webnovel

reincarnation of a demon god (sub Indonesia)

Arth adalah seorang penulis yang terus menulis tentang sejarah dunia, dan itu berkaitan dengan kisah dirinya sendiri. Dia terus menceritakannya dalam buku-buku yang sulit dipahami orang awam. Dari waktu ke waktu, para arkeolog terkejut melihat salah satu buku Arth karena sangat tepat dengan sejarah dan temuan para arkeolog. Akhirnya, para arkeolog menjadi tertarik padanya, dan menjadi tertarik pada kisah-kisah yang diceritakan Arth. Tapi tujuan Arth adalah menemukan kekasih masa lalunya (Erina). Dan ternyata Arth adalah yang terakhir dari orang-orang di dunia Darkness Light (nama sebelum bumi). Arth adalah satu-satunya yang masih hidup karena dia adalah pembunuh yang sebenarnya. Arth dulunya adalah dewa yang dijuluki dewa sihir, tetapi dia tidak menaati bangsanya sendiri sampai dia berubah menjadi iblis. Seiring waktu sesuatu terjadi yang membuat Arth berubah menjadi manusia dan memulai pengalaman hidup barunya sampai saat pembunuhan tiba. ************** banyak sekali ramalan yang mencegah hancur nya dunia itu. namun, jika takdir mengatakan demikian maka tidak seorang pun yang bisa keluar darinya. namun, kehidupan itu bisa diulang lagi dengan mencari sejarahnya. ************* "dunia akan hancur oleh seseorang yang membangkang bangsanya sendiri karena ia mempunyai tujuan". itulah dialog yang dibuat oleh seorang dewa peramal (Zabtaruk). dan orang yang membangkang bangsanya sendiri adalah Silvanus, Siestina dan Arth. para dewa terus mencoba untuk mencegah ketiga orang ramalan tersebut dengan taktik mereka sehingga banyak sekali terjadi konflik. namun, dari konflik itulah dunia Darkness Light hancur. nama Darkness Light adalah nama sebelum bumi yang digunakan oleh suku-suku Totem (kuno). karena mereka yakin bahwa bumi ini sebagian gelap dan sebagainya lagi bercahaya (siang dan malam).

laundry86 · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
88 Chs

harapan terakhir Adis

"aku kenyang" ujar Adis yang menghabiskan makanannya. "Terimakasih tuan Raka! Karena anda bisa mentraktir kami"

"Tentu! Itu bukan masalah" jawab Raka.

"Arth! Kemari lah" ujar Erina pada ku.

"Ada apa?" Ujar ku sambil mendekati Erina.

"Ada makanan yang tersisa di mulut mu" jawab Erina sambil membersihkannya.

"Ouh! Terimakasih"

"Sekarang. Apa yang harus kita lakukan?" Ujar Siestina.

"Menurut ku. Kita harus melanjutkan perjalanan ini karena kita sudah berada di akhir kerajaan api" jawab Raka.

"Sebenarnya apa yang di pikirkan oleh Raka?" Ujar Hiuga dalam hatinya.

"Ide yang bagus! Namun kita harus memenuhi bekal kita" ujar ku memberi saran. "Masalahnya adalah bagaimana cara kita untuk mengumpulkan bekal?"

"Kalian bisa mengandalkan ku! Yang terpenting adalah kita harus bergegas menuju tempat yang kita tuju" jawab Raka.

"Ternyata kau banyak uang" ujar Siestina sambil tertawa.

"Kalau begitu! Ayo kita mempersiapkan bekal kita" ujar Raka.

Kami langsung bergegas keluar dari rumah makan tersebut dengan keadaan gembira karena Raka bisa banyak membantu kami.

"Sebenarnya apa rencana dia?" Ujar Hiuga yang penasaran.

***********

Singkat cerita. Kami keluar dari kerajaan dan melanjutkan perjalanan kami dengan keadaan bekal yang bisa terpenuhi.

Kami terus berjalan dengan keadaan yang kenyang dan baik-baik saja.

"Itu di depan!" Ujar Siestina yang melihat perbatasan antara negara api dan hutan biasa.

"Aku heran Siestina! Kenapa di tengah-tengah hutan yang hijau ada dua negara yang berbeda musim. Jika dilihat dari geografi, itu rasanya mustahil" ujar ku yang penasaran akan sejarahnya.

"Jadi kau tidak tahu! Dulu kedua negara ini adalah sebuah hutan biasa. Namun ada dua naga yang terus bertarung selama beribu-ribu tahun sehingga sisi ini berubah menjadi tandus akibat serangan dari naga api. Sedangkan sisi lainya menjadi beku akibat serangan dari naga es. Mereka terus bertempur dan mengakibatkan dua tempat yang tidak strategis. Menurut orang-orang, mereka berhenti bertempur akibat raja iblis dari DARK Flame berhasil menundukkan sang naga api yaitu Ragan. Dan konon katanya, sang naga Ragan menjadi pelindung bagi kerajaan DARK Flame" jawab Siestina dengan nada sok pintar.

"Jadi dulu aku mengalahkan Ragan dan Ragan dalam keadaan bertempur dengan musuhnya ya!" Ujar ku dalam hati sambil terkekeh-kekeh.

Kami melangkah ke tanah yang berbeda karena tanahnya seketika berubah drastis dari tanah yang tandus berubah menjadi tanah yang subur dengan rerumputan yang hijau.

"Akhirnya kita bisa merasakan tempat yang sejuk. Yang terpenting adalah kita tidak kepanasan" ujar Erina yang gembira.

"Yap kau benar" jawab ku yang juga ikut senang.

"Aku harap kita bisa sampai di pulau kura-kura dengan selamat tanpa korban satu pun dari kita. Aku senang sekali bisa bertemu dengan kalian semua" ujar Adis.

"Kami juga senang bisa mengenalmu" ujar Ginny.

Kami tertawa dan bercanda sambil berjalan, berbeda halnya dengan kemarin. Kemarin kami berjalan dengan keadaan kepanasan.

"Hiuga! Kemari lah" ujar Raka yang berjalan paling belakang.

"Apa mau mu?" Jawab Hiuga dengan lantang dan nada rendah.

"Kita sudah sedekat ini dengan mereka! Aku ingin kau mengurusi Dewi Siestina dan aku akan mengurusi bocah itu (Arth)" jawab Raka. "Ambil ini!" Ujar Raka sambil memberikan sebilah pisau kecil kepada Hiuga. "Kau mengerti apa yang ku maksud? Tugas mu hanya mendekati Siestina dan menusukan pisau ini, dan aku akan mendekati Arth dan menusuknya. Tenang saja, karena pisau ini sudah di lapisi oleh sihir sehingga mereka akan mati dalam satu tusukan" ujar Raka.

Mendengar itu, Hiuga malah terbengong karena itu adalah tugas yang berat baginya.

"Kenapa Hiuga? Apa kau tidak bisa melakukan ini?" Ujar Raka yang heran.

"Aku akan melakukannya" jawab Hiuga.

************

Kami berjalan di Padang rumput yang indah dan waktu menunjukan pukul 02:30.

"Tuan Arth! Kapan kamu akan mengajariku tentang sihir?" Ujar Adis sambil memohon pada ku.

"Oh iya! Aku lupa. Bagaimana kalau besok?" Jawab ku.

"Bagus! Besok aku akan belajar sihir. Dengan begitu, aku bisa melindungi kalian" ujar Adis yang gembira. "Tuan Arth! Sebenarnya aku mempunyai permohonan, apa kamu ingin mendengar nya?"

"Apa itu?"

"Aku ingin kita bisa sampai ke pulau kura-kura dengan selamat. Jika kita tidak di terima di pulau itu, itu bukan masalah bagiku. Karena harapan ku cuman bisa hidup dengan kalian sampai akhir hayat ku. Apakah tuan Arth bisa mengabulkannya?" Ujar Adis sambil tersenyum sendiri.

"Aku akan berusaha semaksimal mungkin" jawab ku. Dan alangkah begitu bahagianya Adis ketika mendengar jawaban dari ku. Ia bahkan berloncat-loncatan sendiri.

"Kau kenapa Adis?" Ujar Siestina yang melihat Adis berperilaku kekanak-kanakan.

"Aku gembira sekali" jawab Adis.

"Hahahaha!!!" Kami tertawa bersama di Padang rumput yang indah itu.

"Hiuga! Ini kesempatan bagi kita" ujar Raka kepada Hiuga.

"Aku tahu!" Jawab Hiuga sambil memegang pisau dengan erat.

**************

Arth dan yang lainnya berjalan bersama-sama dan Raka akan memulai aksinya pada saat itu karena ini memang kesempatan bagi Raka.

Raka langsung memegang pisau dan mendekati Arth, sedangkan Hiuga langsung mendekati Dewi Siestina yang sedang tertawa bersama Adis.

"Mati kau!!" Ujar Raka sambil menusukkan pisaunya pada Arth. Namun, Arth menyadarinya sehingga Arth langsung menangkisnya memakai tombak.

"Ini kesempatan mu Hiuga!!" Ujar Raka sambil berteriak.

Hiuga langsung berlari menghampiri Siestina yang lengah. "Apa aku akan melakukan nya?" Ujar Hiuga di dalam hatinya yang gelap. Hiuga langsung menusukkan pisaunya dengan keadaan gemetar sehingga Hiuga tidak bisa memaksimalkan aksinya.

"Awas Siestina!" Ujar Adis yang langsung mendorong Siestina agar pisau Hiuga tidak tertusuk pada Siestina.

Namun, pisau Hiuga menancap dengan jelas di perut Adis karena Adis telah mendorong Siestina.

"Apa yang telah kau lakukan Hiuga?" Ujar Arth yang tidak percaya apa yang ia lihat.

Arth langsung marah dan memukul Raka dengan sekuat tenaga sehingga Raka terjatuh.

"Cuih sial!"

Raka langsung berdiri dan menarik Hiuga untuk melarikan diri.

Arth langsung menghampiri Adis yang tergeletak dengan darah yang berceceran yang keluar dari perutnya.

"Tenang Adis! Aku akan menyembuhkan mu" ujar Arth dengan panik.

"Tidak! Aku akan mati disini tuan! Terimakasih untuk semuanya. Aku ingin tuan memakai kalung ku dan nanti kalung ini akan di simpan oleh tuan Arth di pulau kura-kura sehingga aku bisa mengakhiri hidupku dengan keadaan tenang!" Jawab Adis dengan keadaan sulit untuk bernafas.

"Tidak! Cobalah untuk bertahan sedikit lagi" ujar Arth sambil berteriak dan tidak bisa mengendalikan emosinya. Arth mencoba memegang kepala Adis dan ia ingin menyembuhkannya. Namun, ajal Adis sudah tiba.

"Tidak, tidak. Aku akan menyembuhkan mu" ujar Arth sambil meneteskan matanya. Arth langsung mengeluarkan sihir nya pada Adis. Namun, itu tidak ada pengaruhnya sama sekali.

Erina langsung memegang tangan Arth sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Ia sudah pergi Arth" ujar Erina sambil menangis.

"Tidak! Adis pasti bisa bertahan"

"Cukup Arth! Itu sudah tampak jelas" ujar Siestina.

"Kenapa? Kenapa kau melakukan ini Hiuga?" Ujar Arth sambil membentak.

Hiuga cuman terdiam melihat kesedihan Arth dan yang lainnya. "Ayo kita pergi" ujar Raka yang langsung memanggil portal menuju tanah para dewa.

Tiba-tiba Arth bergerak dengan secepat kilat dan menyerang mereka berdua. Arth memukul keduanya dengan tangan kosong sehingga keduanya terlempar masuk ke dalam portal yang dibuat oleh Raka.

"Akan ku bunuh kalian semua" ujar Arth yang ikut masuk kedalam portal tersebut.