!!" suara yang familiar itu lantas membuat ku menoleh pada sosok yang sangat ku cinta itu.