webnovel

reincarnation of a demon god (sub Indonesia)

Arth adalah seorang penulis yang terus menulis tentang sejarah dunia, dan itu berkaitan dengan kisah dirinya sendiri. Dia terus menceritakannya dalam buku-buku yang sulit dipahami orang awam. Dari waktu ke waktu, para arkeolog terkejut melihat salah satu buku Arth karena sangat tepat dengan sejarah dan temuan para arkeolog. Akhirnya, para arkeolog menjadi tertarik padanya, dan menjadi tertarik pada kisah-kisah yang diceritakan Arth. Tapi tujuan Arth adalah menemukan kekasih masa lalunya (Erina). Dan ternyata Arth adalah yang terakhir dari orang-orang di dunia Darkness Light (nama sebelum bumi). Arth adalah satu-satunya yang masih hidup karena dia adalah pembunuh yang sebenarnya. Arth dulunya adalah dewa yang dijuluki dewa sihir, tetapi dia tidak menaati bangsanya sendiri sampai dia berubah menjadi iblis. Seiring waktu sesuatu terjadi yang membuat Arth berubah menjadi manusia dan memulai pengalaman hidup barunya sampai saat pembunuhan tiba. ************** banyak sekali ramalan yang mencegah hancur nya dunia itu. namun, jika takdir mengatakan demikian maka tidak seorang pun yang bisa keluar darinya. namun, kehidupan itu bisa diulang lagi dengan mencari sejarahnya. ************* "dunia akan hancur oleh seseorang yang membangkang bangsanya sendiri karena ia mempunyai tujuan". itulah dialog yang dibuat oleh seorang dewa peramal (Zabtaruk). dan orang yang membangkang bangsanya sendiri adalah Silvanus, Siestina dan Arth. para dewa terus mencoba untuk mencegah ketiga orang ramalan tersebut dengan taktik mereka sehingga banyak sekali terjadi konflik. namun, dari konflik itulah dunia Darkness Light hancur. nama Darkness Light adalah nama sebelum bumi yang digunakan oleh suku-suku Totem (kuno). karena mereka yakin bahwa bumi ini sebagian gelap dan sebagainya lagi bercahaya (siang dan malam).

laundry86 · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
88 Chs

bertemu kembali dengan Silvanus

Hiuga dan yang lainnya di ajak oleh Silvanus ke dalam guanya. Di dalam gua itu terdapat lukisan-lukisan baru yang ada di dinding gua dan sebuah api unggun dengan api yang membara sangat besar sehingga terasa hangat.

"Duduk lah! Sudah lama aku tidak kedatangan tamu. Kalian tahu? Aku nganggur di tempat ini beribu-ribu tahun sehingga aku sangat kesepian" ujar Silvanus sambil tersenyum karena kedatangan tamunya. Kemudian Silvanus melihat ke arah sana-sini seperti sedang mencari sesuatu. "Dimana Arthous? Eh...maksudnya Arth?" Ujar Silvanus yang menyadari bahwa Arth tidak bersama mereka.

"Itu yang akan kita bicarakan" jawab Siestina dengan raut wajah sedih.

"Apa maksudmu? Apa yang telah terjadi padanya?" Silvanus mengatakan itu dengan keadaan panik.

"Tenangkan dulu pikiranmu. Jadi begini, sebenarnya Arth telah tiada di bunuh oleh Orba"

"APA?..." tiba-tiba Silvanus berteriak dan memotong perkataan Hiuga. "Mana mungkin Arthous di bunuh oleh Orba begitu saja! Aku tidak percaya bahwa Arthous bisa dikalahkan oleh Orba, sungguh mustahil" ujar Silvanus sambil membanting batu pada dinding gua.

"Dengarkan dulu pembicaraan kami" ujar Erina dengan tenang.

"Ceritakan apa yang telah terjadi! Aku ingin tahu itu" Silvanus mengatakan itu dengan marah-marah dan dengan raut wajah kesal.

"Beberapa minggu yang lalu. Kami diserang oleh Orba dan menggunakan kami sebagai alat sandera untuk membunuh Arth. Arth tidak melawan pada saat itu karena melihat teman-teman di gunakan sebagai sandera untuk menangkapnya. Arth menyerahkan dirinya sendiri demi kami dan dibunuh oleh Orba menggunakan senjata milik Arth" ujar Erina sambil menangis karena mengingat hal yang menyakitkan baginya.

"Jadi begitu! Dari dulu Arthous memang sikapnya seperti itu. Apa kalian tahu bahwa Arth teman kalian adalah dewa Arthous?" Ujar Silvanus dengan nada rendah sambil membakar ranting ke dalam api unggun.

"Dewa? Arth seorang dewa?" Ujar mereka serentak dan tidak percaya dengan perkataan Silvanus.

"Ya! Dia dulu seorang dewa yang dikagumi oleh bangsanya sendiri karena telah membangkitkan sihir buatannya, Bahkan duku Arthous di juluki sebagai dewa sihir yang tersohor dan sikapnya yang tidak egois. Waktu itu, aku menjadi iri dengannya karena Arthous memiliki pangkat yang tinggi. Namun, setelah ada sebuah ramalan yang ditemukan oleh Orba dan diyakini bahwa ramalan itu adalah buatan dewa Zabtaruk, semua teman-teman Arthous di bunuh oleh para dewa karena ada dalam ramalan buku itu. Arthous sakit hati dan melawan pada bangsanya sendiri termasuk melawan ku. Pada akhirnya dia melarikan diri ke dunia para iblis dan menjadi raja di sana. Apa kalian tahu raja iblis kerajaan DARK Flame?" Ujar Silvanus dengan serius.

"Ya! Kami tahu itu, raja iblis DARK Flame adalah raja iblis yang di takuti oleh semua bangsa. Itu ada dalam sejarah di sekolah kami!" Jawab Ginny yang ingat dengan pelajaran sekolahnya.

"Raja iblis yang kalian maksud adalah Arthous, Arth teman kalian"

"Apa?" Ujar mereka dengan serentak, tak percaya dengan perkataan Silvanus.

"Arthous menjadi raja iblis setelah kabur dari dunia para dewa. Setelah itu, banyak sekali terjadi peperangan di antara para iblis dan dewa, akibatnya manusia terlibat dalam perang itu. Aku juga tidak tahu mengapa Arthous berubah menjadi manusia. Aku menyadarinya setelah bertempur dengannya beberapa bulan yang lalu. Dan sekarang, Arthous telah tiada. Padahal ada hal yang ingin ku perjuangkan dengannya" ujar Silvanus yang begitu kecewa dengan takdir.

"Begitu ya! Jadi sebenarnya kami kesini ingin mengajak mu untuk melakukan sesuatu terhadap para dewa" ujar Hiuga sambil mengulurkan tangganya pada Silvanus.

"Apapun itu, aku akan menerimanya" jawab Silvanus sambil berjabat tangan dengan Hiuga. "Apa rencana mu?" Ujar Silvanus yang penasaran dengan rencana Hiuga.

"Benar juga! Apa rencana mu Hiuga?" Jawab gadis-gadis dengan serentak.

"Aku telah melakukan penyamaran untuk berpura-pura menjadi manusia dan mengirim surat pada Orba bahwa bangsa manusia ingin mencabut kontrak dengan para dewa. Walaupun itu sebuah kebohongan belaka. Akan tetapi setelah itu, Orba bersama pasukannya tiba-tiba menghilang dari dunia dewa entah kemana. Menurutku mereka percaya dengan surat yang ku kirimkan" ujar Hiuga sambil memberitahukan semua rencananya.

"Aku mengerti! Jadi intinya, kamu ingin aku bergabung dengan manusia untuk melawan Orba begitu?" Silvanus mengatakan itu sambil tersenyum seakan-akan ada hal baru yang telah ia tunggu-tunggukan.

"Ya! Para dewa telah mengirim surat balik kepada para manusia. Pada awalnya para manusia heran dengan apa yang ada di dalam surat yang di tulis oleh Orba. Namun pada akhirnya, kerajaan barat manusia menerima surat itu dan mereka menginginkan sebuah peperangan untuk mempertahankan kerajaan dan ekonomi mereka. Sebenarnya Meraka juga ingin mencabut kontrak dengan para dewa karena sudah tidak tahan dengan perjanjian yang dibuat oleh para dewa. Itu sama saja dengan sistem kerja paksa. Aku ingin kita juga bergabung dengan kerajaan barat untuk menyerang Orba. Bagaimana menurut kalian?" Ujar Hiuga sambil menunjukan surat Orba yang telah Hiuga ambil dari kerajaan barat.

"Yap! Aku nganggur beribu-ribu tahun dan sekarang waktunya bagiku untuk melakukan sesuatu. Aku tidak tahan dengan kesepian seperti ini. Dari pada merasakan kesepian, mending aku mati dalam perjuangan dan peperangan" jawab Silvanus menerima dengan senang hati. "Jika para iblis tahu bahwa Arth adalah raja mereka, mungkin iblis akan membantu manusia untuk menghancurkan para dewa. Tapi sayangnya mereka tidak mengetahuinya. Sungguh tidak adil" ujar Silvanus sambil tertawa. "Tunggu...jika iblis, manusia dan dewa berperang, berarti akan ada banyak korban jiwa. Aku teringat dengan ramalan itu" ujar Silvanus yang menyadari sesuatu.

"Ramalan apa?" Ujar para gadis dengan serentak.

"Sebuah ramalan yang berisi tentang hancurnya dunia ini yang disebabkan oleh bangsa yang membangkang bangsanya sendiri. Bisa dikatakan itu adalah aku, Silvanus, Siestina dan Arth. Jika Arth masih ada" jawab Hiuga dengan raut wajah tidak peduli.

"Hancur? Jadi, selama ini sebenarnya para dewa ingin mencegah ramalan itu?" Ujar Erina yang tak percaya apa yang telah ia dengar.

"Ya Erina. Namun para dewa salah dalam rencananya dan malah membuat kontrak dengan manusia dengan kontrak supaya manusia bekerja paksa untuk mereka. Aku juga tidak terlalu tahu tentang rencana itu. Tapi yang membuat ku ikut membangkang bangsa sendiri adalah karena rencana mereka. Mereka terlalu memikirkan bangsa sendiri dan mengorbankan bangsa lain" jawab Siestina yang juga mengaku membangkang pada bangsa sendiri kepada Erina dan Ginny.

"Aku baru tahu bahwa aku berteman dengan orang-orang hebat seperti kalian. Maksudku, kalian masih memikirkan kami (bangsa manusia) dan mengorbankan diri kalian sendiri demi kami" ujar Ginny sambil berterima kasih kepada Silvanus, Siestina dan Hiuga. "Andai jika Arth ada disini. Ia juga pasti ingin membuat perdamaian di semua bangsa dan menghapus rasa perselisihan di antara semua bangsa" ujar Ginny.

Silvanus, Siestina dan Hiuga tersenyum mendengar kata-kata dari Ginny. "Ya. Kami akan melakukan yang terbaik demi teman-teman kami" jawab ketiga dewa yang membangkang bangsanya sendiri.