webnovel

Chapter 13

(Rudeus Pov)

Setelah pesta ulang tahunnya selesai aku saat ini sedang memandang pemandangan malam dari jendala kamarku.

Setiap aku memandang pemandangan luar, aku selalu teringat dengan hari itu...

Hari yang penuh dengan keputusasaan.

Hari yang penuh dengan kesedihan.

Dan Hari yang penuh dengan penyesalan.....

Keputusasaan karena tidak bisa melawan, Kesedihan karena harus mengalami Keputusasaan, dan Penyesalan karena ingin berubah tapi tidak bisa karena aku terlalu takut.....

Di kehidupan sebelummya aku selalu memimpikan, jika aku bisa mendapatkan kekuatan spesial atau tiba-tiba gadis cantik jatuh cinta padaku, Mungkin aku bisa berusaha lebih keras untuk berubah menjadi lebih baik.

Sekarang setelah bereinkarnasi, aku mendapatkan kekuatan spesial bernama sihir. Walaupun mimpiku terwujud, aku tetap tidak bisa melangkah untuk berubah.....

Aku.... takut akan mengalami Keputusasaan itu lagi

Padahal aku sudah betekad dalam hatiku untuk berubah, tapi tubuhku terlalu takut untuk bergerak....

Haaa.... Aku ingin menangis.

Kemudian Aku mendengar suara pintu terbuka, aku melihat Kakak kembarku, William memasuki kamar setelah membantu Ibu dan Lilia dibawah.

"Hm?, Ngapain kamu buka jendela malam-malam, Dingin tau, Tutup jendelanya aku mau tidur." kata William sambil melepaskan sarung tangannya dan mengganti bajunya dengan baju piyama tidur.

"Lelah sekali hari ini, kamu juga cepat tidur dan jangan tidur larut lagi, tidur cepat dan bangun cepat itu kunci kesehatan." ucapnya lalu langsung tidur dikasurnya.

Aku kemudian menutup jendelanya dan duduk di tempat tidurku melihat kakak kembarku di kehidupanku yang sekarang tertidur dengan nyenyak di kasur seberang.

Pertamanya aku takut saat aku tahu bahwa aku mempunyai saudara laki-laki, karena aku takut jika dia akan sama seperti saudara-saudaraku di kehidupan sebelumnya.

Tapi setelah melihat dia yang berteriak dan menangis seperti bayi yang biasanya, aku jadi tahu bahwa dia dan saudaraku di kehidupan sebelumnya berbeda.

Dia hanya bayi biasa, jadi mana mungkin sama.

Tapi Kakak Kembarku, William ini sangat aneh.

Karena dia hanya menangis dan berteriak saat orang menyentuh dia, jika dia tidak disentuh dia akan sangat tenang mengamati lingkungan atau duduk seperti orang yang meditasi.

Dia juga tidak bisa memakan daging babi, dan jika disentuh orang dia akan selalu merasa mual.

Dia berbakat di ilmu pedang, tapi sepertinya dia juga berbakat di bidang sihir. Walaupun aku tidak tahu kenapa dia menyembunyikan itu.

Semakin dia tumbuh besar, aku menjadi takut.

Takut karena Bagaimana jika dia akan tumbuh seperti saudaraku dan memperlakukanku dengan sinis.

Aku terus memikirkan itu dan akhirnya memutuskan untuk tidur karena besok hari Ujian Kelulusan dari Shisou.

***

Sekarang Aku, William, Zenith, Paul, dan Roxy sedang dihalaman membawa Carbacchio untuk pergi keluar melakukan Ujian Kelulusan.(A/N:nama kudanya Paul)

"Di luar?"

"Ya, di luar desa"

"Apa tidak bisa melakukannya di halaman saja?"tanyaku karena masih tidak berani untuk keluar dari rumah.

"Tidak bisa"jelas Roxy.

"Jadi benar-benar tidak bisa ya...."gumamku bersembunyi di belakang Zenith.

"Entah kenapa dia tidak ingin pergi keluar, apa dia takut pada monster?"kata Zenith

"Di sekitar sini monster jarang muncul, dan juga kalau ada mereka sangat lemah, bahkan kamu bisa mengalahkannya."jawab Roxy mencoba menenangkanku.

"Apa yang kamu takutkan Rudeus?, Carbacchio penurut kok." ucap William lalu berjalan ke depan Carbacchio.

"Lihat ini, Carbacchio Sit down!"perintah William ke Carbacchio lalu Carbacchio duduk.

"Lihatlah Rudeus, dia sangat penurut kan." kata William lalu terus menyuruh Carbacchio seperti sedang melatih anjing.

'Kok bisa gitu?, Jadi mirip kaya anjing'pikirku heran melihat William bisa memerintah Carbacchio dengan sesuka hatinya.

"Haha, Ternyata Masih ada yang Rudy takutkan ya."tawa Roxy lalu mengangkatku dan menaikkanku diatas Carbacchio.

"Rasa takutmu akan hilang ketika kamu menaikinya."kata Roxy naik ke Carbacchio lalu menjalankannya.

Kuda terus berjalan sampai pagar depan, semakin dekat dengan pagar luar, aku semakin teringat kenangan buruk di masa laluku.

"Shisou, Ini mustahil bagiku!"rintihku sambil menutup mata.

"Aku bersamamu, jadi jangan khawatir."ucap Roxy menenangkanku

"Rudy berusahalah!"sorak Zenith menyemangatiku

"Semoga Gagal Ujian Rudeus!"hina William mengharapkan aku gagal ujian, Kemudian William dipukul dikepalanya oleh Zenith.

Kudanya terus berjalan berjauh meninggalkan Rumah Greyrat.

Aku Kemudian perlahan membuka mata dan terlihat pemandangan sawah yang biasa kulihat dari jauh.

"Lihat?, Semuanya Baik-baik saja kan?"ucap Roxy kepadaku.

Aku lalu melihat warga desa yang sedang bertani melihatku.

'Jangan Lihat kesini'pikirku lalu mengalihkan pandanganku

Lalu dari depan ada orang yang menunggangi kudanya melihat kesini dan tersenyum juga.

'Kenapa kamu menatapku?, Jangan menatapku.'pikirku menundukkan kepalaku.

"Terimakasih untuk yang waktu itu"kata Orang yang menunggangi kuda itu ke Roxy.

"Sama-sama."balas Roxy

'Tidak, bukan aku yang dia lihat'

Kemudian banyak warga desa yang menyapa Roxy.

'Semua orang melihat Roxy'

Benar, Apa yang harus kutakutkan?, Siapa yang akan menghinaku di desa yang damai ini?

Roxy Memang hebat.

Dia bisa membaur dengan desa ini hanya dalam waktu 2 tahun, Dia pastinya cukup menderita karena warna rambutnya.

Benar, ini semua berbeda dari kehidupanku sebelumnya, Aku yang sekarang berbeda dengan Aku yang dahulu.

Jadi, Tidak ada yang perlu ditakutkan.

***

(MC Pov)

Sekarang Rudeus sedang Ujian Kelulusan dengan Roxy.

Aku sedang berada di tempat melukis dan tidur siang favoritku.

Aku tiduran sambil merenungkan apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Jika bisa, aku ingin mencari keberadaan Nadia...., Akhir-akhir aku terus bermimpi tentang dia dan aku khawatir...., bagaimana jika dia dimakan monster atau terjadi kenapa-napa dengan dia.

Tapi aku sudah mencari keseluruh desa dan tidak ada anak yang sepertinya reinkarnasi, Aku tidak bisa keluar desa karena terlalu berbahaya.

'Mungkin Aku harus cepat-cepat mengumpulkan [Mana Beads] ini agar aku bisa merekonstruksi ulang tubuhku agar bisa bertambah kuat lebih cepat'pikirku melihat kalung yang berbentuk seperti tabung kecil dengan isinya manik-manik bening seperti kaca.

[Mana Beads] ku tersisa 10 saja karena sudah terpakai untuk membuat kalung buat Michael-sensei dan Eveline-san.

Apa aku melatih fisik saja sambil mengumpulkan [Mana Beads]?, Karena aku sudah berumur 5 tahun dan giziku sekarang sudah lumayan terpenuhi, aku mungkin sudah bisa melatih fisikku.

Dengan melatih fisikku akan menghemat manaku agar tidak selalu menggunakan [Body Enhancement] saat sparing dengan Paul.

Aku lalu tersenyum dan bangun, "Baik Sudah Diputuskan!, Aku akan melatih fisikku sambil mengumpulkan [Mana Beads]!"teriakku dengan semangat.

Kemudian Aku mulai melakukan Push-up 10, Sit-up 10, Pull-up 10, Lalu saat aku sudah melakukan semua itu aku berlari Menuju Rumah tanpa menggunakan Mana.

"Haah....Haah, Gila capek banget."rintih ku terus berlari tanpa istirahat.

"Haah...., Aduh ini kenapa jadi buram semu-"

Seketika Pandangan menjadi gulap gulita dan aku jatuh pingsan.

***

Aku perlahan membuka mata, lalu melihat atap yang familiar.

"Sepertinya Aku pingsan di jalan dan dibawa kerumah oleh seseorang."rintihku lalu mencoba bangun.

Kemudian Pintu terbuka dan masuk Rudeus yang telah menyelesaikan Ujian Kelulusannya.

"Ah, Will-niisan kamu sudah bangun."ucap Rudeus membawa segelas air minum dan menyerahkannya kepadaku.

"Ya, Terimakasih"ucapku menerima segelas air yang diberikan oleh Rudeus.

"Jadinya Gimana hasil Ujianmu?"tanya sambil meminum segelas air.

"Hehe Jangan Kaget ya, Aku berhasil jadi Saint-Class Magician."jawab Rudeus dengan sombong menaruh kedua tangan tangannya di pinggangnya.

"He~ begitu, Selamat."ucapku dengan muka dan nada datar.

"Hah!, Reaksinya datar banget!"teriak Rudeus.

"Terus harus bilang apa?, WOW~ gitu?"ejekku

"Haah...."

Rudeus yang mendengar itu hanya menghela nafas dan kemudian dia menarik nafas panjang.

"Umm, Will-niisan Aku minta maaf waktu itu aku menggangumu membuat hadiah untuk Michael-sensei."kata Rudeus sambil menundukkan kepalanya menghindari kontak mata denga aku.

"Hah?, Zaman kapan itu? Aku udah gak peduli lagipula aku gak marah kok, aku hanya gak suka disentuh, kamu juga tahu kan Rudeus."ucapku dengan santai.

Rudeus yang mendengar itu mengangkat kepalanya dan menganggukan kepalanya.

"Yaa, Mungkin aku juga waktu itu terlalu kasar, Aku Minta Maaf ya."kataku juga dengan menundukkan kepala.

"Gak, Aku juga salah, Walaupun sudah tau niisan tidak suka disentuh, aku malah bersikap kasar seperti itu, Aku minta maaf."

Aku dan Rudeus sama-sama menundukkan kepala dan lalu kami berdua mengangkat kepala bersamaan lalu kami melihat satu sama lain dan mulai tertawa.

"HAHAHAHA"

"HAHAHAHA"

"Haha Sudah, Ayo makan aku lapar, makan malam hari ini apa Rudeus?"tanyaku sambil berjalan menuju Ruang makan bersama Rudeus.

"Daging BABI Panggang."jawab Rudeus dengan Muka Pokerface nya.

"Hah!, yang benar!"kagetku lalu berlari menuju Ruang makan.

Di Ruang makan ada Zenith, Paul, Roxy, Lilia, sedang menaruh hidangan ke meja makan.

Ternyata Hidangan Makan Malamnya adalah Roast Chicken.

"Pftt..HAHAHA"tawa Rudeus bersembunyi di belakang Zenith.

"Kamu Ngerjain aku ya, Dasar Bocah mesum! kesini kamu!"teriakku mengejar Rudeus.

"Hey Kalian!, Jangan Lari-larian di Ruang Makan!"

Hari Berakhir dengan Benjolan pada Kepala Rudeus dan Aku.

Creation is hard, cheer me up!

FantasyseKaicreators' thoughts