webnovel

Bab 8: Hancurkan sekte sesat.

Lingwei melihat ada sebuah pohon persik yang memiliki banyak buah berukuran besar dan juga berwarna cerah di dahannya, tak jauh dari tempatnya semula duduk. Dengan air liur yang menetes, dia segera berlari ke tempat pohon berada dan memanjatnya secara gesit layaknya seekor monyet.

"Wow! Buah ini beraroma sangat harum dan juga manis! Hm, enak banget!" soraknya sembari memetik sebuah persik dan menggigitnya, buah itu terasa sangat enak dengan jus buah yang terasa manis terus mengalir di dalam mulutnya.

Baru kali ini Lingwei mencicipi buah yang terasa sangat lezat.

Tatapannya menyapu seluruh pohon yang memiliki tinggi sekitar 20 meter dan semua dahan dipenuhi oleh buah tersebut. Dalam benak dia mulai berpikir keras dan menerka-nerka. "Buah ini sepertinya tidak ada yang berani mengambilnya, mungkinkah memiliki keistimewaan? Mengingat ada ribuan penghuni di sekte, seharusnya buah ini telah habis begitu menjadi matang. Tapi semua ini dibiarkan saja, hm. Sangat mencurigakan."

Menggosok dagunya, dia kembali berguman dengan suara lemah. "Andai saja pohon ini bisa kumiliki, aku pasti akan sangat bahagia karena tidak akan pernah kekurangan buah enak. Hais! sayang sekali aku tidak punya ruang spasial yang sangat serbaguna seperti di dalam novel-novel itu."

Lingwei begitu tenggelam dalam imajinasi sembari memakan buah persik di atas cabang dengan nyaman. Benar-benar lupa akan tujuannya datang kemari, bahkan dia lupa kepada harimau putih yang telah 'meninggalkannya'.

Dia juga tidak menyadari bahwa telah terjadi sebuah pertempuran hebat di sisi Xiao Bai yang memaksanya untuk menghancurkan beberapa bangunan dan juga membunuh puluhan murid dalam sekali serangan.

Ketika keributan pecah di sana, banyak penjaga dan juga murid yang tengah melakukan berbagai aktivitas di dalam sekte menjadi gugup dan panik, mereka semua segera meninggalkan pekerjaan di tangan dan bergegas ke lokasi.

Segera, Xiao Bai yang membawa seorang wanita terluka di punggungnya, terkepung oleh ratusan manusia dan demonic beast yang memiliki ekspresi kejam serta biadab.

"Tuan, anda sebaiknya pergi dan tinggalkan saja saya di tempat ini. Jangan sampai anda terluka dan kesulitan hanya karena saya." Yue Zi merasa bersalah terhadap harimau putih ini yang datang dan sepertinya ingin menyelamatkannya, tetapi terjebak di dalam kesulitan yang mengancam nyawa.

Dia tidak mau jika kehidupan tak bergunanya akan menyeret nyawa orang lain ke dalam jurang neraka, lebih baik baginya untuk tinggal dan mati perlahan daripada harus melibatkan yang lainnya.

Yue Zi hanya merasa menyesal karena tidak dapat lagi kembali dan merawat anak-anaknya yang masih memerlukan kasih sayang serta perlindungannya. Bagaimana dengan kehidupan mereka nantinya? akankah mereka akan mencarinya? Yue Zi merasa melankolis.

Menanggapi permintaannya, Xiao Bai mengeluarkan geraman rendah yang tidak dapat dimengerti oleh siapapun, semua orang di sekitar yang mendengarnya hanya mengira bahwa harimau itu menggertak mereka dengan suara garangnya.

Padahal yang dia katakan adalah seperti ini. "Jangan khawatir, nyonya. Master akan membantu kita dan menyelamatkan kita."

Banyak orang segera mencibir dan menghinanya.

"Apa kamu pikir dengan menggeram seperti itu, kami akan takut padamu? Ha! Bermimpilah dasar kucing lemah, kami akan membantaimu saat ini juga karena kamu sudah berani menyelinap ke tempat kami dan membuat masalah!"

"Ya benar! Ayo kita bakar dan kuliti dia sebelum mengiris dagingnya sedikit demi sedikit, lalu beri makan kepada anjing peliharaan tetua Xie!"

"Hahaha, ayo serbu!"

"Serbu! Beri mereka pelajaran!"

Semua orang dan beast yang hadir meraung dan berlari menuju Xiao Bai, mereka mengangkat senjata masing-masing untuk menebas dan melukainya..

Yue Zi merasa takut dan gemetar di punggung si harimau, tetapi hanya bisa memejamkan mata erat dan pasrah pada nasibnya.

"Lingwei dan anak-anakku, maafkan ibu karena tidak bisa pulang. Semoga kalian baik-baik saja."

Xiao Bai memutar bola matanya kesal melihat semua makhluk di sekitarnya yang beraninya main keroyokan. Kemudian dia menunduk sedikit dan melompat ke depan, melewati ratusan orang sekaligus dalam sekali gerak.

Kemudian dia mengaum kencang ke arah kerumunan padat yang kini saling bertubrukan dan terluka akibat semua senjata yang teracung sebelumnya.

Aumannya begitu dahsyat disertai angin kencang dan juga aura ganas yang mampu memotong daging manusia seketika. Dengan cara ini, para murid yang masih berada di tahap forging qi dan bahkan fondation realm mengalami cedera yang amat parah dan juga kematian mengerikan di tempat.

Sedangkan untuk para demonic beast dan mereka yang telah berada di tahap core formation awal, hanya memiliki sedikit luka internal dan mengalami muntah darah serta pusing untuk sesaat.

"Tuan ini, anda memiliki tingkat kultivasi yang hebat. Kenapa menyerang sekte saya dan membuat begitu banyak kerusakan untuk kami?" Sang patriak akhirnya datang bersama puluhan tetua sekte dan mereka semua melayang di udara, menatap penuh sarkas terhadap kekacauan di bawah sana dan juga sedikit tidak senang terhadap Xiao Bai.

Harimau itu menatap makhluk angkuh yang terus melayang dengan tidak sopan di atasnya dan menjawab dengan geraman dingin, di mana hanya si patriak yang dapat mengerti.

"Grrr!"

Ekspresi sang patriak menjadi gelap dan terdistrori setelah mendengarnya. Dengan menggertakkan gigi dia berkata, "Anda ingin menghancurkan sekte saya hanya karena anda tidak menyukai dan menganggap bahwa sekte saya sangat tidak enak untuk dipandang? Itu sangat tidak masuk akal!"

Setelah mendengar ucapan sang patriak, semua tetua di belakangnya menjadi sangat geram dan ikut menyalak memarahi Xiao Bai.

"Batapa berani! Kamu benar-benar mencari kematian, ya?"

"Kau hanya datang seorang diri dan berani berucap besar. Sangat bodoh!"

"Kami juga menyadari bahwa kau tampak tak menyenangkan di mata kami, maka kami juga akan menghancurkanmu!"

"Menghancurkan sekte kami, hanya dengan dirimu sendiri? Ha! Betapa omong kosong besar!"

"Kau sepertinya hanya ingin mencari kematian, bocah bau!"

Setelah puas memaki, para tetua mengumpulkan kekuatan mereka dan menyerang ke Xiao Bai!

Hanya saja, sang patriak tidak ikut dalam serangan tersebut, tetapi memilih untuk mengamati situasinya terlebih dahulu. Dia memiliki firasat bahwa harimau di depannya itu bukanlah sesuatu yang dapat dianggap remeh dan dia tidak akan cukup bodoh untuk menyerang pihak lain secara membabi buta tanpa mengetahui kemampuan sebenarnya.

Sebagai seorang patriak yang telah menjalani kehidupan lebih dari seratus tahun, dia tentu merupakan sosok yang sangat berpengalaman. Memiliki pandangan jauh ke depan serta mampu menilai pro dan kontra dalam menghadapi segala situasi.

Terutama saat ini, setelah melihat bahwa semua serangan yang diarahkan padanya sama sekali tidak meninggalkan luka maupun sedikit kerusakan si harimau, sang patriak akhirnya merasa cukup terkejut juga takut.

Dia segera membuat sebuah rencana di dalam benaknya, lalu mundur sebelum menginstruksikan semua tetua agar terus bekerja.

"Serang terus dia secara bersama-sama, aku akan memanggil sang matriak dan meminta izin untuk menggunakan artefak roh untuk membantu kita menangkapnya."

Semua tetua mengangguk setuju dan terus saja melancarkan berbagai serangan sengit.

Sedangkan si patriak, dia masuk ke sebuah gedung di mana matriak berada, mendorong pintu dan segera memeluk keindahan lembut di hadapannya.

Mencium si matriak dengan penuh gairah, dia juga membelai tubuh sexynya yang sangat menggoda, sembari berbisik dengan suara serak. "Kita harus pergi dari sekte ini. Ada penyusup yang sangat kuat datang dan ingin menghancurkan sekte, bahkan jika kita ikut turun tangan dan menghabiskan artefak roh tingkat tinggi. Semuanya akan sia-sia dan bahkan kita akan merugi."

Sang matriak mengalungkan kedua lengannya di sekitar leher pihak lain dan mengangguk patuh sembari tersenyum memikat.

"Oke, ayo pergi!"

Kedua 'manusia' itu segera menyelinap dari gedung dan bersembunyi di atas artefak roh terbang, melintasi seluruh area sekte hendak kabur.

Hanya saja, mereka sepertinya kurang beruntung, karena tiba-tiba artefaknya macet dan rusak. Membuat keduanya jatuh dari ketinggian dan mendarat dengan sangat keras di tanah.

"Oh, ternyata itu bukan seekor burung. Maaf telah melukai kalian berdua." Lingwei keluar dari balik pohon dengan senyum canggung dan menggaruk kepalanya.

***