webnovel

Really, Can I Sleep?

Oh sungguh terimakasih tuhan! "Tapi ... Bolehkah aku tidur sebentar?" Raia tertidur dan terbangun kembali sebagai individu berbeda. Hidup sehari-hari di keluarga yang aneh adalah kehidupan terbaik, makan, berlatih, tidur, bermalas-malasan. Itu adalah hal yang Raia sukai, tetapi pada suatu hari. Raia harus berpisah dari orang-orang tersayang [Ibu] [Ayah] [Nita] [Sany] [Rindou] [Belut listrik bajingan!] Terpisah di dunia yang penuh Naga, penyihir, Titan bahkan Raja Laut. Raia memandangi semua monster adidaya dunia ini dan berkata, "Fuck For You!!! Jangan ganggu waktu tidur ku!!"

_Strawberry_Fresh_ · Cómic
Sin suficientes valoraciones
39 Chs

Chapter 33

(Sorry lama ndak update, palaku pusing karena writter block blm juga hilang, nulis seadanya sekarang.

Tapi tentu setelah writter block berhasil dilampaui, budak anda yang setia ini akan segera merilis chapter lain dalam waktu beberapa jam saja.)

Chapter 33: Sekolah

"Gelap." Raia bergumam.

Langit yang berawan beberapa saat lalu kini tidak terlihat lagi, hanya kegelapan yang terlihat.

Udara yang hangat perlahan berhembus menyelimuti tubuhnya, saat kegelapan yang hening ini mulai beriak, sebuah suara perlahan terdengar.

Awalnya suara itu sangat kecil, tapi semakin lama suara itu terdengar semakin keras suaranya. Raia yang mengambang dikegelapan tanpa batas, mulai menunjukan tanda-tanda bergerak.

Raia membuka mata dan kegelapan di sekelilingnya menghilang, digantikan oleh pemandangan yang indah?

"Raia-sama! Akhirnya anda bangun!"

"Ummh, oke. Terimakasih," Raia dihadapkan oleh keadaan dimana ia tidak bisa berkata apa-apa, "Ngomong-ngomong, kenapa rambutku basah?"

Raia berkata saat ia menyadari bahwa ia sebenarnya dipangku di paha elf ini.

Pada saat yang sama dengan Raia mengatakan itu, Erofu memiliki wajah yang memerah karena malu, Erofu mengalihkan pandangannya kesamping untuk menghindari wajahnya dilihat Raia.

"Hujan."

'Entah, sejak zaman batu yang namanya hujan pasti membasahi seluruh tubuh dan tanah, dan misteri kali ini adalah, kenapa hanya rambutku yang basah?'

Raia berpikir bahwa ia sebenarnya membutuhkan detektif konan untuk menyelidiki misteri ini.

"Ngomong-ngomong, kenapa aku bisa tidur?"

"Anda pingsan."

"Pingsan?"

"Iya, karena kalah telak!"

Raia terkejut dan akan membantah saat ia perlahan bangun, tetapi segera potongan besar informasi mengenai ronde ke 2 memasuki kepalanya.

Otaknya memproses semua informasi ini dengan kecepatan yang menghawatirkan.

Saat semua informasi ia serap, Raia menunjukan wajah suram.

"9 untuk Kurumi, 1 untuk ku."

Diantara 10 pertandingan ini, dia hanya memenangkan satu saja.

Segera ingatan tentang ronde ke dua kembali berputar.

Ronde kedua ini sebenarnya adalah pertandingan yang tidak melibatkan kekerasan dan kerusakan, sesuatu seperti adu panco, tebak-tebakan atau gamsut atau masih banyak lagi.

Dalam permainan adu panco, seharusnya permainan ini adalah permainan yang mampu dimenangkan Raia dalam sekejap, tapi sayang sekali Kurumi sangat cerdas dan memanfaatkan kelemahan fatal Raia.

Menggelitik pinggangnya!

Dengan melakukan itu, seluruh kekuatan Raia berkurang menjadi beberapa persen, puluhan persen kekuatan lainnya dihabiskan untuk tertawa yang membuatnya mengalami kekalahan.

Seharusnya itu dianggap curang tetapi Kurumi membantah bahwa tidak ada peraturan yang membahas tentang melarang menggelitik lawan.

Ya, jangan pikir aku menyerah dengan itu, aku berdebat dengannya yang berujung pada kekalahan mutlak.

Wanita menakutkan!

Pertandingan lain, kali ini adalah gamsut, aku sudah tahu bahwa curang tidak dianggap serius dan segera menggunakan [Foresight] tetapi sekali lagi aku kalah!

Aku melihat Kurumi menggunakan kertas dimasa depan dan aku segera menggunakan gunting, tetapi saat babak penentuan yang keluar adalah batu.

Bagaimana dengan kekalahan ini? Raia tidak berdebat! Ia mengetahui bahwa ia akan kalah jika berdebat, pikirannya saat itu sedang bernasalah karena memikirkan masalah seperti 'apakah skill menjadi tidak berguna?'

Tapi saat ia menggunakan [Foresight]  lagi, ia melihat dirinya yang terkena kotoran burung, Raia segera berpindah dari tempat dan 1 detik kemudian kotoran burung jatuh di tempatnya sebelumnya.

'Masih berguna toh.'

Lalu Ronde lainnya berlangsung dengan kekalahan lainnya, hingga akhirnya pertandingan terakhir yang berupa tebak-tebakan.

Dalam ronde kali ini ia menang karena pertandingannya adalah, 'menebak warna celana dalam lawan.'

Dikatakan celana dalam adalah kehidupan kedua seorang manusia, celana dalam memiliki beberapa varian yang semuanya penuh makna tapi aku tidak akan menjelaskan semuanya karena itu malas.

Dan di ronde ini, Raia menebak dengan benar apa celana dalam Kurumi, bahkan jenisnya sendiri. Dan Kurumi menebak Raia menggunakan celana dalam coklat yang jelas salah karena Raia tidak memakai celana dalam itu sendiri.

...

"Sekarang apa yang harus kita lakukan? "

"Anda menginginkan sesuatu? Raia-sama? "

"Yah, bisa dibilang seperti itu."

"Apa itu?" merasa penasaran, Erofu bertanya pada Raia, jika keinginan Raia itu adalah hal yang mudah didapat, ia ingin membantunya.

"Tidur!"

"Baik?" Erofu bertanya sekali lagi, ia mungkin salah dengar.

"Tidur."

Ternya tidak!

"Disini juga bisa kan?"

"Aku ingin kasur!!"

Apa-apaan ini!?

Erofu menatap Raia dengan mata bersinar!

Sejak kapan Raia-sama menjadi manja!

Oke, ini hal yang baik! Lakukan dan ambil kesempatan ini diriku!

"Raia-sama, silahkan nikmati!" Erofu mempersembahkan pahanya kembali.

"Ha?" Raia nampak bingung.

"Silahkan gunakan pahaku ini untuk dijadikan bantal."

"Tidak mau! Aku ingin kasur besar!"

Serius! Raia-sama manja? Tapi itu terlihat sedikit ... Menggemaskan!

Walaupun Raia terlihat seperti remaja matang, tapi jika dilihat baik-baik wajahnya masih sedikit mempertahankan wajah anak dibawah 17.

"Raia-sama, berapa usia anda?"

Kali ini Raia yang berada dalam perenungan, menurut perhitungannya yang dalam, usia sebenarnya adalah 111 tahun, tapi tidak mungkin ia mengatakan itu.

"11 tahun!"

Muda!!

Tidak diduga, 11 tahun? Apakah dunia bercanda? Itu seharusnya usia anak-anak masuk sekolah menengah pertama! Apa yang dilakukannya di tengah hutan ini? Lagian! Apakah wajar anak 11 tahun memiliki kekuatan sebesar itu?

Jika memang demikian, maka itu adalah hal yang sangat baik.

"Raia-sama, apa kamu tertarik pada sekolah?"

Sekolah? Jangan bercanda!

"Tidak! Tidak mau!"

"Kenapa?"

"Maksudku, itu adalah tempat bising yang mengharuskan anak-anak hadir untuk menghipnotis siswa kan?"

Menghipnotis? Apa yang Raia-sama bicarakan?

"Tidak, tidak-tidak anda salah paham disini! Sekolah adalah tempat untuk mendidik siswa untuk menggapai cita-cita mereka, bukan untuk menyiksa mereka."

"Benarkah?"

"Humu! Apalagi, sekolah ini dibangun sendiri oleh elder earth dengan serangkaian keamanan tingkat tinggi, bahkan jika anda memiliki sepuluh ribu kembaran untuk menghancurkan sekolah, sekolah itu tidak akan hancur. Tentu saja bukan hanya itu, anda juga akan mendapatkan manfaat pribadi jika anda mampu menjadi nomor satu disekolah."

'Yah serius, 10.000 kembaran? Ibu, anda hebat sekali melahirkan sepuluh ribu anak.' Raia tersenyum kecut.

"Seperti itu ... Lalu, jika aku menjadi nomor 1 di sekolah, apa untungnya?"

Disini, Erofu menyeringai.

"Anda akan mendapatkan tanah pribadi untuk membangun mansion yang dibiayai oleh sekolah, tentu saja kebutuhan sehari-hari anda akan disediakan oleh sekolah dan uang saku anda akan diberikan dari sekolah. Ditambah lagi, anda akan mendapatkan pembantu pribadi anda! "

Raia mengangguk.

'Apakah Raia-sama tidak tertarik?'

"Tentu saja itu hanyalah awal, anda diperbolehkan untuk belajar dimansion anda bersama guru pilihan anda, anda dapat memakai pakaian bebas saat hadir disekolah."

Raia mengangguk sekali lagi.

'Apakah Raia-sama benar-benar tidak tertarik?!'

"D-dengan kata lain, anda bisa malas-malasan sepuas anda."

"A-APA!? I-I-ITU BENAR! SEKOLAH SEPERTI ADA? SEKOLAH YANG MEMBIARKAN ANAK-ANAKNYA BERMALAS-MALASAN!?"

"Ya! Tapi itu semua hanya berlaku jika anda menjadi nomor satu di segala jurusan, tapi yang lebih penting lagi, Raia sama tolong berhenti menggoyang bahuku, itu membuatku agak pusing!"

"Ohh, maaf. Tunggu apa lagi Erofu! Ayo berangkat!"

'Dan anda sangat bersemangat hanya ketika saya mengatakan malas-malasan? Raia-sama, anda menganggap sekolah seperti itu ternyata.'

"Ngomong-ngomong, perjalanan kesekolah itu agak jauh, lalu sebelum itu anda harus menemani saya untuk mengambil kembali anak panah yang telah digunakan."

Raia yang sudah berdiri dan akan berjalan ke arah acak, tiba-tiba berhenti dan menatap Erofu.

"Kenapa tidak membelinya saja di—" Raia tiba-tiba diam.

"Di?"

"Ah lupakan! Mari kita ambil satu per satu anak panah itu!"

"O-oke."

Melihat itu, Raia menghela nafas lega.

'Gawat! 11 tahun tidak berakting, aku rasa aku berkarat sekarang, kenapa aku bisa melupakan peranku saat ini? Peran anak polos yang kekurangan akal sehat mengenai sekitar?'

Anda pasti tahu kenapa alasan Raia berakting, pertama Raia sedang mengumpulkan informasi.

Informasi yang ia dapat sejauh ini adalah sekolah ini seharusnya adalah sekolah tingkat tinggi yang dipenuhi bangsawan, alasan kenapa Raia memikirkan itu adalah masalah keamanan yang berlebihan.

Untuk apa memiliki keamanan kuat itu untuk melindungi siswa? Itu jelas karena menunjukan bahwa siswa sekolah itu adalah anak orang penting, lagipula, jika itu adalah sekolah dengan siswa biasa alias dari rakyat jelata, Raia menduga Elder Earth tidak akan turun tangan dalam proses konstruksinya.

Kedua, Raia menganggap ada negara atau kerajaan tidak jauh disini, sekolah sepenting itu tidak mungkin diletakan di pedasaan, itu seharusnya adalah sekolah yang terletak di negara adidaya.

Dan sekian informasi yang Raia simpulkan.

Segera bayangan kedua orang,  Raia dan Erofu, tersebut menghilang dari pandangan.  Menuju ke kedalaman hutan yang gelap.

Untuk chapter berikutnya, saya akan update tanggal 16 September 2020.

saya juga membuat chapter tentang Biodata Raia di Volume Auxiliary. anda bisa memeriksa penampilan Raia disana

_Strawberry_Fresh_creators' thoughts